Dosen FTP UGM Menang di LOreal-UNESCO For Women in Science 2023
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) Widiastuti Setyaningsih terpilih sebagai pemenang L’Oréal-UNESCO For Women in Science 2023 di tingkat Indonesia. Widiastuti adalah dosen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian.
Sejak tahun 2004, program L’Oréal-UNESCO For Women in Science Awards ini dijalankan di Indonesia bekerja sama dengan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan tujuan untuk mengakui, mendorong, dan mendukung perempuan dalam bidang sains.
Penghargaan ini diberikan sebagai apresiasi kepada peneliti perempuan muda berbakat yang mendedikasikan kariernya untuk mengembangkan inovasi ilmiah dan berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan dan kemajuan masyarakat.
Baca juga: Sosok Ridi Ferdiana, Profesor Muda UGM dan Risetnya yang Unik, Salah Satunya Teliti Bahasa Kucing
Dalam proposalnya yang berjudul “Banana Flower: A Potential Functional Ingredient for Promoting Mental Wellness in The Post COVID 19 Era,” Widiastuti menemukan potensi bunga pisang untuk dikembangkan sebagai ingredien fungsional yang dapat menjaga kesehatan mental masyarakat Indonesia dan global di era pasca pandemi COVID-19.
Penelitian ini dilatarbelakangi atas terjadinya peningkatan prevalensi kecemasan dan depresi pada 25% penduduk dunia yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19. Dr. Widiastuti menawarkan solusi melalui pemanfaatan bunga pisang tinggi triptofan sebagai sumber prekursor neurotransmitter serotonin. Ekstraksi komponen ini dalam pengembangan ingredien fungsional, mempermudah formulasinya untuk dielaborasikan dengan beragam bentuk produk pangan.
Baca juga: Cetak Sejarah, Pramadita Wicaksono Jadi Guru Besar Termuda UGM, Berusia 35 Tahun
Penggunaan bunga pisang juga mendukung implementasi ekonomi sirkuler dengan mengolah limbah perkebunan menjadi ingredien fungsional yang lebih bernilai dan bermanfaat. “Saat ini, sebagian besar bunga pisang dari perkebunan hanya dibuang sebagai limbah atau dimanfaatkan minimalis sebagai kompos,” katanya, dikutip dari laman UGM, Minggu (26/11/2023).
Proyek ini akan melibatkan pengujian in vivo untuk penentuan dosis yang tepat dalam menjaga mood yang baik. Hasilnya akan digunakan sebagai basis dalam pengembangan ingredien fungsional yang nantinya dapat secara flexible diaplikasikan dalam produksi beragam bentuk produk pangan yang melibatkan industri skala kecil hingga besar.
Produk pangan fungsional tersebut dapat menjadi alternatif makanan sehat yang memiliki efek positif dalam menjaga kesehatan mental masyarakat Indonesia maupun dunia di era pasca pandemi.
Sejak tahun 2004, program L’Oréal-UNESCO For Women in Science Awards ini dijalankan di Indonesia bekerja sama dengan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan tujuan untuk mengakui, mendorong, dan mendukung perempuan dalam bidang sains.
Penghargaan ini diberikan sebagai apresiasi kepada peneliti perempuan muda berbakat yang mendedikasikan kariernya untuk mengembangkan inovasi ilmiah dan berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan dan kemajuan masyarakat.
Baca juga: Sosok Ridi Ferdiana, Profesor Muda UGM dan Risetnya yang Unik, Salah Satunya Teliti Bahasa Kucing
Dalam proposalnya yang berjudul “Banana Flower: A Potential Functional Ingredient for Promoting Mental Wellness in The Post COVID 19 Era,” Widiastuti menemukan potensi bunga pisang untuk dikembangkan sebagai ingredien fungsional yang dapat menjaga kesehatan mental masyarakat Indonesia dan global di era pasca pandemi COVID-19.
Penelitian ini dilatarbelakangi atas terjadinya peningkatan prevalensi kecemasan dan depresi pada 25% penduduk dunia yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19. Dr. Widiastuti menawarkan solusi melalui pemanfaatan bunga pisang tinggi triptofan sebagai sumber prekursor neurotransmitter serotonin. Ekstraksi komponen ini dalam pengembangan ingredien fungsional, mempermudah formulasinya untuk dielaborasikan dengan beragam bentuk produk pangan.
Baca juga: Cetak Sejarah, Pramadita Wicaksono Jadi Guru Besar Termuda UGM, Berusia 35 Tahun
Penggunaan bunga pisang juga mendukung implementasi ekonomi sirkuler dengan mengolah limbah perkebunan menjadi ingredien fungsional yang lebih bernilai dan bermanfaat. “Saat ini, sebagian besar bunga pisang dari perkebunan hanya dibuang sebagai limbah atau dimanfaatkan minimalis sebagai kompos,” katanya, dikutip dari laman UGM, Minggu (26/11/2023).
Proyek ini akan melibatkan pengujian in vivo untuk penentuan dosis yang tepat dalam menjaga mood yang baik. Hasilnya akan digunakan sebagai basis dalam pengembangan ingredien fungsional yang nantinya dapat secara flexible diaplikasikan dalam produksi beragam bentuk produk pangan yang melibatkan industri skala kecil hingga besar.
Produk pangan fungsional tersebut dapat menjadi alternatif makanan sehat yang memiliki efek positif dalam menjaga kesehatan mental masyarakat Indonesia maupun dunia di era pasca pandemi.
(nnz)