Sri Ratna Laksmiastuti Octavian Luncurkan Buku Penyakit Gingiva pada Anak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penyakit jaringan penyangga gigi bersama karies gigi, merupakan penyakit gigi dan mulut yang paling banyak dijumpai di masyarakat, termasuk pada anak.
Gingiva atau gusi merupakan jaringan penyangga gigi yang tampak secara klinis dalam rongga mulut. Prevalensi penyakit periodontal/periodontitis di Indonesia menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 adalah sebesar 74,1%.
Baca juga: Fadli Zon Luncurkan Buku Pesona Wayang Indonesia
Perhatian para dokter gigi dan orang tua umumnya lebih terfokus pada karies gigi atau gigi berlubang. Penyakit periodontal yang gejala awalnya berupa gingivitis atau keradangan pada gingiva bila tidak dirawat dengan baik akan dapat mengakibatkan kerusakan yang lebih parah, melibatkan kerusakan jaringan penyangga gigi yang lebih dalam.
Penelitian dan pembahasan tentang tentang penyakit periodontal pada anak tidak sebanyak seperti pembahasan dan penelitian tentang karies.
Dr. drg. Sri Ratna Laksmiastuti Octavian. Foto/Istimewa
Buku “Penyakit Gingiva pada Anak” ditulis dan diterbitkan untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan kedokteran gigi, khususnya ilmu kedokteran gigi anak.
Baca juga: Buku Kisah Kedekatan Kapolri dengan Masyarakat dan Mahasiswa Resmi Dirilis
Buku ini antara lain membahas tentang definisi, epidemiologi, faktor etiologi, faktor risiko, pathogenesis, klasifikasi, aspek genetik, aspek mikrobiologi, penegakkan diagnosis dan penatalaksanaan penyakit gingiva pada anak.
Buku ini dapat menjadi referensi dan bahan pertimbangan untuk sejawat dokter gigi dan tenaga kesehatan lain dalam praktik sehari-hari, juga untuk para mahasiswa kedokteran gigi dalam menjalani kegiatan klinik profesi.
Pengetahuan yang memadai serta pemahaman yang baik tentang penyakit gingiva pada anak diharapkan dapat berkontribusi pada tujuan mulia yaitu meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut anak Indonesia.
Dr. drg. Sri Ratna Laksmiastuti Octavian, Sp.KGA adalah Dokter Gigi Spesialis Kedokteran Gigi Anak yang sehari-hari bekerja sebagai Staf Pengajar di Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti Jakarta.
Gingiva atau gusi merupakan jaringan penyangga gigi yang tampak secara klinis dalam rongga mulut. Prevalensi penyakit periodontal/periodontitis di Indonesia menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 adalah sebesar 74,1%.
Baca juga: Fadli Zon Luncurkan Buku Pesona Wayang Indonesia
Perhatian para dokter gigi dan orang tua umumnya lebih terfokus pada karies gigi atau gigi berlubang. Penyakit periodontal yang gejala awalnya berupa gingivitis atau keradangan pada gingiva bila tidak dirawat dengan baik akan dapat mengakibatkan kerusakan yang lebih parah, melibatkan kerusakan jaringan penyangga gigi yang lebih dalam.
Penelitian dan pembahasan tentang tentang penyakit periodontal pada anak tidak sebanyak seperti pembahasan dan penelitian tentang karies.
Dr. drg. Sri Ratna Laksmiastuti Octavian. Foto/Istimewa
Buku “Penyakit Gingiva pada Anak” ditulis dan diterbitkan untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan kedokteran gigi, khususnya ilmu kedokteran gigi anak.
Baca juga: Buku Kisah Kedekatan Kapolri dengan Masyarakat dan Mahasiswa Resmi Dirilis
Buku ini antara lain membahas tentang definisi, epidemiologi, faktor etiologi, faktor risiko, pathogenesis, klasifikasi, aspek genetik, aspek mikrobiologi, penegakkan diagnosis dan penatalaksanaan penyakit gingiva pada anak.
Buku ini dapat menjadi referensi dan bahan pertimbangan untuk sejawat dokter gigi dan tenaga kesehatan lain dalam praktik sehari-hari, juga untuk para mahasiswa kedokteran gigi dalam menjalani kegiatan klinik profesi.
Pengetahuan yang memadai serta pemahaman yang baik tentang penyakit gingiva pada anak diharapkan dapat berkontribusi pada tujuan mulia yaitu meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut anak Indonesia.
Dr. drg. Sri Ratna Laksmiastuti Octavian, Sp.KGA adalah Dokter Gigi Spesialis Kedokteran Gigi Anak yang sehari-hari bekerja sebagai Staf Pengajar di Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti Jakarta.
(nnz)