Asesmen Diagnostik Dinilai Penting untuk Peningkatan Capaian Belajar Siswa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Para akademisi, praktisi pendidikan , peneliti, mahasiswa , dan pegiat pendidikan berkumpul untuk berdiskusi untuk membahas tantangan di dunia pendidikan. Terutama setelah lewatnya pandemi Covid-19 dan implementasi MBKM.
Forum digelar Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI) melalui International Conference on Educational Research and Evaluation (ICERE) ke-3 di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Direktur Asesmen Pendidikan Australian Council for Educational Research (ACER) Jarrod Hingston ACER mengatakan, basis pengukuran pendidikannya kepada hasil riset dan bukti, untuk mampu mengindentifikasi dengan tepat apa saja capaian murid sejak awal hingga sepanjang jalan pembelajarannya.
Baca juga: 15 Contoh Teks Negosiasi dalam Keluarga, Membangun Harmoni dan Kesepakatan Bersama
Menurut Jarrod, tingkat capaian dalam asesmen diagnostik ACER bukan dibagi ke dalam kelas ataupun umur murid, namun ke dalam suatu tingkat pencapaian keahlian yang lebih luas.
Selain itu juga memungkinkan guru melakukan deteksi dini mengenai posisi capaian muridnya terhadap standar yang diwajibkan oleh kurikulum nasional (yang dibagi ke dalam tingkatan kelas) untuk mengetahui apa saja area pembelajaran yang telah dan yang belum dikuasai oleh tiap-tiap muridnya.
“Kami percaya amatlah penting bagi murid untuk mampu melihat progress dirinya sendiri, dalam banyak kesempatan, fokus lebih diberikan kepada defisit dan bukan kepada kesuksesan capaian pembelajaran,” ungkap Jarrod, dalam siaran pers, Minggu (3/12/2023).
Memberikan pemahaman kepada murid mengenai hal yang mereka perlu dalami dalam pembelajarannya adalah suatu upaya humanistik sederhana yang bisa guru dan sekolah berikan kepada murid.
Hal ini menjadi contoh nyata dari realisasi ide pemberdayaan murid sebagai agen untuk dirinya sendiri dan murid diharapkan untuk lebih terlibat serta mampu memberikan masukannya dalam proses pengambilan keputusan mengenai perjalanan belajarnya.
Baca juga: Lulusan SMA Dominasi Komposisi Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Indonesia, Segini Jumlahnya
Direktur ACER Indonesia Mariam Kartikatresni menyatakan harapannya agar asesmen diagnostik yang diperkenalkan oleh ACER akan mampu berkontribusi dalam upaya kesuksesan pencapaian belajar setiap anak.
“Asesmen diagnostik kami dapat membantu guru mengidentifikasi posisi pencapaian anak agar memiliki informasi yang cukup untuk menjalankan 'differentiated learning' dalam pembelajaran,” jelas Mariam.
Wakil Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Bahrul Hayat dalam paparannya mengatakan, kemajuan belajar akan menjadi masa depan asesmen pendidikan, dan pendekatan ini akan memudahkan kita untuk mengimplementasikan anjuran untuk melakukan pengajaran di tingkat yang sesuai (teach at the right level).
Dalam presentasinya yang membahas secara luas mengenai tren dalam asesmen pendidikan, Bahrul mejelaskan bahwa asesmen yang terpusat pada murid, asesmen multi-sumber, serta asesmen multi-format sebagai beberapa pendekatan informatif yang dapat dimanfaatkan oleh guru serta pembuat kebijakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik mengenai pembelajaran di sekolah.
Sementara itu Prof Awaluddin Tjalla selaku ketua panitia ICERE ke-3 sekaligus ketua HEPI UKD Jabodetabek dan koordinator Program Studi S3 PEP Program Pascasarjana UNJ mengatakan, kegiatan ini diharapkan memberikan kontribusi guna menjawab tantangan pendidikan pascapandemi.
Selain itu dia menambahkan, melalui kegiatan ini artikel peserta yang terpilih dalam ICERE III akan diterbitkan di Jurnal Pengukuran dan Psikologi Pendidikan Indonesia (JP3I) terindeks Scopus.
Forum digelar Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI) melalui International Conference on Educational Research and Evaluation (ICERE) ke-3 di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Direktur Asesmen Pendidikan Australian Council for Educational Research (ACER) Jarrod Hingston ACER mengatakan, basis pengukuran pendidikannya kepada hasil riset dan bukti, untuk mampu mengindentifikasi dengan tepat apa saja capaian murid sejak awal hingga sepanjang jalan pembelajarannya.
Baca juga: 15 Contoh Teks Negosiasi dalam Keluarga, Membangun Harmoni dan Kesepakatan Bersama
Menurut Jarrod, tingkat capaian dalam asesmen diagnostik ACER bukan dibagi ke dalam kelas ataupun umur murid, namun ke dalam suatu tingkat pencapaian keahlian yang lebih luas.
Selain itu juga memungkinkan guru melakukan deteksi dini mengenai posisi capaian muridnya terhadap standar yang diwajibkan oleh kurikulum nasional (yang dibagi ke dalam tingkatan kelas) untuk mengetahui apa saja area pembelajaran yang telah dan yang belum dikuasai oleh tiap-tiap muridnya.
“Kami percaya amatlah penting bagi murid untuk mampu melihat progress dirinya sendiri, dalam banyak kesempatan, fokus lebih diberikan kepada defisit dan bukan kepada kesuksesan capaian pembelajaran,” ungkap Jarrod, dalam siaran pers, Minggu (3/12/2023).
Memberikan pemahaman kepada murid mengenai hal yang mereka perlu dalami dalam pembelajarannya adalah suatu upaya humanistik sederhana yang bisa guru dan sekolah berikan kepada murid.
Hal ini menjadi contoh nyata dari realisasi ide pemberdayaan murid sebagai agen untuk dirinya sendiri dan murid diharapkan untuk lebih terlibat serta mampu memberikan masukannya dalam proses pengambilan keputusan mengenai perjalanan belajarnya.
Baca juga: Lulusan SMA Dominasi Komposisi Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Indonesia, Segini Jumlahnya
Direktur ACER Indonesia Mariam Kartikatresni menyatakan harapannya agar asesmen diagnostik yang diperkenalkan oleh ACER akan mampu berkontribusi dalam upaya kesuksesan pencapaian belajar setiap anak.
“Asesmen diagnostik kami dapat membantu guru mengidentifikasi posisi pencapaian anak agar memiliki informasi yang cukup untuk menjalankan 'differentiated learning' dalam pembelajaran,” jelas Mariam.
Wakil Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Bahrul Hayat dalam paparannya mengatakan, kemajuan belajar akan menjadi masa depan asesmen pendidikan, dan pendekatan ini akan memudahkan kita untuk mengimplementasikan anjuran untuk melakukan pengajaran di tingkat yang sesuai (teach at the right level).
Dalam presentasinya yang membahas secara luas mengenai tren dalam asesmen pendidikan, Bahrul mejelaskan bahwa asesmen yang terpusat pada murid, asesmen multi-sumber, serta asesmen multi-format sebagai beberapa pendekatan informatif yang dapat dimanfaatkan oleh guru serta pembuat kebijakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik mengenai pembelajaran di sekolah.
Sementara itu Prof Awaluddin Tjalla selaku ketua panitia ICERE ke-3 sekaligus ketua HEPI UKD Jabodetabek dan koordinator Program Studi S3 PEP Program Pascasarjana UNJ mengatakan, kegiatan ini diharapkan memberikan kontribusi guna menjawab tantangan pendidikan pascapandemi.
Selain itu dia menambahkan, melalui kegiatan ini artikel peserta yang terpilih dalam ICERE III akan diterbitkan di Jurnal Pengukuran dan Psikologi Pendidikan Indonesia (JP3I) terindeks Scopus.
(nnz)