Cerita Rivaldy, Penerima Beasiswa ADik dari Papua Lulus Kedokteran di UGM

Kamis, 07 Desember 2023 - 09:20 WIB
loading...
Cerita Rivaldy, Penerima Beasiswa ADik dari Papua Lulus Kedokteran di UGM
Penerima beasiswa ADik dari Nabire, Papua Tengah Rivaldy Bram Waromi berhasil lulus S1 Kedokteran dari UGM. Foto/UGM.
A A A
JAKARTA - Penerima beasiswa ADik dari Nabire, Papua Tengah Rivaldy Bram Waromi berhasil lulus S1 Kedokteran dari UGM. Dia adalah salah satu dari 72 lulusan dari daerah 3T (Terdepan, Terpencil, Terluar).

Rivaldy lulus dari Program Studi Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan diwisuda pada Wisuda Program Sarjana dan Sarjana Terapan Periode I TA 2023/2024 November 2023 lalu.

Momen Bersejarah Putra Asli Nabire


Rivaldy mengaku begadang selamaman menjelang upacara wisuda dan juga mensyukuri berkah perjalanannya bisa mencapai gelar Sarjana Kedokteran UGM.

Dia begitu menanti momen-momen bersejarah menerima ijazah tersebut. ”Ini peristiwa yang saya tunggu, terkadang masih belum percaya dengan capaian ini. Jauh saya dari Nabire, Papua akhirnya lulus, Puji Syukur,” katanya, dikutip dari laman UGM, Kamis (7/12/2023).

Baca juga: 9 PTN yang Memiliki Rumah Sakit Pendidikan, Fasilitas Penting untuk Daftar Kedokteran

Kebahagiannya makin sempurna karena ayah dan ibunya terbang dari Papua Tengah guna menyaksikan momen bersejarah Rivaldy. Orang tuanya menyaksikannya menerima ijazah kedokteran UGM sebagai bukti perjuangannya selama ini.

Diragukan Bisa Masuk Kedokteran UGM


Meski lulus dalam rentang waktu 10 semester, Rivaldy tetap bangga dan mendedikasikannya bagi semua khususnya warga Nabire. Baginya setiap orang memiliki cara belajar yang berbeda-beda, dan ia lebih suka belajar secara bekelompok dan melakukan diskusi bersama.

Sempat berminat melanjutkan belajar seni setelah lulus SMA, Rivaldy diremehkan dan tidak dipercaya bisa masuk Fakultas Kedokteran UGM oleh teman-temannya. Memang diakuinya, ia sempat merasakan keragu-raguan itu, namun kedua orang tua terus mendorongnya untuk mencoba.

”Saya ditentang untuk pilih seni, orang tua mendorong untuk kedokteran. Saya tes dan saat pengumuman ternyata saya lulus pada pilihan pertama. Saya pun kuliah di Program Studi Kedokteran sampai sekarang, dan kini saya menjalani koas,” tuturnya.

Jalan Ninja Lolos Beasiswa ADik


Bukan saat kuliah di FKKMK UGM saja Rivaldy mendapatkan beasiswa afirmasi, ternyata saat di SMA ia juga mendapatkan beasiswa jalur Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM).

Setelah lulus SMA, ia pun mendapatkan kesempatan yang sama mengikuti tes dari program ADik (Afirmasi Pendidikan Tinggi) untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

Baca juga: Beasiswa KAGAMA untuk Mahasiswa UGM, Buruan Daftar !

Ia mengaku tak mudah untuk lolos seleksi beasiswa jalur afirmasi karena harus bersaing dengan teman-teman dari berbagai daerah di Indonesia yang tiap tahun selalu dibanjiri peminat ini.

”Menyicil nilai rata-rata yang baik sejak semester satu duduk di bangku SMA adalah jalan ninjanya agar bisa lolos beasiswa ADik. Termasuk tekun dengan mengikuti kursus pada mata pelajaran yang kurang dikuasainya. Berlatih menjawab soal untuk menambah variasi penyelesaian masalah, dan juga belajar mandiri mencari referensi belajar penyelesaian soal dari kanal YouTube,” imbuhnya.

Konsultasi ke Psikiater untuk Tumbuhkan Motivasi Belajar


Ia mengaku awal-awal masa kuliah di FKKMK UGM, ia mengaku mengalami kesulitan. Bahkan, saking tidak mudahnya mempelajari ilmu kedokteran, nilainya tidak pernah stabil cenderung menurun.

”Saya pun harus rutin berkonsultasi dengan psikiater untuk menumbuhkan kembali motivasi belajar. Belajar di kedokteran sangat sulit, apalagi yang tidak minat 100 persen tentunya mengalami kesulitan juga dalam beradaptasi. Sistem belajar di kedokteran berputar dan bergerak maju sangat cepat,” terangnya.

Meski demikian, menuntut ilmu di FKKMK UGM telah menempanya mendapat banyak pengalaman. Belajar menjadi dokter, menurut Rivaldy, belajar menjadi leader yang bertanggung jawab dan mampu memberikan keputusan yang tepat dan cepat.

Mempelajari ilmu kedokteran telah menjadikannya lebih mampu untuk bisa memahami tentang tubuhnya sendiri, orang lain, dan lingkungan. Kebiasaan-kebiasaan yang baik dan tidak baik tentunya dapat berdampak bagi kehidupan pribadi maupun lingkungan sekitar.

Baca juga: Cerita Lunar, Peraih Beasiswa ADik di UNUD Asal Papua dan Mimpinya Bisa ke Jepang

Kemampuan dalam berteman dan mencari koneksi, menurut Rivaldy, menjadi salah satu kunci. Menurutnya, itu perlu dilakukan agar tetap mampu bertahan kuliah dan menunjang proses-proses belajar berikutnya.

Meski tidak memiliki strategi khusus dalam belajar, Rivaldy terus belajar mencintai Program Studi Pendidikan Dokter. Ini terus ia tumbuhkan agar niat dan minat belajarnya semakin kuat dan konsisten.

”Niat dan ketekunan menjadi hal terpenting yang harus dipupuk dan lakukan,” ungkapnya.

Ingin Mengabdi Jadi Dokter di Daerahnya


Kini Rivaldy menjalani pendidikan co-asst sebelum menyandang profesi seorang dokter. Ia berencana kembali ke Nabire setelah lulus menjadi dokter nanti. Ia berangan-angan bisa mendalami Ilmu Obstetri dan Ginekologi, dan bercita-cita menjadi dokter spesialis bedah dan kandungan.

”Di luar kegiatan co-asst ingin sih menambah pengetahuan dengan mengambil studi magister dalam bidang bisnis dan manajemen,” papar wisudawan dengan indeks prestasi 3,3 ini.

Meskipun nantinya menekuni profesi dokter di Nabire, Rivaldy masih menyimpan keinginan lama yaitu membuka bisnis di bidang fashion. Bukan tanpa sebab, karena di daerah asalnya Nabire banyak ditemui pengrajin seperti pembuat tas noken (tas tradisional Papua), hiasan, kalung dan lain sebagainya.

Tidak hanya itu, ia nantinya ingin membantu mengembangkan pendidikan jenjang SD, SMP dan SMA di Papua Tengah. Ia berharap agar anak-anak di Papua Tengah memiliki kesempatan yang sama dalam belajar.

”Saya ingin membuka usaha itu sekaligus memfasilitasi para pengrajin yang mayoritas ibu- ibu dan anak muda untuk mengembangkan keahlian dan membuka lapangan pekerjaan bagi mereka,” tutur Rivaldy, wisudawan kelahiran tahun 2000 ini.
(nnz)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1382 seconds (0.1#10.140)