Komitmen pada Transisi Energi, Unsada Gelar FGD Panas Bumi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekolah Pascasarjana Energi Terbarukan Universitas Dharma Persada (Unsada) berkomitmen mendukung pengembangan energi terbarukan dengan menggelar Focus Group Discussion ( FGD ) khusus mengenai potensi panas bumi. FGD ini dihadiri oleh berbagai sektor seperti pemerintah, praktisi industri, asosiasi, akademisi, maupun mahasiswa.
Indonesia dikaruniai potensi panas bumi yang cukup besar, yakni mencapai 40% dari potensi panas bumi di dunia. Untuk mendukung era transisi energi guna memenuhi target net zero emission, maka potensi panas bumi di Indonesia perlu mendapatkan porsi yang memadai, yakni dengan menghasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang bersifat berkelanjutan.
Baca juga: Selamat, Untar Jadi PTS dengan Skor SINTA Tertinggi
Anggota DEN RI dan Dosen Pascasarjana Energi Terbarukan Universitas Darma Persada, As Natio Lasman mengungkapkan baru sekitar 10% atau 2,4 GW potensi panas bumi yang dimanfaatkan untuk PLTP. Sehingga perlu adanya dukungan dari berbagai pihak untuk mendukung percepatan pengembangan panas bumi di Indonesia.
"Dalam upaya ini, seruan dukungan dari berbagai pihak menjadi krusial. Terutama, penting untuk menggandeng universitas dalam mendukung langkah-langkah menuju misi ini. Saya rasa kontribusi pendidikan, terutama melalui peran universitas, akan menjadi pilar utama yang baik untuk mewujudkan visi bersama menciptakan percepatan pengembangan panas bumi," katanya, melalui siaran pers, Senin (15/1/2024)
Kepala Program Studi Teknik Energi Terbarukan Sekolah Pascasarjana Universitas Darma Persada Aep Syaepul Uyun mengungkapkan bahwa FGD ini ditujukan untuk berkolaborasi dalam merancang solusi inovatif yang dapat meningkatkan pemanfaatan panas bumi sebagai sumber energi yang berkelanjutan.
"Kami percaya bahwa universitas memiliki peran kunci dalam memajukan teknologi berkelanjutan, dan energi panas bumi menjadi fokus utama kami saat ini. Melalui FGD ini, kami ingin menciptakan platform kolaboratif untuk mendukung riset inovatif dan pengembangan proyek-proyek yang dapat memberikan kontribusi positif terhadap keberlanjutan lingkungan," ungkap Aep.
Baca juga: BINUS Business School Ranking 36 Terbaik se-Asia di QS Global MBA 2024
Selanjutnya, menurut As Natio kegiatan ini bersinergi menghadirkan berbagai pihak untuk duduk bersama berdiskusi mengenai tantangan dan keuntungdan dalam mengembangkan PLTP di Indonesia.
FGD ini akan dilaksanakan pada 20 Januari 2024 dengan menghadirkan pembicara di antaranya Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Harris Yahya, Anggota DEN RI dan Dosen Universitas Dharma Persada As Natio Lasman, dan Praktisi Industri Direktur Utama PT Geo Dipa Energi Riki Firmandha Ibrahim.
Ketiganya akan membahas dari aspek pemerintah, akademis, dan praktisi dengan memberikan pandangan mengenai tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan panas bumi di Indonesia.
Aep menambahkan acara yang bertempat di Gedung Rektorat Universitas Dharma Persada ini diharapkan dapat menjadi forum yang produktif untuk mengidentifikasi potensi kolaborasi antara sektor pemerintah, industri, dan akademisi guna merumuskan langkah-langkah strategis dalam mengoptimalkan pemanfaatan panas bumi di Indonesia.
"Selain itu, dengan menggabungkan perspektif dari berbagai pihak, FGD ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan untuk merangsang pertumbuhan sektor energi panas bumi di Indonesia, sejalan dengan komitmen negara dalam mencapai target energi terbarukan dan net zero emission." tambah Aep.
Indonesia dikaruniai potensi panas bumi yang cukup besar, yakni mencapai 40% dari potensi panas bumi di dunia. Untuk mendukung era transisi energi guna memenuhi target net zero emission, maka potensi panas bumi di Indonesia perlu mendapatkan porsi yang memadai, yakni dengan menghasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang bersifat berkelanjutan.
Baca juga: Selamat, Untar Jadi PTS dengan Skor SINTA Tertinggi
Anggota DEN RI dan Dosen Pascasarjana Energi Terbarukan Universitas Darma Persada, As Natio Lasman mengungkapkan baru sekitar 10% atau 2,4 GW potensi panas bumi yang dimanfaatkan untuk PLTP. Sehingga perlu adanya dukungan dari berbagai pihak untuk mendukung percepatan pengembangan panas bumi di Indonesia.
"Dalam upaya ini, seruan dukungan dari berbagai pihak menjadi krusial. Terutama, penting untuk menggandeng universitas dalam mendukung langkah-langkah menuju misi ini. Saya rasa kontribusi pendidikan, terutama melalui peran universitas, akan menjadi pilar utama yang baik untuk mewujudkan visi bersama menciptakan percepatan pengembangan panas bumi," katanya, melalui siaran pers, Senin (15/1/2024)
Kepala Program Studi Teknik Energi Terbarukan Sekolah Pascasarjana Universitas Darma Persada Aep Syaepul Uyun mengungkapkan bahwa FGD ini ditujukan untuk berkolaborasi dalam merancang solusi inovatif yang dapat meningkatkan pemanfaatan panas bumi sebagai sumber energi yang berkelanjutan.
"Kami percaya bahwa universitas memiliki peran kunci dalam memajukan teknologi berkelanjutan, dan energi panas bumi menjadi fokus utama kami saat ini. Melalui FGD ini, kami ingin menciptakan platform kolaboratif untuk mendukung riset inovatif dan pengembangan proyek-proyek yang dapat memberikan kontribusi positif terhadap keberlanjutan lingkungan," ungkap Aep.
Baca juga: BINUS Business School Ranking 36 Terbaik se-Asia di QS Global MBA 2024
Selanjutnya, menurut As Natio kegiatan ini bersinergi menghadirkan berbagai pihak untuk duduk bersama berdiskusi mengenai tantangan dan keuntungdan dalam mengembangkan PLTP di Indonesia.
FGD ini akan dilaksanakan pada 20 Januari 2024 dengan menghadirkan pembicara di antaranya Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Harris Yahya, Anggota DEN RI dan Dosen Universitas Dharma Persada As Natio Lasman, dan Praktisi Industri Direktur Utama PT Geo Dipa Energi Riki Firmandha Ibrahim.
Ketiganya akan membahas dari aspek pemerintah, akademis, dan praktisi dengan memberikan pandangan mengenai tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan panas bumi di Indonesia.
Aep menambahkan acara yang bertempat di Gedung Rektorat Universitas Dharma Persada ini diharapkan dapat menjadi forum yang produktif untuk mengidentifikasi potensi kolaborasi antara sektor pemerintah, industri, dan akademisi guna merumuskan langkah-langkah strategis dalam mengoptimalkan pemanfaatan panas bumi di Indonesia.
"Selain itu, dengan menggabungkan perspektif dari berbagai pihak, FGD ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan untuk merangsang pertumbuhan sektor energi panas bumi di Indonesia, sejalan dengan komitmen negara dalam mencapai target energi terbarukan dan net zero emission." tambah Aep.
(nnz)