Mohammad Turi Jadi Lulusan Terbaik S2 Unesa, Hidup Diasuh Nenek sejak Kecil
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mohammad Turi berhasil menjadi lulusan terbaik S2 pada Wisuda Universitas Negeri Surabaya ( Unesa ) ke-109. Turi berhasil lulus kuliah S2 dengan IPK 4,00.
Turi, pria kelahiran Sampang, Madura ini meraih IPK 4,00 bahkan hanya dengan kuliah 1,4 tahun saja di universitas negeri yang saat ini dipimpin Rektor Prof. Dr. Nurhasan ini.
Turi lulus dengan capaian terbaiknya itu setelah menempuh studi magister (S2) dari program studi Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK).
Baca juga: 20 Jurusan Unesa yang akan Menerima Mahasiswa Terbanyak di SNBP SNBT 2024
Turi mengatakan, sejak usia tiga bulan ia sudah ditinggal kedua orang tuanya dan besar dalam asuhan sang nenek. Kondisi ekonomi yang pas-pasan membuat Turi harus berjuang agar bisa kuliah, dari sarjana hingga magister.
Alhasil, untuk memenuhi kebutuhan hidup dan juga kuliah Turi pun harus berjuang membagi waktu antara kuliah, belajar, dan mencari pemasukan dengan aktif mengikuti event olahraga tingkat regional sampai nasional.
“Selama berkuliah, saya juga diajak dosen-dosen untuk garap riset dan melakukan pengabdian kepada masyarakat. Dari situ saya juga bisa belajar dan menambah pengalaman," katanya, dikutip dari laman Unesa, Rabu (7/2/2024).
Baca juga: Pimpin Forum Rektor Indonesia 2023-2024, Rektor Unesa Siap Naungi PTN/PTS
Meski banyak kegiatan, Turi tidak mudah menyerah. Justru waktu sempitnya itu ia manfaatkan maksimal untuk mendalami mata kuliah dan ilmu keprodiannya. "Kadang saya merasa capek bangat, tetapi mau bagaimana lagi, ada impian yang harus saya capai," ungkap Turi.
Pria yang menulis tesis tentang “Pengembangan Model Latihan Daya Tahan Aerobic untuk Siswa Sekolah Menengah Pertama” itu memiliki belasan karya penelitian maupun publikasi yang terindeks Sinta dan Scopus.
Selain dorongan cita-citanya, kesuksesan perjalanan studinya tidak lepas dari dorongan teman-teman dan dosen-dosennya di kampus. Pria kelahiran Sampang itu mengaku terinspirasi dari sejumlah dosen dan guru besar FIKK.
"Ada banyak sekali dosen atau guru besar inspirasi saya di kampus, dari mereka saya mendapatkan banyak wawasan dan suntikan motivasi yang membuat saya harus terus belajar dan meraih cita-cita setinggi-tingginya," ungkap Turi.
Semua perjuangan dan kerja Turi terbayar lunas dengan berbagai capaian membanggakan baik saat meraih gelar sarjana maupun magister. Bahkan, di hari wisudanya itu, Turi mendapat tawaran beasiswa S3 di Unesa sekaligus mempersiapkan beasiswa kuliah di luar negeri.
"Bisa sampai di titik ini sebenarnya karena kerja keras, komitmen, konsistensi, disiplin, berpikiran ke depan dan fokus pada diri sendiri. Itu rahasia versi perjuangan saya. Saya ucapkan terima kasih kepada semuanya yang telah mendukung selama ini," pungkasnya.
Turi, pria kelahiran Sampang, Madura ini meraih IPK 4,00 bahkan hanya dengan kuliah 1,4 tahun saja di universitas negeri yang saat ini dipimpin Rektor Prof. Dr. Nurhasan ini.
Turi lulus dengan capaian terbaiknya itu setelah menempuh studi magister (S2) dari program studi Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK).
Baca juga: 20 Jurusan Unesa yang akan Menerima Mahasiswa Terbanyak di SNBP SNBT 2024
Turi mengatakan, sejak usia tiga bulan ia sudah ditinggal kedua orang tuanya dan besar dalam asuhan sang nenek. Kondisi ekonomi yang pas-pasan membuat Turi harus berjuang agar bisa kuliah, dari sarjana hingga magister.
Alhasil, untuk memenuhi kebutuhan hidup dan juga kuliah Turi pun harus berjuang membagi waktu antara kuliah, belajar, dan mencari pemasukan dengan aktif mengikuti event olahraga tingkat regional sampai nasional.
“Selama berkuliah, saya juga diajak dosen-dosen untuk garap riset dan melakukan pengabdian kepada masyarakat. Dari situ saya juga bisa belajar dan menambah pengalaman," katanya, dikutip dari laman Unesa, Rabu (7/2/2024).
Baca juga: Pimpin Forum Rektor Indonesia 2023-2024, Rektor Unesa Siap Naungi PTN/PTS
Meski banyak kegiatan, Turi tidak mudah menyerah. Justru waktu sempitnya itu ia manfaatkan maksimal untuk mendalami mata kuliah dan ilmu keprodiannya. "Kadang saya merasa capek bangat, tetapi mau bagaimana lagi, ada impian yang harus saya capai," ungkap Turi.
Pria yang menulis tesis tentang “Pengembangan Model Latihan Daya Tahan Aerobic untuk Siswa Sekolah Menengah Pertama” itu memiliki belasan karya penelitian maupun publikasi yang terindeks Sinta dan Scopus.
Selain dorongan cita-citanya, kesuksesan perjalanan studinya tidak lepas dari dorongan teman-teman dan dosen-dosennya di kampus. Pria kelahiran Sampang itu mengaku terinspirasi dari sejumlah dosen dan guru besar FIKK.
"Ada banyak sekali dosen atau guru besar inspirasi saya di kampus, dari mereka saya mendapatkan banyak wawasan dan suntikan motivasi yang membuat saya harus terus belajar dan meraih cita-cita setinggi-tingginya," ungkap Turi.
Semua perjuangan dan kerja Turi terbayar lunas dengan berbagai capaian membanggakan baik saat meraih gelar sarjana maupun magister. Bahkan, di hari wisudanya itu, Turi mendapat tawaran beasiswa S3 di Unesa sekaligus mempersiapkan beasiswa kuliah di luar negeri.
"Bisa sampai di titik ini sebenarnya karena kerja keras, komitmen, konsistensi, disiplin, berpikiran ke depan dan fokus pada diri sendiri. Itu rahasia versi perjuangan saya. Saya ucapkan terima kasih kepada semuanya yang telah mendukung selama ini," pungkasnya.
(nnz)