Ditjen Dikti-HIPMI Jalin Kerja Sama Kolaborasi Ekosistem Reka Cipta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kemendikbud melalui Ditjen Pendidikan Tinggi (Dikti) melakukan kerja sama dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) untuk membangun kolaborasi ekosistem reka cipta di Indonesia.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Paristiyanti Nurwardani mengatakan, ruang kolaborasi bersama investor (industri) dengan perguruan tinggi sangat diperlukan dalam rangka pengembangan reka cipta. Selain itu juga untuk mendorong transformasi penelitian yang dapat bersinergi dengan industri.
Penandatanganan nota kesepahaman antara Ditjen Dikti dan HIPMI merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya membangun kolaborasi dengan semua pemangku kepentingan dalam membangun ekosistem reka cipta di tanah air dan juga mendorong peran serta dunia industri dalam pengembangan reka cipta di perguruan tinggi. (Baca juga: Kemendikbud Ingin Perbanyak SMK di Kawasan Industri )
Dalam kesempatan tersebut, Paris juga mendorong bahwa kerja sama ini dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk program dan kegiatan yang terkait dengan tugas dan fungsi Ditjen Dikti. Saat ini Kemendikbud tengah fokus pada berbagai aspek terkait dengan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) sebagai dampak dari pandemi COVID-19. Kedua, berbagai kerja sama dapat dilakukan dengan fokus kepada peningkatan sumber daya manusia melalui berbagai program di peran perguruan tinggi.
Selain itu, Ditjen Dikti juga akan mengembangkan program competitive fund, matching fund dengan pendekatan market driven yang mendekatkan dunia industri dengan inovator di perguruan tinggi.“Sehingga potensi pengembangan reka cipta dapat berjalan secara berkesinambungan dan memberikan dampak yang luas untuk masyarakat,” ujarnya.
“Kami memiliki potensi akademisi sebanyak lebih dari 280 ribu dosen serta kurang lebih 8 juta mahasiswa yang tersebar di seluruh Indonesia. Diharapkan HIPMI dapat berperan melahirkan lebih banyak lagi enterpreneur (wirausaha), dan dapat bersama-sama menggandeng para investor di dunia industri untuk bekerja sama membantu dan mengembangkan reka cipta di perguruan tinggi,” ujarnya. (Baca juga: Kemendikbud Luncurkan Buku Praktek Pendidikan Tinggi di Masa COVID-19 )
Plt. Kepala Subbagian Tata Usaha Setditjen Dikti Kemendikbud Didi Rustam mengatakan, Ditjen Dikti telah menggandeng berbagai perguruan tinggi, industri, media dan asosiasi/komunitas hingga diaspora untuk terlibat dalam program akselerasi reka cipta ini. “Hal ini penting untuk bersama-sama membangun kolaborasi,” ungkapnya.
Sekjen BPP HIPMI Pusat Bagas Adhadirgha menjelaskan, kerja sama antara HIPMI dan Ditjen Dikti sangat strategis. “HIPMI memiliki 25 ribu pengusaha muda Indonesia yang siap berkomitmen untuk mendukung pengembangan industri diberbagai sektor yang melibatkan perguruan tinggi dan pemangku kepentingan lainnya,” jelasnya.
Bagas meyakini jika sinergi dapat terwujud, maka akan membawa pengaruh positif terhadap peningkatan perekonomian nasional.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Paristiyanti Nurwardani mengatakan, ruang kolaborasi bersama investor (industri) dengan perguruan tinggi sangat diperlukan dalam rangka pengembangan reka cipta. Selain itu juga untuk mendorong transformasi penelitian yang dapat bersinergi dengan industri.
Penandatanganan nota kesepahaman antara Ditjen Dikti dan HIPMI merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya membangun kolaborasi dengan semua pemangku kepentingan dalam membangun ekosistem reka cipta di tanah air dan juga mendorong peran serta dunia industri dalam pengembangan reka cipta di perguruan tinggi. (Baca juga: Kemendikbud Ingin Perbanyak SMK di Kawasan Industri )
Dalam kesempatan tersebut, Paris juga mendorong bahwa kerja sama ini dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk program dan kegiatan yang terkait dengan tugas dan fungsi Ditjen Dikti. Saat ini Kemendikbud tengah fokus pada berbagai aspek terkait dengan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) sebagai dampak dari pandemi COVID-19. Kedua, berbagai kerja sama dapat dilakukan dengan fokus kepada peningkatan sumber daya manusia melalui berbagai program di peran perguruan tinggi.
Selain itu, Ditjen Dikti juga akan mengembangkan program competitive fund, matching fund dengan pendekatan market driven yang mendekatkan dunia industri dengan inovator di perguruan tinggi.“Sehingga potensi pengembangan reka cipta dapat berjalan secara berkesinambungan dan memberikan dampak yang luas untuk masyarakat,” ujarnya.
“Kami memiliki potensi akademisi sebanyak lebih dari 280 ribu dosen serta kurang lebih 8 juta mahasiswa yang tersebar di seluruh Indonesia. Diharapkan HIPMI dapat berperan melahirkan lebih banyak lagi enterpreneur (wirausaha), dan dapat bersama-sama menggandeng para investor di dunia industri untuk bekerja sama membantu dan mengembangkan reka cipta di perguruan tinggi,” ujarnya. (Baca juga: Kemendikbud Luncurkan Buku Praktek Pendidikan Tinggi di Masa COVID-19 )
Plt. Kepala Subbagian Tata Usaha Setditjen Dikti Kemendikbud Didi Rustam mengatakan, Ditjen Dikti telah menggandeng berbagai perguruan tinggi, industri, media dan asosiasi/komunitas hingga diaspora untuk terlibat dalam program akselerasi reka cipta ini. “Hal ini penting untuk bersama-sama membangun kolaborasi,” ungkapnya.
Sekjen BPP HIPMI Pusat Bagas Adhadirgha menjelaskan, kerja sama antara HIPMI dan Ditjen Dikti sangat strategis. “HIPMI memiliki 25 ribu pengusaha muda Indonesia yang siap berkomitmen untuk mendukung pengembangan industri diberbagai sektor yang melibatkan perguruan tinggi dan pemangku kepentingan lainnya,” jelasnya.
Bagas meyakini jika sinergi dapat terwujud, maka akan membawa pengaruh positif terhadap peningkatan perekonomian nasional.
(mpw)