Pemerintah Kaji Student Loan yang Tidak Membebani Mahasiswa

Rabu, 06 Maret 2024 - 17:15 WIB
loading...
Pemerintah Kaji Student...
Plt Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek Nizam. Foto/Humas Diktiristek.
A A A
JAKARTA - Skema pinjaman kuliah atau student loan mengemuka akhir-akhir ini di tengah isu pinjol yang membebani mahasiswa dalam membayar UKT . Pemerintah pun sedang menyusun skema student loan yang ramah untuk mahasiswa.

Plt Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek Nizam mengatakan, pemerintah melalui Kementerian Keuangan sedang mengkaji skema student loans yang ramah dan tidak menyebabkan lulusan dijerat utang, serta tidak gagal bayar.

Salah satu skema student loans yang sedang dikaji intens saat ini adalah Income Contingent Loans yang diterapkan di Australia, yang juga direplikasi di Inggris dan beberapa negara lain.

Baca juga:1 0 Mahasiswa ITB Gunakan Pinjol Danacita, Rektorat: Tak Ada yang Nunggak

“Mudah-mudahan dengan skema tersebut, akses ke perguruan tinggi tidak lagi terkendala kemampuan ekonomi orangtua,” kata Nizam pada diskusi Mengupas Skema Terbaik dan Ringankan Pendanaan Mahasiswa di Universitas Yarsi, dikutip Rabu (6/3/2024).

Menurut Nizam, biaya pendidikan tinggi di seluruh dunia memang tidak murah. Jika dibandingkan dengan berbagai negara tetangga, apalagi dengan negara maju, di Indonesia relatif rendah atau tertinggal.

Lebih lanjut Nizam memaparkan, dari berbagai data yang dikompilasi, menunjukkan rata-rata biaya total pendidikan Indonesia sekitar USD2.000 dollar atau sekitar Rp 28 juta/mahasiswa.

Jika dibandingkan India yang berkisar USD3.000 dolar, biaya di Indonesia berkisar 75 persennya. Jika dibandingkan Malaysia baru seperempatnya karena biaya kuliah di sana sekitar USD7.000 dolar/mahasiswa.

Baca juga: Dilema UKT Berbasis Pinjol

Di Singapura mencapai USD25.000 dolar, sedangkan di Australia berkisar USD20.000 dolar, dan Amerika USD23.000 dolar.

Di negara Skandinavia, biaya pendidikan memang ditanggung negara, karena masyarakat membayar pajak penghasilan tinggi. Adapun di Indonesia, pembayaran pajak masih rendah.

“Pembiayaan pendidikan secara gotong royong, dilakukan di Indonesia dan juga negara-negara maju. Ada subsidi pemerintah dan dari mahasiswa,” ujar Nizam.

Nizam menyebut model pendanaan kuliah berkeadilan diterapkan bagi mahasiswa, sesuai kemampuan ekonomi keluarga. Bahkan untuk mahasiswa dari keluarga miskin/tidak mampu ada Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah yang anggarannya lebih dari Rp13 triliun.

“Namun, ada tantangan bagi kelompok masyarakat menengah. Untuk membiayai kuliah berat, tapi tidak eligble mendapat KIP Kuliah. Untuk itu, kita perlu mencari skema pendanaan yang baik, yang tidak membuat mahasiswa terjerat utang seumur hidup,” ujar Nizam.

Rektor Universitas Yarsi Fasli Jalal menambahkan, secara makro biaya untuk pendidikan tinggi masih rendah. Penghitungan real cost biaya di perguruan tinggi pun perlu dihitung per prodi per wilayah.

Fasli mengusulkan agar ditentukan secara nasional berapa Angka Partisipasi Kasar (APK) perguruan tinggi yang akan dicapai dan untuk jurusan apa saja dengan segala rasionalitasnya.

Untuk bisa meringankan biaya pendidikan di perguruan tinggi, Fasli menekankan beberapa hal. Antara lain pembagian proporsi penugasan pada PTN dan PTS sesuai tingkat akreditasi. Demikian juga dengan bantuan BOP sesuai dengan jumlah mahasiswa dari penugasan.

Bantuan tunjangan profesi dosen sesuai dengan penugasan dan standar rasio dosen/mahasiswa.
Ditjendiktiristek juga ikut membantu melalui beasiswa. Sinergi pendanaan dengan CSR DUDI, sinergi pendanaan dari Pemda maupun Pemerintah Desa, dan beasiswa LPDP untuk S1 terus diperbesar.

“Menghilangkan pajak untuk tabungan keluarga buat biaya kuliah anak dan memberikan matching fund dari pemerintah untuk tabungan pendidikan keluarga dan beasiswa bagi mahasiswa di PTN dan PTS,” ujarnya memberi masukan.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Bisnis Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Handayani menyatakan, BRI dapat memberikan dukungan terkait dua aspek utama yaitu biaya pendidikan dan literasi keuangan.

“Untuk biaya pendidikan BRI siap mendukung dalam bentuk beasiswa, pinjaman Briguna Pendidikan dengan bunga ringan, dan juga pembiayaan melalui fasilitas cicilan kartu kredit dengan bunga mulai 0%,” pungkasnya.

Bincang edukasi Mengupas Skema Terbaik dan Ringankan Pendanaan Mahasiswa tersebut digagas Study Club Edukasi Media Peliput Akademi (CEMPAKA) berkolaborasi dengan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1445 seconds (0.1#10.140)