Cerita Maya Nabila, Wisudawan Termuda Raih Gelar Doktor di ITB pada Usia 24 Tahun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Maya Nabila adalah wisudawan termuda yang meraih gelar doktor di usia 24 tahun di FMIPA ITB. Berikut perjalanan Maya Nabila dalam meraih gelar doktor.
Maya Nabila yang kerap disapa Maya adalah mahasiswa S3 jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung (FMIPA ITB) yang telah menyelesaikan sidang program Doktor pada 26 Februari 2024 lalu.
Baca juga: Lulus S3 Kimia, Ilmi Jadi Wisudawan Doktor Termuda ITB
Maya juga merupakan salah satu awardee beasiswa PMDSU (Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul) yang diluncurkan Kemendikbudristek.
Maya menemui jalan terjal untuk menamatkan kuliah S3 dan meraih gelar doktor. Bahkan ia mengaku sempat mengalami burnout dalam menjalani kuliah program S3nya itu.
Perempuan berjilbab ini mengaku sempat terpuruk karena hasil penelitiannya tak sesuai ekspektasi.
"Kalau lagi burnout, aku berhenti sejenak untuk beristirahat, jika dipaksakan hasilnya tidak akan maksimal," katanya, dikutip dari laman ITB, Kamis (28/3/2024).
Baca juga: Berusia 19 Tahun, Shafiy Jadi Wisudawan Termuda ITS
Meski banyak menemui kendala, beruntungnya Maya memiliki support system yang mendukung kuliahnya. Ia tak ragu untuk berdiskusi dengan dosen ahli atau supervisor hingga meminta bantuan teman-temannya.
Meski tengah berjuang menamatkan program doktor, namun seolah tak mengenal kata lelah, Maya memiliki seabreg kegiatan lainnya.
Misalnya saja dia diundang menghadiri konferensi nasional maupun internasional untuk didapuk menjadi panitia ataupun moderator konferensi.
Maya juga pernah menjadi asisten dosen yang bertugas membantu penelitian suatu kelompok riset dan membantu dosen dalam membuat solusi soal serta mengoreksi jawaban kuis dan tugas mahasiswa.
Baca juga: Wisudawan UI Peraih IPK 4 Asal Bali Sandang Gelar Doktor di Usia 26 Tahun
Selain itu, Maya berkesempatan untuk melakukan pertukaran pelajar atau student exchange selama empat bulan di Technical University of Košice, Slovakia.
Maya juga ingin membagikan tips kesuksesan yang telah ia rengkuh. Pertama, kata dia, motivasi yang kuat diperlukan sehingga bisa tahan banting dan tak mudah menyerah ketika menemui masalah.
"Tips kedua, fokus pada tujuan dan jangan banyak menunda serta menyia-nyiakan waktu," ucap Maya.
Kemudian cari juga lingkungan dan teman yang suportif karena kadang masalah tak bisa diselesaikan sendiri namun diperlukan masukan dan saran orang lain.
Tips keempat dari Maya adalah jangan membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain, melainkan bandingkanlah dengan diri kita kemarin.
"Tips terakhir adalah banyak-banyak berdoa agar dipermudah urusannya," lanjutnya.
Terkhusus untuk para perempuan, Maya menyampaikan pesan bahwa jangan takut untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin dan selalu berusaha fokus meningkatkan value diri.
"Walaupun banyak yang bilang kalau perempuan tidak perlu sekolah tinggi bila ujungnya hanya mengurus rumah. Perempuan berpendidikan tinggi itu keren karena anaknya akan dididik oleh orang yang luar biasa,” pungkasnya.
Maya Nabila yang kerap disapa Maya adalah mahasiswa S3 jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung (FMIPA ITB) yang telah menyelesaikan sidang program Doktor pada 26 Februari 2024 lalu.
Baca juga: Lulus S3 Kimia, Ilmi Jadi Wisudawan Doktor Termuda ITB
Maya juga merupakan salah satu awardee beasiswa PMDSU (Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul) yang diluncurkan Kemendikbudristek.
Sempat Alami Burnout
Maya menemui jalan terjal untuk menamatkan kuliah S3 dan meraih gelar doktor. Bahkan ia mengaku sempat mengalami burnout dalam menjalani kuliah program S3nya itu.
Perempuan berjilbab ini mengaku sempat terpuruk karena hasil penelitiannya tak sesuai ekspektasi.
"Kalau lagi burnout, aku berhenti sejenak untuk beristirahat, jika dipaksakan hasilnya tidak akan maksimal," katanya, dikutip dari laman ITB, Kamis (28/3/2024).
Baca juga: Berusia 19 Tahun, Shafiy Jadi Wisudawan Termuda ITS
Meski banyak menemui kendala, beruntungnya Maya memiliki support system yang mendukung kuliahnya. Ia tak ragu untuk berdiskusi dengan dosen ahli atau supervisor hingga meminta bantuan teman-temannya.
Banjir Pengalaman
Meski tengah berjuang menamatkan program doktor, namun seolah tak mengenal kata lelah, Maya memiliki seabreg kegiatan lainnya.
Misalnya saja dia diundang menghadiri konferensi nasional maupun internasional untuk didapuk menjadi panitia ataupun moderator konferensi.
Maya juga pernah menjadi asisten dosen yang bertugas membantu penelitian suatu kelompok riset dan membantu dosen dalam membuat solusi soal serta mengoreksi jawaban kuis dan tugas mahasiswa.
Baca juga: Wisudawan UI Peraih IPK 4 Asal Bali Sandang Gelar Doktor di Usia 26 Tahun
Selain itu, Maya berkesempatan untuk melakukan pertukaran pelajar atau student exchange selama empat bulan di Technical University of Košice, Slovakia.
Tips dari Maya
Maya juga ingin membagikan tips kesuksesan yang telah ia rengkuh. Pertama, kata dia, motivasi yang kuat diperlukan sehingga bisa tahan banting dan tak mudah menyerah ketika menemui masalah.
"Tips kedua, fokus pada tujuan dan jangan banyak menunda serta menyia-nyiakan waktu," ucap Maya.
Kemudian cari juga lingkungan dan teman yang suportif karena kadang masalah tak bisa diselesaikan sendiri namun diperlukan masukan dan saran orang lain.
Tips keempat dari Maya adalah jangan membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain, melainkan bandingkanlah dengan diri kita kemarin.
"Tips terakhir adalah banyak-banyak berdoa agar dipermudah urusannya," lanjutnya.
Terkhusus untuk para perempuan, Maya menyampaikan pesan bahwa jangan takut untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin dan selalu berusaha fokus meningkatkan value diri.
"Walaupun banyak yang bilang kalau perempuan tidak perlu sekolah tinggi bila ujungnya hanya mengurus rumah. Perempuan berpendidikan tinggi itu keren karena anaknya akan dididik oleh orang yang luar biasa,” pungkasnya.
(nnz)