Berusia 19 Tahun, Giselle Hage Jadi Wisudawan Termuda ITS dengan IPK 3,71

Jum'at, 19 April 2024 - 13:44 WIB
loading...
Berusia 19 Tahun, Giselle...
Giselle Hage (kedua dari kanan) saat membimbing praktikum di Laboratorium Sistem dan Sibernetika Departemen Teknik Elektro ITS. Foto/Humas ITS.
A A A
JAKARTA - Giselle Hage resmi dikukuhkan sebagai wisudawan termuda pada gelaran Wisuda ke-129 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Saat ini usia Giselle genap berusia 19 tahun 9 bulan.

Meski masih usia muda tidak menghambat wisudawan dari Departemen Teknik Elektro ITS ini untuk bisa lebih dulu lulus dan akan diwisuda pada gelaran hari kedua, Minggu (21/4/2024) nanti.

Memulai pendidikan di usia belia, Giselle menuturkan bahwa ia mengenyam pendidikan di bangku Sekolah Dasar (SD) sejak berusia 4 tahun di SD Dabasah 2 Bondowoso. Hal ini tidak lepas dari kecakapannya dalam menguasai kemampuan membaca dan berhitung di usia dini.

Baca juga: Cerita Maya Nabila, Wisudawan Termuda Raih Gelar Doktor di ITB pada Usia 24 Tahun

“Waktu itu aturan terkait usia minimal belum terlalu ketat, jadi bisa didaftarkan sebagai siswa SD di usia belia,” ungkap Giselle, melalui siaran pers, Jumat (19/4/2024).

Alumnus Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Jember ini bercerita bahwa dalam setiap jenjang pendidikannya, ia selalu menjadi pelajar termuda di antara rekan-rekannya. Kendati demikian, hal tersebut tidak menghalanginya untuk cepat beradaptasi dan mengembangkan potensi yang dimiliki.

Mahir di bidang fisika, Giselle gemar mengeksplorasi alat mikrokontroler sejak SMA. Hal itu juga yang mendasari keputusannya untuk mendaftar ke Departemen Teknik Elektro ITS.

Minatnya pada sistem kontrol tersebut dituangkan dalam tugas akhirnya yang berjudul Kontrol Pembagian Tugas Multiagen Menuju Multitarget dengan Penghindaran Halangan menggunakan Artificial Potential Field. “Pada dasarnya, penelitian ini mengatur bagaimana sistem mengambil keputusan secara otomatis berdasarkan kondisi yang diberikan,” jelas putri dari almarhum Iwan Sugiharto dan Tryphena Hage tersebut.

Baca juga: Cerita Zizi, Wisudawan Termuda ITB Berusia 19 Tahun dari Jurusan Teknik Mesin

Lebih lanjut, Giselle mengungkapkan multiagen yang dikembangkannya berupa tujuh buah drone yang masing-masing memiliki empat baling-baling atau disebut quadcopter. Dengan memperhitungkan faktor jarak dan kecepatan, setiap drone tersebut akan mempertimbangkan cara untuk mencapai target berdasarkan medan artifisial. Penelitian ini memanfaatkan daya tolak dan daya tarik yang diberikan pada agen, target dan halangan yang ada.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3770 seconds (0.1#10.140)