UKT Naik Dikeluhkan Mahasiswa, Rektorat UB Buka Suara
loading...
A
A
A
MALANG - Uang Kuliah Tunggal (UKT) Universitas Brawijaya (UB) tengah ramai diperbincangkan karena dinilai mahal. Rektorat UB pun buka suara menanggapi hal ini.
Sebelumnya UB telah mengumumkan UKT mahasiswa yang diterima jalur SNBP 2024. UKT UB terdiri atas 12 kelompok. Di mana UKT terendah dimulai dari Rp500 ribu dan tertinggi Rp33,7 juta.
Menanggapi keluhan UKT mahal ini, UB menjelaskan bahwa UB mengubah besaran pembiayaan kuliahnya pasca keluarnya Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 2 Tahun 2024 tentang Standar Satuan Biaya Operasional Pendidikan Tinggi (SSBOPT).
Baca juga: 7 Jurusan UB dengan UKT Termahalnya di Atas Rp20 juta Jalur SNBP 2024
Keluarnya regulasi baru dalam pembiayaan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di lingkungan Kemendikbudristek ini membuatpembiayaan Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahasiswa baru di UB dikelompokkan menjadi 12 golongan, dari tahun sebelumnya hanya 9 golongan.
Wakil Rektor II UB Bidang Keuangan dan Sumber Daya Prof. Muhammad Ali Safaat menuturkan, Permendikbudristek itu mengatur biaya kuliah maksimal didasari pada empat hal, mulai dari Standar Satuan Biaya Operasional Pendidikan Tinggi (SSBOPT), Biaya Kuliah Tunggal (BKT), Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Iuran Pengembangan Institusi (IPI).
"Biaya operasional perguruan tinggi (PT) yang harus ditanggung oleh mahasiswa terdiri dari biaya langsung dan tidak langsung, di antaranya honorarium dosen, program sarjana dihitung per Sistem Kredit Semester (SKS), biaya praktikum dari SSBOPT, dan BKT. Sementara BKT digunakan untuk menentukan UKT," ucap Prof. Muhammad Ali Safaat, saat ditemui di Universitas Brawijaya, pada Kamis (16/5/2024).
Dari sanalah akhirnya UB memutuskan ada 12 golongan UKT. Dimana diawali dari golongan 1 dan golongan 2 dengan besaran UKT Rp500 ribu dan Rp1 juta. Pembiayaan itu terus meningkat sekitar 10 persen, atau berselisih sekitar Rp1 jutaan ke atas, hingga golongan 12.
Baca juga: UKT Mahal, Kemendikbud: Penetapan Uang Kuliah Harus Bijak, Adil, dan Inklusif
"Dengan asumsi golongan 12 yang sama dengan BKT. Golongan 11 itu membiayai 90 persen dari BKT, 10 persen disubsidi dari pemerintah, dan dari Universitas Brawijaya. Golongan 3 membiayai 80 persen dan seterusnya," ujarnya.
Perubahan itu juga membuat ada beberapa program studi (Prodi) mengalami kenaikan dan penurunan biaya UKT, dibandingkan tahun lalu. Pengaruh tinggi rendahnya itu juga ditentukan oleh program studi masing-masing, pencapaian standar akreditasi, dan jenis program studinya.
Sebelumnya UB telah mengumumkan UKT mahasiswa yang diterima jalur SNBP 2024. UKT UB terdiri atas 12 kelompok. Di mana UKT terendah dimulai dari Rp500 ribu dan tertinggi Rp33,7 juta.
Menanggapi keluhan UKT mahal ini, UB menjelaskan bahwa UB mengubah besaran pembiayaan kuliahnya pasca keluarnya Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 2 Tahun 2024 tentang Standar Satuan Biaya Operasional Pendidikan Tinggi (SSBOPT).
Baca juga: 7 Jurusan UB dengan UKT Termahalnya di Atas Rp20 juta Jalur SNBP 2024
Keluarnya regulasi baru dalam pembiayaan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di lingkungan Kemendikbudristek ini membuatpembiayaan Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahasiswa baru di UB dikelompokkan menjadi 12 golongan, dari tahun sebelumnya hanya 9 golongan.
Wakil Rektor II UB Bidang Keuangan dan Sumber Daya Prof. Muhammad Ali Safaat menuturkan, Permendikbudristek itu mengatur biaya kuliah maksimal didasari pada empat hal, mulai dari Standar Satuan Biaya Operasional Pendidikan Tinggi (SSBOPT), Biaya Kuliah Tunggal (BKT), Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Iuran Pengembangan Institusi (IPI).
"Biaya operasional perguruan tinggi (PT) yang harus ditanggung oleh mahasiswa terdiri dari biaya langsung dan tidak langsung, di antaranya honorarium dosen, program sarjana dihitung per Sistem Kredit Semester (SKS), biaya praktikum dari SSBOPT, dan BKT. Sementara BKT digunakan untuk menentukan UKT," ucap Prof. Muhammad Ali Safaat, saat ditemui di Universitas Brawijaya, pada Kamis (16/5/2024).
Dari sanalah akhirnya UB memutuskan ada 12 golongan UKT. Dimana diawali dari golongan 1 dan golongan 2 dengan besaran UKT Rp500 ribu dan Rp1 juta. Pembiayaan itu terus meningkat sekitar 10 persen, atau berselisih sekitar Rp1 jutaan ke atas, hingga golongan 12.
Baca juga: UKT Mahal, Kemendikbud: Penetapan Uang Kuliah Harus Bijak, Adil, dan Inklusif
"Dengan asumsi golongan 12 yang sama dengan BKT. Golongan 11 itu membiayai 90 persen dari BKT, 10 persen disubsidi dari pemerintah, dan dari Universitas Brawijaya. Golongan 3 membiayai 80 persen dan seterusnya," ujarnya.
Perubahan itu juga membuat ada beberapa program studi (Prodi) mengalami kenaikan dan penurunan biaya UKT, dibandingkan tahun lalu. Pengaruh tinggi rendahnya itu juga ditentukan oleh program studi masing-masing, pencapaian standar akreditasi, dan jenis program studinya.