Sambung Bibit Durian Terbanyak di Indonesia, Fakultas Pertanian UWKS Raih Rekor MURI
loading...
A
A
A
SURABAYA - Sambung Dini Bibit Durian (jenis Bido) Terbanyak berjumlah 2.024, di Jombang, Jawa Timur berhasil memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia).
Pemecahan rekor MURI ini digagas oleh Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) bersama Pesantren Bhakti Bapak Emak dan Pemkab Jombang.
Ribuan bibit Durian jenis Bido itu nantinya akan ditanam sebagai upaya Pelestarian Plasma Nutfah In-situ, terutama di Wonosalam, kawasan Gunung Anjasmoro Kabupaten Jombang yang memiliki ketinggian sekitar 600 Mdpl.
Dalam kegiatan yang merupakan implementasi Merdeka Belajar di Fakultas Pertanian UKSW ini, dosen dan mahasiswa didorong melakukan kegiatan pembelajaran di luar kampus, berbasis pada kasus nyata di lapangan, berbasis kolaboratif dan bermitra dengan dunia usaha atau dunia kerja.
Hasil pembibitan durian telah dinilai dan diverifikasi oleh Tim MURI dan hasilnya telah lolos dan memenuhi syarat untuk diberikan piagam sebagai pemrakarsa dan penyelenggaran sambung dini bibit durian (Bido) terbanyak.
"Tujuan kegiatan adalah (pertama) memberikan kompetensi dalam pengembangan tanaman buah khususnya buah durian bagi mahasiswa dan dosen Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, dan (kedua) melestarikan dan mengembangkan durian Bido sebagai varietas unggul lokal Wonosalam," ujar ketua tim Fakultas Pertanian UWKS Dr. Dwi Haryanta dalam keterangannya, Sabtu (1/6/2024).
Menurutnya, durian “Bido” merupakan varietas unggul endemik Wonosalam, rasanya khas dan selalu diburu para pencinta durian. Pemerintah Kabupaten Jombang secara resmi telah mempublikasikan dan memperkenalkan kepada masyarakat tentang keberadaan durian bido pada 2006.
"Arah pengembangan durian bido oleh Fakultas Pertanian UWKS adalah dapat menyediakan bibit banyak dalam waktu yang singkat dan memodivikasi yang selama ini bido dikenal sebagai varietas “dalam” baru berbuah setelah berumur 10 tahun kita modifikasi menjadi varuetas genjah sudah berbuah pada umur 3-4 tahun," terangnya.
Kegiatan ini hasil kerja sama Fakultas Pertanian UKSW Surabaya dengan Pondok Pesantren Bhakti Bapak Emak dan pemerintah Kabupaten Jombang.
Pondok Pesantren Bhakti Bapak Emak masih relatif baru dengan menempati lahan bangunan yang masih tersedia lahan seluas 3-4 hektar dan belum termanfaatkan secara baik.
Tim Fakultas Pertanian UWKS melibatkan Dr. Dwi Haryanta dengan anggota Dwi Retna Suryaningsih dan Moch. Thohiron berdiskusi dengan stake holder ponpes, mendampingi menyusun masterplan penggunaan lahan digunakan untuk pertanian yang sekaligus menunjang pembelajaran dan memberikan kompetensi kepada santri selain pengetahuan tentang agama.
Perwakilan MURI, Sri Widayati menyatakan Sambung Dini Bibit Durian Bido terbanyak 2.024 resmi tercatat di MURI. "Piagam penghargaan Museum Rekor Dunia- Indonesia (MURI) nomor 11649/R.MURI.V/2024, dianugerahkan kepada Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Pemkab Jombang dan Pesantren Bhakti Bapak Emak. Atas rekor pemrakarsa dan penyelenggara Sambung Dini Bibit Durian Bido Terbanyak," ungkap Sri dalam keterangannya
Pemecahan rekor MURI ini digagas oleh Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) bersama Pesantren Bhakti Bapak Emak dan Pemkab Jombang.
Ribuan bibit Durian jenis Bido itu nantinya akan ditanam sebagai upaya Pelestarian Plasma Nutfah In-situ, terutama di Wonosalam, kawasan Gunung Anjasmoro Kabupaten Jombang yang memiliki ketinggian sekitar 600 Mdpl.
Dalam kegiatan yang merupakan implementasi Merdeka Belajar di Fakultas Pertanian UKSW ini, dosen dan mahasiswa didorong melakukan kegiatan pembelajaran di luar kampus, berbasis pada kasus nyata di lapangan, berbasis kolaboratif dan bermitra dengan dunia usaha atau dunia kerja.
Hasil pembibitan durian telah dinilai dan diverifikasi oleh Tim MURI dan hasilnya telah lolos dan memenuhi syarat untuk diberikan piagam sebagai pemrakarsa dan penyelenggaran sambung dini bibit durian (Bido) terbanyak.
"Tujuan kegiatan adalah (pertama) memberikan kompetensi dalam pengembangan tanaman buah khususnya buah durian bagi mahasiswa dan dosen Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, dan (kedua) melestarikan dan mengembangkan durian Bido sebagai varietas unggul lokal Wonosalam," ujar ketua tim Fakultas Pertanian UWKS Dr. Dwi Haryanta dalam keterangannya, Sabtu (1/6/2024).
Menurutnya, durian “Bido” merupakan varietas unggul endemik Wonosalam, rasanya khas dan selalu diburu para pencinta durian. Pemerintah Kabupaten Jombang secara resmi telah mempublikasikan dan memperkenalkan kepada masyarakat tentang keberadaan durian bido pada 2006.
"Arah pengembangan durian bido oleh Fakultas Pertanian UWKS adalah dapat menyediakan bibit banyak dalam waktu yang singkat dan memodivikasi yang selama ini bido dikenal sebagai varietas “dalam” baru berbuah setelah berumur 10 tahun kita modifikasi menjadi varuetas genjah sudah berbuah pada umur 3-4 tahun," terangnya.
Kegiatan ini hasil kerja sama Fakultas Pertanian UKSW Surabaya dengan Pondok Pesantren Bhakti Bapak Emak dan pemerintah Kabupaten Jombang.
Pondok Pesantren Bhakti Bapak Emak masih relatif baru dengan menempati lahan bangunan yang masih tersedia lahan seluas 3-4 hektar dan belum termanfaatkan secara baik.
Tim Fakultas Pertanian UWKS melibatkan Dr. Dwi Haryanta dengan anggota Dwi Retna Suryaningsih dan Moch. Thohiron berdiskusi dengan stake holder ponpes, mendampingi menyusun masterplan penggunaan lahan digunakan untuk pertanian yang sekaligus menunjang pembelajaran dan memberikan kompetensi kepada santri selain pengetahuan tentang agama.
Perwakilan MURI, Sri Widayati menyatakan Sambung Dini Bibit Durian Bido terbanyak 2.024 resmi tercatat di MURI. "Piagam penghargaan Museum Rekor Dunia- Indonesia (MURI) nomor 11649/R.MURI.V/2024, dianugerahkan kepada Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Pemkab Jombang dan Pesantren Bhakti Bapak Emak. Atas rekor pemrakarsa dan penyelenggara Sambung Dini Bibit Durian Bido Terbanyak," ungkap Sri dalam keterangannya
(wyn)