Naik KRI Dewaruci, Muhibah Budaya Jalur Rempah Susuri Kawasan Barat Indonesia

Jum'at, 07 Juni 2024 - 13:32 WIB
loading...
Naik KRI Dewaruci, Muhibah...
Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek bersama dengan TNI AL kembali menggelar Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024. Pelayaran menggunakan KRI Dewaruci ini akan menelusuri kawasan barat nusantara. Foto/Istimewa.
A A A
JAKARTA - Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek bersama dengan TNI AL kembali menggelar Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024. Pelayaran menggunakan KRI Dewaruci ini akan menelusuri kawasan barat nusantara.

Pelayaran dengan tema Jalur Rempah dan Konektivitas Budaya: Arung Melayu ini akan menelusuri tujuh titik yaitu Jakarta, Belitung Timur, Dumai dan Siak, Sabang dan Aceh, Malaka, Tanjung Uban, dan Lampung.

Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid bahwa kegiatan tersebut bertujuan mengangkat khazanah budaya. Muhibah Budaya Jalur Rempah menjadi sebuah platform untuk mengembangkan dan memperkuat ketahanan budaya serta diplomasi budaya di dalam dan luar negeri, serta memaksimalkan pemanfaatan Cagar Budaya (CB) dan Warisan Budaya Takbenda (WBTb).

Baca juga: Indonesia Bakal Ajukan Jalur Rempah Nusantara Jadi Warisan Dunia Tak Benda ke UNESCO

Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid mengatakan, pelayaran mempunyai misi merevitalisasi rempah agar dapat terus diingat dan dipertahankan sebagai kekuatan bangsa Indonesia dari masa ke masa. Karena rempah-rempah bukan hanya sekedar tanaman.

“Tanaman bisa menjadi rempah karena ada pengetahuan orang-orang selama bergenerasi. (Masyarakat perlu) Pengetahuan tentang tanaman mana yang memberi manfaat bagi kehidupan, baik pangan, kesehatan, obat-obatan, dan lain-lain, termasuk di Ternate,” katanya, melalui siaran pers, Jumat (7/6/2024).

Lanjut Hilmar bahwa sejak 2022 Dirjen kebudayaan menyelenggarakan Muhibah Budaya Jalur Rempah, yang dimulai perjalanan di Kawasan Timur Nusantara Maluku, Sulawesi dan Bali.

“Tahun ini pelayaran dilakukan Kawasan Barat. Jalur Rempah kita tidak bicara komoditi tanaman, tetapi pertukaran pengetahuan dan kebudayaan yang terjadi selama lebih 1000 tahun ketika pelaut dari Nusantara mengarungi jalur rempah dari Pasifik sampai Afrika bagian timur. Perjalan pelayaran sangat penting ini atas keinginan kita untuk nominasi jalur rempah ke UNESCO,” beber Hilmar.

Baca juga: Revitalisasi Jalur Rempah, Kemendikbudristek Danai Pembangunan Kapal Bersejarah

Sementara itu Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Irini Dewi Wanti, mengatakan, pelayaran ini akan melewati titik-titik yang mengandung sejarah perdagangan dan budaya penting akan simbol keterhubungan daerah serta konektivitas sejarah melalui Jalur Rempah.

Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) dapat menjadi wahana untuk mengaktifkan kembali Jalur Rempah, menghubungkan titik perdagangan rempah, dan mempererat ikatan budaya antarwilayah.

"Pelayaran ini juga menjaring 75 peserta undangan yang terdiri dari pewarta, fotografer, pegiat film, penggerak komunitas, dan peneliti yang dipilih oleh tim Kemendikbudristek,” ujar Irini.

Irini menambahkan, pada Mei 2024 para peserta terpilih akan mendapatkan pembekalan dan lokakarya oleh para fasilitator dan narasumber. Pembekalan materi meliputi dari perspektif sejarah, arkeologi, antropologi, oseanografi, sosial, seni, dan budaya maupun tentang Cagar Budaya (CB), dan Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) yang relevan. Laskar Rempah diharapkan akan menambah wawasan untuk mengaktualisasi diri saat kegiatan berlangsung maupun pasca kegiatan.

“Pelayaran akan menyusuri 7 (tujuh) titik Jalur Rempah, yaitu Jakarta, Belitung Timur, Dumai, Sabang, Melaka di Malaysia, Tanjung Uban, Lampung, dan berakhir di Jakarta. Seluruh peserta yang berjumlah 153 orang akan terbagi ke dalam 3 batch pelayaran dengan tiga titik pergantian peserta, yaitu Jakarta, Dumai, dan Tanjung Uban. Masing-masing batch terdiri 50 orang yang terdiri dari peserta seleksi terbuka dan undangan,” ucapnya.

Irini kembali menegaskan, melalui pelayaran ini Indonesia berkomitmen menjaga dan mengembangkan warisan budaya dengan melibatkan generasi muda sebagai agen perubahan melalui berbagai aktivitas.

“Peran generasi muda dalam pengembangan warisan budaya ini meliputi kegiatan seperti festival berbasis rempah dan budaya bahari, seminar, lokakarya, ritual, residensi, dan sebagainya,” pungkas Irini.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2589 seconds (0.1#10.140)