Kisah Love's, Anak Penjual Bumbu Pecel Lulus SNBP 2024 di UGM dan Kuliah Gratis
loading...
A
A
A
“Ibu adalah sosok yang selalu memotivasi saya untuk tetap semangat di tengah banyaknya omongan-omongan yang meremehkan. Ada saja yang meremehkan mimpi saya, mereka bilang anak orang miskin mustahil untuk kuliah,” ucapnya.
Ada yang membekas dalam benak Love’s akan perjuangan yang dilakukan sang ibu. Peristiwa saat ia akan berangkat mengikuti olimpiade, dan saat itu hujan turun cukup deras. Kebetulan keluarganya tidak memiliki jas hujan atau payung, bahkan uang untuk memesan ojek, dan sang ibu menerjang hujan berlarian dari rumah satu tetangga ke tetangga lainnya untuk meminjam jas hujan.
Love’s telah membayar ucapannya, karena sebelumnya setiap muncul pertanyaan dari orang-orang sekitar akan kuliah dimana ia dengan lantang dan penuh keyakinan menjawab kuliah di UGM. Bukan sekedar menjawab, keyakinan itu ia iringi dengan belajar dan belajar, berprestasi dan berprestasi, serta berdoa.
“Bangga, terharu, sekaligus senang bercampur. Sulit bagi saya mengungkapkannya dengan kata-kata. Bahkan saya terkadang masih tidak percaya sudah sampai di titik ini”, urainya.
Sang ibu, Eny Rosida mengaku sangat bangga dan bahagia anak perempuannya itu bisa diterima bahkan kuliah gratis di UGM. Ia merasa mendapat keajaiban dari yang semula hanyalah mimpi menjadi kenyataan.
“Tidak peduli seberapa sulitnya, kami akan usahakan untuk mendukung putri kami menggapai cita-citanya. Kami berharap nantinya Love’s bisa sukses, mengangkat derajat keluarga, dan bermanfaat sekitar. Harapannya ia jadi perempuan hebat yang menginspirasi dan takut serta beriman kepada Allah,” ujar Rosida penuh harap.
Ada yang membekas dalam benak Love’s akan perjuangan yang dilakukan sang ibu. Peristiwa saat ia akan berangkat mengikuti olimpiade, dan saat itu hujan turun cukup deras. Kebetulan keluarganya tidak memiliki jas hujan atau payung, bahkan uang untuk memesan ojek, dan sang ibu menerjang hujan berlarian dari rumah satu tetangga ke tetangga lainnya untuk meminjam jas hujan.
Love’s telah membayar ucapannya, karena sebelumnya setiap muncul pertanyaan dari orang-orang sekitar akan kuliah dimana ia dengan lantang dan penuh keyakinan menjawab kuliah di UGM. Bukan sekedar menjawab, keyakinan itu ia iringi dengan belajar dan belajar, berprestasi dan berprestasi, serta berdoa.
“Bangga, terharu, sekaligus senang bercampur. Sulit bagi saya mengungkapkannya dengan kata-kata. Bahkan saya terkadang masih tidak percaya sudah sampai di titik ini”, urainya.
Sang ibu, Eny Rosida mengaku sangat bangga dan bahagia anak perempuannya itu bisa diterima bahkan kuliah gratis di UGM. Ia merasa mendapat keajaiban dari yang semula hanyalah mimpi menjadi kenyataan.
“Tidak peduli seberapa sulitnya, kami akan usahakan untuk mendukung putri kami menggapai cita-citanya. Kami berharap nantinya Love’s bisa sukses, mengangkat derajat keluarga, dan bermanfaat sekitar. Harapannya ia jadi perempuan hebat yang menginspirasi dan takut serta beriman kepada Allah,” ujar Rosida penuh harap.
(nnz)