Epik Mahabharata Antar Komikus I Wayan Nuriarta Raih Gelar Doktor di UNUD
loading...
A
A
A
DENPASAR - Dosen Institut Seni Indonesia Denpasar, I Wayan Nuriarta meraih gelar Doktor Kajian Budaya Universitas Udayana (UNUD). Ia mempertahankan disertasinya berjudul Artikulasi Identitas dalam Komik Wayang Epik Mahabharata di Indonesia.
Komikus yang juga menjabat pengurus Gurat Institute, dan anggota HOCA menyampaikan latar belakang penelitiannya menyebutkan bahwa komik wayang epik Mahabharata menempati posisi penting dalam sejarah seni komik dan budaya populer di Indonesia.
Baca juga: Perwira TNI AL Raih Gelar Doktor di Unpad dengan Predikat Cum Laude
Sebagai bagian dari budaya populer, kehadiran komik lazimnya dianggap sebagai bacaan hiburan dan pencarian nilai-nilai moral bagi kebanyakan penghobi komik, terutama pada cerita-cerita Mahabharata dan Ramayana.
"Akan tetapi, lebih dari sekadar hiburan, komik sebetulnya juga mengandung berbagai gagasan, aspirasi, ideologi, atau apa yang dalam penelitian ini disebutkan sebagai artikulasi identitas, topik yang jarang dibahas secara serius dalam sejarah studi komik yang relatif jarang di Indonesia," ujarnya, melalui siaran pers, Senin (22/7/2024).
Baca juga: Mau Raih Gelar Doktor di Usia Muda? Daftar Beasiswa PMDSU 2024 Sekarang
Komik wayang epik Mahabharata menurutnya adalah peleburan dua perkara yang sepintas lalu paradoksal. Di satu sisi karya ini merupakan komik sebagai seni populer yang komersial dan bersifat massal.
Namun di sisi lain karya ini juga wayang sebagai seni adiluhung yang semula muncul dalam sastra, ditafsirkan dalam seni rupa dan tari, populer sebagai teater wayang kulit, dan tetap populer dalam seni wayang orang yang spektakuler.
"Namun, komikus komik wayang mampu mengemas kedua aspek tersebut sebagai penjelmaan baru. Komik wayang epik Mahabharata hadir sebagai komik dengan identitasnya tersendiri," tuturnya.
Baca juga: Sidang Promosi Doktor UI, Muhammad Kholid Sarankan Revisi UU Migas Dipercepat
Komikus yang juga menjabat pengurus Gurat Institute, dan anggota HOCA menyampaikan latar belakang penelitiannya menyebutkan bahwa komik wayang epik Mahabharata menempati posisi penting dalam sejarah seni komik dan budaya populer di Indonesia.
Baca juga: Perwira TNI AL Raih Gelar Doktor di Unpad dengan Predikat Cum Laude
Sebagai bagian dari budaya populer, kehadiran komik lazimnya dianggap sebagai bacaan hiburan dan pencarian nilai-nilai moral bagi kebanyakan penghobi komik, terutama pada cerita-cerita Mahabharata dan Ramayana.
"Akan tetapi, lebih dari sekadar hiburan, komik sebetulnya juga mengandung berbagai gagasan, aspirasi, ideologi, atau apa yang dalam penelitian ini disebutkan sebagai artikulasi identitas, topik yang jarang dibahas secara serius dalam sejarah studi komik yang relatif jarang di Indonesia," ujarnya, melalui siaran pers, Senin (22/7/2024).
Baca juga: Mau Raih Gelar Doktor di Usia Muda? Daftar Beasiswa PMDSU 2024 Sekarang
Komik wayang epik Mahabharata menurutnya adalah peleburan dua perkara yang sepintas lalu paradoksal. Di satu sisi karya ini merupakan komik sebagai seni populer yang komersial dan bersifat massal.
Namun di sisi lain karya ini juga wayang sebagai seni adiluhung yang semula muncul dalam sastra, ditafsirkan dalam seni rupa dan tari, populer sebagai teater wayang kulit, dan tetap populer dalam seni wayang orang yang spektakuler.
"Namun, komikus komik wayang mampu mengemas kedua aspek tersebut sebagai penjelmaan baru. Komik wayang epik Mahabharata hadir sebagai komik dengan identitasnya tersendiri," tuturnya.
Baca juga: Sidang Promosi Doktor UI, Muhammad Kholid Sarankan Revisi UU Migas Dipercepat