5 Alumni LPDP yang Meraih Gelar Guru Besar di Usia Muda, Nomor 4 dan 5 Termuda se-Indonesia
loading...
A
A
A
Baca juga: 14 Biaya yang Tidak Ditanggung Beasiswa LPDP 2024, Cek Yuk Sebelum Daftar
Ferian kemudian melanjutkan kuliah pascasarjana S2 di jurusan yang sama di kampus yang sama, UGM. Lalu ia terbang ke Jepang untuk kuliah di Kyushu University belajar Earth Resources Engineering.
Pramaditya merupakan Guru Besar Bidang Ilmu Penginderaan Jauh Biodiversitas Pesisir yang juga merupakan dosen UGM. Ia diantik menjadi profesor di usia 35 tahun sehingga juga dinobatkan menjadi profesor termuda.
Baca juga: Catat! Tips Lolos Seleksi Pendaftaran LPDP 2024 Gelombang 2 yang Dibuka hingga 18 Juli
Penerima Grantee RISPRO Mandatory ini bahkan dari jabatan lektor langsung menjadi guru besar tanpa melewati lektor kepala. Pramaditya sudah menerbitkan 88 artikel ilmiah terindeks Scopus dengan skor H-Index 18.
Adi Purwandana adalah seorang peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menjadi kepakaran gelombang internal dan percampuran turbulen laut.
Ia dilantik menjadi guru besar dalam usia 42 tahun dan telah menerbitkan setidaknya 31 artikel ilmiah terindeks Scopus dengan skor H-Index 6.
Adi lulusan S1 Fisika ITB yang melanjutkan kuliah S2 Ilmu Kelautan di IPB University. Ia kuliah S3 bidang studi Physical Oceanography di Sorbonne University, Prancis dengan beasiswa LPDP.
Husnul adalah Guru Besar bidang Teknik Geologi yang dilantik menjadi guru besar di usia 37 tahun. Ia menjadi guru besar termuda se-Indoensia di bidang geologi.
Husnul sudah menerbitkan 32 artikel ilmiah terindeks Scopus dengan skor H-Index 9.
Saat ini Husnul mengajar di Universitas Islam Riau, Pekanbaru.
Husnul Kausarian kuliah S1 di Geologi Perminyakan Universiti Kebangsaan Malaysia dan melanjutkan kuliah S2 di kampus dan bidang studi yang sama di Negeri Jiran tersebut. Ia lalu kuliah S3 di Chiba University Jepang studi Geosciences dengan beasiswa LPDP.
Andi Dian Permana merupakan Guru Besar Bidang Ilmu Sistem Penghantaran Obat Dermal dan Transdermal. Dilantik menjadi guru besar di usia 34 tahun ia menjadi yang termuda di bidang farmasi se-Indonesia.
Dosen Universitas Hasanuddin ini menerbitkan 17 artikel ilmiah terindeks Scopus. Ia lulusan S1 Farmasi Unhas, S2 Farmasi Unhas, dan S3 Queens University Belfast Inggris studi Farmasi dengan beasiswa LPDP.
Demikian 5 alumni beasiswa LPDP yang meraih gelar guru besar termuda . Semoga informasi ini bermanfaat.
Ferian kemudian melanjutkan kuliah pascasarjana S2 di jurusan yang sama di kampus yang sama, UGM. Lalu ia terbang ke Jepang untuk kuliah di Kyushu University belajar Earth Resources Engineering.
2. Prof. Pramaditya Wicaksono, S.Si., M.Sc., Ph.D.
Pramaditya merupakan Guru Besar Bidang Ilmu Penginderaan Jauh Biodiversitas Pesisir yang juga merupakan dosen UGM. Ia diantik menjadi profesor di usia 35 tahun sehingga juga dinobatkan menjadi profesor termuda.
Baca juga: Catat! Tips Lolos Seleksi Pendaftaran LPDP 2024 Gelombang 2 yang Dibuka hingga 18 Juli
Penerima Grantee RISPRO Mandatory ini bahkan dari jabatan lektor langsung menjadi guru besar tanpa melewati lektor kepala. Pramaditya sudah menerbitkan 88 artikel ilmiah terindeks Scopus dengan skor H-Index 18.
3. Prof. Adi Purwandana, M.Si., Ph.D.
Adi Purwandana adalah seorang peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menjadi kepakaran gelombang internal dan percampuran turbulen laut.
Ia dilantik menjadi guru besar dalam usia 42 tahun dan telah menerbitkan setidaknya 31 artikel ilmiah terindeks Scopus dengan skor H-Index 6.
Adi lulusan S1 Fisika ITB yang melanjutkan kuliah S2 Ilmu Kelautan di IPB University. Ia kuliah S3 bidang studi Physical Oceanography di Sorbonne University, Prancis dengan beasiswa LPDP.
4. Prof. Husnul Kausarian, M.Sc., Ph.D.
Husnul adalah Guru Besar bidang Teknik Geologi yang dilantik menjadi guru besar di usia 37 tahun. Ia menjadi guru besar termuda se-Indoensia di bidang geologi.
Husnul sudah menerbitkan 32 artikel ilmiah terindeks Scopus dengan skor H-Index 9.
Saat ini Husnul mengajar di Universitas Islam Riau, Pekanbaru.
Husnul Kausarian kuliah S1 di Geologi Perminyakan Universiti Kebangsaan Malaysia dan melanjutkan kuliah S2 di kampus dan bidang studi yang sama di Negeri Jiran tersebut. Ia lalu kuliah S3 di Chiba University Jepang studi Geosciences dengan beasiswa LPDP.
5. Prof. Andi Dian Permana M.Si., Ph.D., Apt.
Andi Dian Permana merupakan Guru Besar Bidang Ilmu Sistem Penghantaran Obat Dermal dan Transdermal. Dilantik menjadi guru besar di usia 34 tahun ia menjadi yang termuda di bidang farmasi se-Indonesia.
Dosen Universitas Hasanuddin ini menerbitkan 17 artikel ilmiah terindeks Scopus. Ia lulusan S1 Farmasi Unhas, S2 Farmasi Unhas, dan S3 Queens University Belfast Inggris studi Farmasi dengan beasiswa LPDP.
Demikian 5 alumni beasiswa LPDP yang meraih gelar guru besar termuda . Semoga informasi ini bermanfaat.