UKRIDA dan API Berkolaborasi Kembangkan SDM dan Pendidikan Pastoral di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - UKRIDA dan Asosiasi Pastoral Indonesia (API) menjalin kerja sama dalam pengembangan SDM dan pendidikan Clinical Pastoral Education di Fakultas Psikologi UKRIDA. Kolaborasi diawali dengan forum Indonesian International Pastoral Encounter (INDOPASTER) 2024 yang mengusung tema Pastoral for the Welfare of the Nation.
Kedua pihak bertujuan memberikan dampak positif yang luas, menggabungkan visi untuk meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peran pastoral di setiap lapisan masyarakat. Rangkaian seminar dan diskusi forum ini memakai sudut tinjau dari berbagai dimensi tematis.
Baca juga: UKRIDA Raih Akreditasi Unggul dari BAN PT
Tinjauan tersebut terdiri dari kemajemukan agama, pastoral di bidang politik dan hukum, pastoral pada berbagai kegiatan ekonomi, sosial dan keamanan, pastoral di bidang lingkungan hidup, pastoral bagi mereka yang membutuhkan (situasi perang, kekerasan maupun bencana), penguatan kapasitas pemuda dan perdamaian, dan pengembangan pastoral untuk CPE dan Chaplaincy.
Kegiatan dibuka oleh Dirjen Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama Jeane Marie Tulung yang mewakili Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Ia menyampaikan para ahli pastoral saat ini telah menjadi lapisan profesional bangsa yang bergerak dengan ilmu, pengetahuan, keterampilan, sikap dan panggilan niat yang memihak untuk meringankan beban mental masyarakat.
“Kita sungguh berharap, apapun dan bagaimanapun rumitnya pekerjaan rumah bangsa kita, inklusivitas merupakan jalan baru yang memicu kerja sama, menghangatkan tolong menolong, ulur tangan, bahu membahu, saling cinta mencintai, saling topang, demi kelangsungan bangsa,” katanya, melalui siaran pers, Rabu (14/8/2024).
Selanjutnya Rektor UKRIDA Prof Herman Parung juga menyampaikan pandangannya terkait dunia pastoral. Menurutnya, saat ini meluasnya cakupan bidang pelayanan pastoral yang tidak hanya melayani pribadi, tapi juga melayani masyarakat dan ikut terlibat menangani masalah di tatanan sosial kemasyarakatan dan lingkungan hidup.
"Menantang semua pihak untuk dapat berpikir kreatif dan bertindak konstruktif bagi masa depan anak-anak bangsa di masa depan," ujarnya.
Selain itu pada kesempatan ini, Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh John Livingstone Wuisan selaku Ketua Umum API dan Prof. Herman Parung selaku Rektor UKRIDA serta Theresia Citraningtyas selaku Wakil Rektor III UKRIDA berfokus pada Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian untuk masyarakat dan sertifikasi pastoral selama lima tahun.
Citra selaku Ketua Panitia INDOPASTER 2024 dalam topik Pastoral Care in Mental Health, memaparkan prinsip-prinsip penting dalam pelayanan pastoral yang meliputi kehadiran yang memberikan kehidupan: kualitas kehadiran, penghargaan positif, kemurnian, rasa hormat, keselamatan, dan penerimaan, penghargaan terhadap pilihan sendiri dan penentuan nasib sendiri, terhubung dengan realitas dan bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari, pendampingan dalam momen-momen sulit dan menjadi pembawa pesan harapan.
Prinsip-prinsip ini menekankan pentingnya peran pelayanan pastoral dalam memberikan dukungan emosional dan spiritual kepada individu, terutama dalam konteks kesehatan mental.
Margaretha Hendriks-Ririmase dari UKIM Ambon juga mengingatkan terkait pendekatan pastoral terhadap mereka yang membutuhkan, menurutnya diperlukan analisis mendalam mengenai akar masalah dan latar belakang kondisi penderita.
Pendekatan pastoral yang mempertimbangkan berbagai isu terkait yang menyebabkan viktimisasi, termasuk advokasi untuk korban kekerasan massal dan domestik. Selain itu pelayanan pastoral kepada korban membutuhkan perhatian khusus terhadap penyembuhan trauma, terutama di daerah dengan akses terbatas ke fasilitas kesehatan mental. Pendekatan ini telah diterapkan di Maluku dengan hasil yang cukup sukses.
Acara ini disambut dengan antusias oleh para peserta, termasuk Pdt. Dorkas Natalina, yang merupakan pendeta jemaat Gereja Kristen Jawa Gondokusuman Yogyakarta.
"Saya sangat mendukung acara Indonesian International Pastoral Encounter 2024 karena acara ini memperlengkapi praktisi pastoral dalam menjalankan fungsi pastoral di berbagai bidang, termasuk politik, hukum, ekonomi, dan kesehatan. Acara ini melibatkan narasumber dari berbagai lini, baik dari dalam maupun luar negeri, yang memberikan wawasan luas bagi pelayanan pastoral yang lebih holistik dan berdampak positif bagi kesejahteraan bangsa," pungkasnya.
Kedua pihak bertujuan memberikan dampak positif yang luas, menggabungkan visi untuk meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peran pastoral di setiap lapisan masyarakat. Rangkaian seminar dan diskusi forum ini memakai sudut tinjau dari berbagai dimensi tematis.
Baca juga: UKRIDA Raih Akreditasi Unggul dari BAN PT
Tinjauan tersebut terdiri dari kemajemukan agama, pastoral di bidang politik dan hukum, pastoral pada berbagai kegiatan ekonomi, sosial dan keamanan, pastoral di bidang lingkungan hidup, pastoral bagi mereka yang membutuhkan (situasi perang, kekerasan maupun bencana), penguatan kapasitas pemuda dan perdamaian, dan pengembangan pastoral untuk CPE dan Chaplaincy.
Kegiatan dibuka oleh Dirjen Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama Jeane Marie Tulung yang mewakili Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Ia menyampaikan para ahli pastoral saat ini telah menjadi lapisan profesional bangsa yang bergerak dengan ilmu, pengetahuan, keterampilan, sikap dan panggilan niat yang memihak untuk meringankan beban mental masyarakat.
“Kita sungguh berharap, apapun dan bagaimanapun rumitnya pekerjaan rumah bangsa kita, inklusivitas merupakan jalan baru yang memicu kerja sama, menghangatkan tolong menolong, ulur tangan, bahu membahu, saling cinta mencintai, saling topang, demi kelangsungan bangsa,” katanya, melalui siaran pers, Rabu (14/8/2024).
Selanjutnya Rektor UKRIDA Prof Herman Parung juga menyampaikan pandangannya terkait dunia pastoral. Menurutnya, saat ini meluasnya cakupan bidang pelayanan pastoral yang tidak hanya melayani pribadi, tapi juga melayani masyarakat dan ikut terlibat menangani masalah di tatanan sosial kemasyarakatan dan lingkungan hidup.
"Menantang semua pihak untuk dapat berpikir kreatif dan bertindak konstruktif bagi masa depan anak-anak bangsa di masa depan," ujarnya.
Selain itu pada kesempatan ini, Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh John Livingstone Wuisan selaku Ketua Umum API dan Prof. Herman Parung selaku Rektor UKRIDA serta Theresia Citraningtyas selaku Wakil Rektor III UKRIDA berfokus pada Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian untuk masyarakat dan sertifikasi pastoral selama lima tahun.
Citra selaku Ketua Panitia INDOPASTER 2024 dalam topik Pastoral Care in Mental Health, memaparkan prinsip-prinsip penting dalam pelayanan pastoral yang meliputi kehadiran yang memberikan kehidupan: kualitas kehadiran, penghargaan positif, kemurnian, rasa hormat, keselamatan, dan penerimaan, penghargaan terhadap pilihan sendiri dan penentuan nasib sendiri, terhubung dengan realitas dan bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari, pendampingan dalam momen-momen sulit dan menjadi pembawa pesan harapan.
Prinsip-prinsip ini menekankan pentingnya peran pelayanan pastoral dalam memberikan dukungan emosional dan spiritual kepada individu, terutama dalam konteks kesehatan mental.
Margaretha Hendriks-Ririmase dari UKIM Ambon juga mengingatkan terkait pendekatan pastoral terhadap mereka yang membutuhkan, menurutnya diperlukan analisis mendalam mengenai akar masalah dan latar belakang kondisi penderita.
Pendekatan pastoral yang mempertimbangkan berbagai isu terkait yang menyebabkan viktimisasi, termasuk advokasi untuk korban kekerasan massal dan domestik. Selain itu pelayanan pastoral kepada korban membutuhkan perhatian khusus terhadap penyembuhan trauma, terutama di daerah dengan akses terbatas ke fasilitas kesehatan mental. Pendekatan ini telah diterapkan di Maluku dengan hasil yang cukup sukses.
Acara ini disambut dengan antusias oleh para peserta, termasuk Pdt. Dorkas Natalina, yang merupakan pendeta jemaat Gereja Kristen Jawa Gondokusuman Yogyakarta.
"Saya sangat mendukung acara Indonesian International Pastoral Encounter 2024 karena acara ini memperlengkapi praktisi pastoral dalam menjalankan fungsi pastoral di berbagai bidang, termasuk politik, hukum, ekonomi, dan kesehatan. Acara ini melibatkan narasumber dari berbagai lini, baik dari dalam maupun luar negeri, yang memberikan wawasan luas bagi pelayanan pastoral yang lebih holistik dan berdampak positif bagi kesejahteraan bangsa," pungkasnya.
(nnz)