Kolaborasi LSPR Institute, Nozomi no sono, & ERIA Luncurkan Tiga Buku Panduan Disabilitas

Kamis, 22 Agustus 2024 - 17:54 WIB
loading...
Kolaborasi LSPR Institute,...
LSPR Institute dan Nozomi no sono Jepang, berkoordinasi dengan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), telah bekerja sama sejak 2021 untuk melaksanakan proyek penelitian dan pembuatan panduan mengenai disabilitas perkembangan di ASEAN.
A A A
JAKARTA - LSPR Institute of Communication & Business (LSPR Institute) dan Nozomi no sono (The National Centre for Persons with Severe Intellectual Disabilities) Jepang, berkoordinasi dengan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), telah bekerja sama sejak 2021 untuk melaksanakan proyek penelitian dan pembuatan panduan mengenai disabilitas perkembangan di negara-negara anggota ASEAN.

Output dari proyek ini adalah terbitnya 3 buku berjudul yakni: Kondisi Terkini dan Isu Kebijakan Layanan Kesehatan bagi Penyandang Disabilitas Perkembangan di Asia Tenggara; Pengembangan Panduan Berbasis Pembinaan untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Orang Tua Anak dengan Disabilitas Perkembangan di Asia Tenggara; dan Panduan Pelatihan, Pendampingan, dan Pembinaan bagi Orang Tua Anak dengan Disabilitas Perkembangan di Asia Tenggara.

Ketiga buku ini diluncurkan pada 22 Agustus 2024 di LSPR Institute of Communication & Business oleh Dr. (H.C) Prita Kemal Gani (Founder & CEO LSPR Institute of Communication & Business), Mr. Kazuo Chujo (Deputy Head of Mission, Mission of Japan to ASEAN), Dr. Yasuyuki Mitsuhashi (ERIA Senior Policy Fellow on Healthcare), Dr. Ryuhei Sano (Nozominosono/Project Leader), dan Dr. Rudi Sukandar (Director of Research & Community Service LSPR Institute of Communication & Business/Project Member).

Terbatasnya referensi mengenai riset kebijakan terkait kesehatan dan disabilitas perkembangan di kawasan ASEAN, serta kebutuhan akan panduan untuk pelatihan dan pendampingan orang tua dengan anak yang memiliki disabilitas perkembangan, mendorong munculnya inisiatif untuk melaksanakan proyek tersebut agar dapat berkontribusi terhadap isu disabilitas perkembangan di negara-negara Asia Tenggara.



Selain itu, penyandang disabilitas perkembangan dan keluarga mereka kerap dihadapkan pada tantangan cukup besar untuk memperoleh kualitas hidup yang baik.

Beberapa kesulitan yang muncul adalah terbatasnya akses untuk layanan kesehatan serta pendidikan, kesempatan dalam lapangan pekerjaan serta partisipasi dalam kehidupan sosial.

Prita Kemal Gani selaku Founder & CEO LSPR Institute menyampaikan, dengan selesainya proyek bersama Nozomi no sono dan ERIA ini, pihaknya berharap dapat terus melanjutkan kolaborasi unttuk mencari strategi yang dapat diimplementasikan.

“Secara khusus, untuk mengembangkan sumber daya manusia dan kampanye komunikasi strategis guna membuka jalan bagi kebijakan jangka panjang yang memastikan kesempatan yang setara bagi individu dengan disabilitas perkembangan,” ujarnya.

Prita menambahkan, dengan belajar dari pengalaman dan inovasi Jepang mengenai isu tersebut, pihaknya dapat memperkaya sumber daya manusia di seluruh ASEAN dan membangun masyarakat yang lebih inklusif bagi semua orang. “Saya menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada semua pihak atas dukungan dan partisipasinya dalam proyek ini,”katanya.

Dalam kesempatan ini, Duta Besar Misi Jepang untuk ASEAN, Masahiko Kiya, melalui pesan videonya mengucapkan selamat kepada LSPR, Nozomi no sono, ERIA, dan pemangku kepentingan terkait atas selesainya proyek tersebut.

Dubes Kiya juga menyampaikan penghargaan atas upaya yang telah dilakukan dalam proyek tersebut. Salah satu dari ketiga buku ini diharapkan dapat membantu penyandang disabilitas perkembangan dan orang tua mereka untuk mengatasi tantangan dan kesulitan yang dihadapi seputar layanan dan perawatan kesehatan, termasuk dalam mengatasi kekhawatiran dan kecemasan bagi para orang tua, sehingga mereka dapat mendampingi dan memberikan dukungan terhadap anak-anak mereka.

Sementara itu, buku kedua berisi riset tentang kondisi terkini dan isu kebijakan layanan kesehatan membahas isu-isu penting dari sudut pandang penyandang disabilitas perkembangan dan keluarganya, khususnya di kawasan ASEAN yang diharapkan dapat memberikan pemahaman komprehensif mengenai topik ini.

Selanjutnya, buku ketiga merupakan panduan pelatihan, pendampingan, dan pembinaan bagi orang tua anak dengan disabilitas perkembangan, diharapkan dapat membekali orang tua dengan pengetahuan berharga, sekaligus memberdayakan mereka untuk menjadi mentor bagi orang lain untuk membantu mencapai kualitas hidup yang lebih baik.

Prita mengajak semua pihak untuk memanfaatkan momen ini untuk menegaskan kembali komitmen dalam menciptakan dunia di mana individu dengan disabilitas perkembangan dapat diberdayakan, disertakan, dan dihargai atas kontribusi unik mereka.

Saat ini LSPR telah terakreditasi A dari BAN – PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi). Sebelumnya pada tahun 2019, LSPR mendapatkan rekognisi sebagai Kampus yang menjalankan etika, menjadi institusi Pendidikan yang terpercaya dari Global Alliance for Public Relations and Communication Management.

Data menyebutkan, LSPR Institute memiliki hampir seratus ribu lulusan. Data LSPR Career Centre menunjukkan tingkat serapan lulusan LSPR di dunia kerja mencapai 90% lulusan.

LSPR Careers and Employability Centre selain menyelenggarakan seminar dan pelatihan, menyediakan informasi lowongan pekerjaan, juga membantu menyalurkan alumni ke bidang pekerjaan yang mereka inginkan baik dalam dan luar negeri.

Tahun ini, LSPR berada di 15 teratas untuk kategori Perguruan Tinggi Swasta di Indonesia dari 45 perguruan tinggi Indonesia yang dinilai. LSPR juga berhasilvberada pada urutan 801+ di dunia untuk kategori SDG 13 mengenai Climate Action.
(wyn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1559 seconds (0.1#10.140)