Profil Prof Pratikno, Mantan Rektor UGM yang Ditolak Masuk Kampus oleh Mahasiswa Fisipol
loading...
A
A
A
JAKARTA - Prof Pratikno kini jadi sorotan setelah kemunculan spanduk yang bertuliskan "Pratikno dilarang masuk". Spanduk tersebut dipasang oleh sejumlah mahasiswa yang mengenakan almamater UGM di Lantai 4 Gedung Fisipol UGM.
Pembentangan spanduk bertuliskan "Pratikno dilarang masuk" di UGM itu dilakukan pada 26 Agustus 2024 kemarin, tepatnya ketika jeda acara podcast yang dilakukan oleh awak media di Universitas tersebut.
Baca juga: Pratikno Ungkap Reaksi Jokowi Diisukan Cawe-cawe di Kepengurusan Baru PDIP
Aksi pemasangan spanduk itu diduga masih berkaitan dengan gelombang demonstrasi di sejumlah kota di Indonesia terpicu langkah Baleg DPR yang memutuskan mendorong ke Rapat Paripurna untuk mengesahkan revisi UU Pilkada dengan mengabaikan putusan MK.
Baca juga: Anggaran HUT ke-79 RI Paling Besar dari Sebelumnya, Pratikno Ungkap Penyebabnya
Pratikno sendiri diketahui merupakan mantan Rektor UGM yang telah sekitar satu dekade menjadi orang kepercayaan Presiden Joko Widodo di pemerintahan sebagai Menteri Sekretaris Negara. Ia juga tercatat pernah menjabat sebagai dekan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM.
Dilansir dari laman Kementerian Sekretariat Negara, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc., lahir pada 13 Februari 1962, di Bojonegoro, Jawa Timur. Dalam riwayat pendidikannya, dia adalah penerima gelar sarjana Ilmu Pemerintahan di Fisipol UGM tahun 1985.
Baca juga: Partai Gerindra Usung Adik Mensesneg Pratikno Maju Pilbup Bojonegoro
Pendidikannya berlanjut hingga mendapat gelar magister dari Development Administration, Birmingham University, Inggris tahun 1990. Serta menerima gelar Ph.D. dari Political Science Flinders University Australia, tahun 1997.
Barulah di tahun 2008 lalu, dirinya dinobatkan jadi Profesor Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada. Dengan latar belakang pendidikannya ini, tak heran jika kini dirinya duduk di kursi pemerintahan.
Awal karier Pratikno sebagai pengajar dimulai di UGM pada tahun 1986. Sejak saat itu, ia telah beberapa kali menduduki posisi penting.
Misalnya seperti, Wakil Dekan Bidang Akademik Fisipol UGM periode 2001-2004, hingga Kepala Manajer Program Pascasarjana Politik Lokal dan Otonomi Daerah periode 2003-2008.
Pembentangan spanduk bertuliskan "Pratikno dilarang masuk" di UGM itu dilakukan pada 26 Agustus 2024 kemarin, tepatnya ketika jeda acara podcast yang dilakukan oleh awak media di Universitas tersebut.
Baca juga: Pratikno Ungkap Reaksi Jokowi Diisukan Cawe-cawe di Kepengurusan Baru PDIP
Aksi pemasangan spanduk itu diduga masih berkaitan dengan gelombang demonstrasi di sejumlah kota di Indonesia terpicu langkah Baleg DPR yang memutuskan mendorong ke Rapat Paripurna untuk mengesahkan revisi UU Pilkada dengan mengabaikan putusan MK.
Baca juga: Anggaran HUT ke-79 RI Paling Besar dari Sebelumnya, Pratikno Ungkap Penyebabnya
Pratikno sendiri diketahui merupakan mantan Rektor UGM yang telah sekitar satu dekade menjadi orang kepercayaan Presiden Joko Widodo di pemerintahan sebagai Menteri Sekretaris Negara. Ia juga tercatat pernah menjabat sebagai dekan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM.
Profil Prof Pratikno
Dilansir dari laman Kementerian Sekretariat Negara, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc., lahir pada 13 Februari 1962, di Bojonegoro, Jawa Timur. Dalam riwayat pendidikannya, dia adalah penerima gelar sarjana Ilmu Pemerintahan di Fisipol UGM tahun 1985.
Baca juga: Partai Gerindra Usung Adik Mensesneg Pratikno Maju Pilbup Bojonegoro
Pendidikannya berlanjut hingga mendapat gelar magister dari Development Administration, Birmingham University, Inggris tahun 1990. Serta menerima gelar Ph.D. dari Political Science Flinders University Australia, tahun 1997.
Barulah di tahun 2008 lalu, dirinya dinobatkan jadi Profesor Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada. Dengan latar belakang pendidikannya ini, tak heran jika kini dirinya duduk di kursi pemerintahan.
Awal karier Pratikno sebagai pengajar dimulai di UGM pada tahun 1986. Sejak saat itu, ia telah beberapa kali menduduki posisi penting.
Misalnya seperti, Wakil Dekan Bidang Akademik Fisipol UGM periode 2001-2004, hingga Kepala Manajer Program Pascasarjana Politik Lokal dan Otonomi Daerah periode 2003-2008.