Peringati Hari Guru Sedunia, Bank BTPN Gelar Workshop Membuat Media Ajar Literasi Finansial
loading...
A
A
A
JAKARTA - Memperingati Hari Guru Sedunia, Bank BTPN menggandeng Yayasan Guru Belajar (YGB) dan Komunitas Guru Belajar Nusantara Jakarta menggelar workshop “Pembelajaran Inovatif dan Manajemen Finansial yang Kuat” pada Sabtu (5/10) di Jakarta dan Minggu (6/10) di Yogyakarta dan Makassar.
Workshop ini merupakan bagian dari bootcamp Guru Kreatif Cerdas Finansial (GKCF) yang telah berlangsung daring selama sebulan. Pada sesi daring, peserta belajar mengatur keuangan dan membuat media ajar untuk murid dengan prinsip design thinking.
Sedangkan pada workshop, peserta ditantang melakukan uji coba purwarupa media ajar terkait literasi finansial. Media ajar tidak ditujukan penggunaannya untuk murid melainkan sesama guru.
“Beasiswa belajar ini merupakan komitmen Bank BTPN untuk menjadi sahabatnya Bapak/Ibu guru. Kami peduli pada pendidikan dan kami percaya kemajuan pendidikan ujung tombaknya adalah guru dan kami ingin membersamai Bapak/Ibu,” kata Dody Safrizal, Area Business Leader Pension Business & Area Head Jakarta dalam keterangan resminya, Senin (7/10/2024)
Topik workshop lahir dari keresahan Bank BTPN dan YGB terhadap kesulitan guru dalam mengelola keuangan pribadi. Rendahnya rata-rata pendapatan guru mendorong mereka mengembangkan karier protean sehingga memiliki berbagai sumber pendapatan. Namun, hal ini tidak dibarengi dengan kecakapan mengatur keuangan.
“Saat kami membuka pendaftaran beasiswa ini, antusiasmenya luar biasa sekali hingga 9000 lebih pendaftar. Kami kagum terhadap semangat belajar Bapak/Ibu guru. Saya berharap Bapak/Ibu yang mendapat kesempatan belajar di sini menularkan ilmunya ke guru lain yang belum mendapat kesempatan,” tutur Dody.
Dalam uji coba, peserta dibagi dalam kelompok kecil untuk memperkenalkan media ajar literasi finansial yang sudah mereka rancang, yang kemudian dinilai oleh sesama anggota kelompok.
Intan Irawati, peserta dari MAN 15 Jakarta, mengungkapkan perasaan syukurnya karena kini bisa membuat media ajar yang lebih bermakna. Dia menceritakan, setelah mengikuti sesi daring GKCF, dia sudah mulai membuat media ajar dengan design thinking untuk murid-muridnya.
“Perubahan terjadi pada murid saya, mereka lebih antusias belajar fisika. Murid yang awalnya lebih banyak diam, sudah mulai berani mengemukakan pendapat. Saya pun rasanya menjadi lebih dekat dengan murid, murid tidak sungkan lagi mengemukakan kesulitan,” ungkap Intan.
Dia menceritakan pengalaman sahabatnya yang pernah datang dengan menangis, ternyata karena terlilit pinjol. Intan tidak ingin hal tersebut terjadi lagi ke orang-orang di sekitarnya, sehingga dirinya sangat bersemangat ketika mendapat tantangan dari program GKCF.
Yayasan Guru Belajar adalah lembaga philanthropic intermediary yang memberdayakan guru menjadi penggerak perubahan melalui kolaborasi beragam organisasi penggerak: keguruan, kepemimpinan, jaringan sekolah/madrasah. Yayasan Guru Belajar bergerak melalui Kampus Guru Cikal, Kampus Pemimpin Merdeka, dan Cerita Guru Belajar, serta berkolaborasi aktif dengan Teach First Indonesia.
Workshop ini merupakan bagian dari bootcamp Guru Kreatif Cerdas Finansial (GKCF) yang telah berlangsung daring selama sebulan. Pada sesi daring, peserta belajar mengatur keuangan dan membuat media ajar untuk murid dengan prinsip design thinking.
Sedangkan pada workshop, peserta ditantang melakukan uji coba purwarupa media ajar terkait literasi finansial. Media ajar tidak ditujukan penggunaannya untuk murid melainkan sesama guru.
“Beasiswa belajar ini merupakan komitmen Bank BTPN untuk menjadi sahabatnya Bapak/Ibu guru. Kami peduli pada pendidikan dan kami percaya kemajuan pendidikan ujung tombaknya adalah guru dan kami ingin membersamai Bapak/Ibu,” kata Dody Safrizal, Area Business Leader Pension Business & Area Head Jakarta dalam keterangan resminya, Senin (7/10/2024)
Topik workshop lahir dari keresahan Bank BTPN dan YGB terhadap kesulitan guru dalam mengelola keuangan pribadi. Rendahnya rata-rata pendapatan guru mendorong mereka mengembangkan karier protean sehingga memiliki berbagai sumber pendapatan. Namun, hal ini tidak dibarengi dengan kecakapan mengatur keuangan.
“Saat kami membuka pendaftaran beasiswa ini, antusiasmenya luar biasa sekali hingga 9000 lebih pendaftar. Kami kagum terhadap semangat belajar Bapak/Ibu guru. Saya berharap Bapak/Ibu yang mendapat kesempatan belajar di sini menularkan ilmunya ke guru lain yang belum mendapat kesempatan,” tutur Dody.
Dalam uji coba, peserta dibagi dalam kelompok kecil untuk memperkenalkan media ajar literasi finansial yang sudah mereka rancang, yang kemudian dinilai oleh sesama anggota kelompok.
Intan Irawati, peserta dari MAN 15 Jakarta, mengungkapkan perasaan syukurnya karena kini bisa membuat media ajar yang lebih bermakna. Dia menceritakan, setelah mengikuti sesi daring GKCF, dia sudah mulai membuat media ajar dengan design thinking untuk murid-muridnya.
“Perubahan terjadi pada murid saya, mereka lebih antusias belajar fisika. Murid yang awalnya lebih banyak diam, sudah mulai berani mengemukakan pendapat. Saya pun rasanya menjadi lebih dekat dengan murid, murid tidak sungkan lagi mengemukakan kesulitan,” ungkap Intan.
Dia menceritakan pengalaman sahabatnya yang pernah datang dengan menangis, ternyata karena terlilit pinjol. Intan tidak ingin hal tersebut terjadi lagi ke orang-orang di sekitarnya, sehingga dirinya sangat bersemangat ketika mendapat tantangan dari program GKCF.
Yayasan Guru Belajar adalah lembaga philanthropic intermediary yang memberdayakan guru menjadi penggerak perubahan melalui kolaborasi beragam organisasi penggerak: keguruan, kepemimpinan, jaringan sekolah/madrasah. Yayasan Guru Belajar bergerak melalui Kampus Guru Cikal, Kampus Pemimpin Merdeka, dan Cerita Guru Belajar, serta berkolaborasi aktif dengan Teach First Indonesia.
(wyn)