Kemendikbudristek Terbitkan Panduan Pendidikan Literasi Finansial

Senin, 21 Oktober 2024 - 18:08 WIB
loading...
Kemendikbudristek Terbitkan...
Kepala BSKAP Kemendikbudristek Anindito Aditomo pada Peluncuran Panduan Pendidikan Literasi Finansial. Foto/YouTube Kemendikbud.
A A A
JAKARTA - Kemendikbudristek merilis Panduan Pendidikan Literasi Finansial . Panduan ini untuk memudahkan guru dalam mengajarkan kecakapan finansial melalui Kurikulum Merdeka.

Literasi finansial adalah salah satu dari tiga isu utama yang diangkat dalam kurikulum ini, selain pendidikan terkait perubahan iklim dan kesehatan.

Baca juga: Satu Dekade Pembangunan Pendidikan, Semakin Berdampak dan Bermanfaat

Panduan ini diluncurkan melalui webinar "Bergerak Bersama untuk Pendidikan Literasi Finansial dalam Kurikulum Merdeka" dan bertujuan meningkatkan pemahaman serta keterampilan dalam mengelola keuangan secara bijak.

Menurut Kepala BSKAP Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, panduan ini adalah kumpulan sumber daya untuk membantu guru dalam mengembangkan kecakapan finansial siswa.

Ia menekankan bahwa rendahnya literasi finansial bisa berdampak buruk, tidak hanya pada individu tetapi juga secara kolektif, dan berisiko menimbulkan masalah ekonomi yang lebih luas.

Baca juga: Nadiem Makarim Pamit, Sampaikan Pesan Khusus ke 3 Menteri Penggantinya

“Di Kurikulum Merdeka, kita mengembangkan empat kerangka literasi finansial. Pertama, bagaimana cara memperoleh penghasilan. Kedua, bagaimana mengelola anggaran. Ketiga, menyisihkan penghasilan. Keempat, mengelola risiko dan mempersiapkan masa kedaruratan. Ini kompetensi yang bukan hanya kognitif, sekadar terampil, tapi juga banyak aspek afektifnya.” Anindito, dikutip dari laman Kemendikbudristek, Senin (21/10/2024).

Panduan ini dapat dimanfaatkan oleh sekolah dasar dan menengah untuk mengintegrasikan pendidikan literasi finansial dalam kebijakan serta budaya sekolah.

Pendidikan ini bisa diterapkan dalam berbagai kegiatan, baik intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.

Panduan juga menyediakan contoh-contoh praktik terbaik dari berbagai pihak yang dapat mendukung implementasinya, termasuk pemerintah daerah, lembaga pelatihan, dan masyarakat.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2023 mencatat 57,3% dari total kredit macet pinjaman daring perseorangan dalam skala nasional didominasi usia 19-34 tahun.

Bahkan, data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyatakan per Juli 2024, terdapat sekitar 4 juta pemain dan 168 juta transaksi judi online (judol) di Indonesia.

Fenomena tersebut menggambarkan rendahnya tingkat literasi masyarakat Indonesia. Data Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) tahun 2023 menunjukkan skor literasi finansial Indonesia (57) masih berada di bawah rata-rata dunia (60).

Survei OJK tahun 2022 pun menunjukkan rata-rata tingkat literasi finansial di masyarakat Indonesia saat ini hanya mencapai 49,68%. Data ini semakin menunjukkan bahwa pengetahuan, keterampilan, dan sikap masyarakat Indonesia tentang cara mengelola keuangan masih perlu ditingkatkan.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0976 seconds (0.1#10.140)