Kisah Letkol Tek. YH Yogaswara, Prajurit TNI Penerima Beasiswa LPDP Paling Awal
loading...
A
A
A
Baca juga: Kisah Ardi, Korban Tsunami Palu Lulus S2 UGM Cum Laude dengan Beasiswa LPDP
Untuk mendukung karier dan kontribusinya, ia melanjutkan studi di Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan beasiswa TNI Angkatan Udara di bidang Aeronautika dan Astronautika dan lulus pada tahun 2013.
Setelah lulus dari KAIST pada 2018, Letkol Yoga yang saat itu berpangkat Kapten, memulai karier akademis sebagai dosen tetap non-organik di Universitas Pertahanan RI. “Sampai saat ini, saya mengajar di Fakultas Sains dan Teknologi Pertahanan. Ternyata naluri guru masih kuat dalam diri saya,” ujarnya sambil tersenyum.
Saat berkuliah di ITB, Letkol Yoga terlibat dalam proyek kerja sama pengembangan pesawat tempur Korea-Indonesia, KFX-IFX. Kesempatan ini membawanya bertemu dengan seorang profesor dari KAIST yang ahli dalam desain senjata terpandu dan memiliki peran penting dalam pengembangan teknologi pertahanan di Korea.
Pertemuan tersebut memicu semangat Letkol Yoga untuk belajar lebih mendalam, hingga ia memutuskan mengejar gelar doktor di bidang Aerospace Engineering, khususnya dalam Dinamika, Panduan, dan Kendali Terbang. “Saya pernah mencoba mendaftar program doktoral di Amerika dan Eropa, namun syaratnya sulit dipenuhi, seperti harus berkewarganegaraan negara yang bekerja sama pertahanan dengan Amerika atau NATO,” jelasnya.
Pada 2013, informasi mengenai beasiswa belum sekomprehensif saat ini, bahkan di lingkungan TNI Angkatan Udara. “Saya jujur tidak tahu tentang LPDP waktu itu,” katanya sambil tertawa. Namun, niat Letkol Yoga untuk belajar seakan dijawab takdir ketika beasiswa LPDP baru saja dibuka, dan informasinya sampai ke TNI AU.
Untuk mendukung karier dan kontribusinya, ia melanjutkan studi di Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan beasiswa TNI Angkatan Udara di bidang Aeronautika dan Astronautika dan lulus pada tahun 2013.
Setelah lulus dari KAIST pada 2018, Letkol Yoga yang saat itu berpangkat Kapten, memulai karier akademis sebagai dosen tetap non-organik di Universitas Pertahanan RI. “Sampai saat ini, saya mengajar di Fakultas Sains dan Teknologi Pertahanan. Ternyata naluri guru masih kuat dalam diri saya,” ujarnya sambil tersenyum.
Terbang ke Korea Kejar Gelar Doktor
Saat berkuliah di ITB, Letkol Yoga terlibat dalam proyek kerja sama pengembangan pesawat tempur Korea-Indonesia, KFX-IFX. Kesempatan ini membawanya bertemu dengan seorang profesor dari KAIST yang ahli dalam desain senjata terpandu dan memiliki peran penting dalam pengembangan teknologi pertahanan di Korea.
Pertemuan tersebut memicu semangat Letkol Yoga untuk belajar lebih mendalam, hingga ia memutuskan mengejar gelar doktor di bidang Aerospace Engineering, khususnya dalam Dinamika, Panduan, dan Kendali Terbang. “Saya pernah mencoba mendaftar program doktoral di Amerika dan Eropa, namun syaratnya sulit dipenuhi, seperti harus berkewarganegaraan negara yang bekerja sama pertahanan dengan Amerika atau NATO,” jelasnya.
Pada 2013, informasi mengenai beasiswa belum sekomprehensif saat ini, bahkan di lingkungan TNI Angkatan Udara. “Saya jujur tidak tahu tentang LPDP waktu itu,” katanya sambil tertawa. Namun, niat Letkol Yoga untuk belajar seakan dijawab takdir ketika beasiswa LPDP baru saja dibuka, dan informasinya sampai ke TNI AU.
Lihat Juga :