Hari Pahlawan 2024, Ini 3 Pahlawan Nasional Indonesia yang Jarang Diketahui Banyak Orang
loading...
A
A
A
Silas Papare lahir pada 18 Desember 1918, dan meninggal di tanggal 7 Maret 1978. Atas jasa besarnya, Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional pada tanggal 14 September 1993 dengan Keppres No.77/TK/1993.
Laksamana (Tit.) Dr. Johannes Leimena dikenal sebagai menteri yang menjabat paling lama selama pemerintahan presiden Soekarno, dengan total masa jabatan hampir 20 tahun.
Leimena duduk dalam 18 kabinet yang berbeda, dimulai dari Kabinet Sjahrir II (1946) sampai Kabinet Dwikora III (1966), baik sebagai Menteri Kesehatan, Wakil Perdana Menteri, Menko Distribusi, Wakil Menteri Pertama maupun Menteri Sosial. Di luar itu, ia juga menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Konstituante, dan mengetuai Partai Kristen Indonesia (Parkindo) antara 1950 hingga 1961.
Foto/Institut Leimena.
Leimena yang lahir pada 6 Maret 1905, berasal dari Ambon, Maluku, dari sebuah keluarga Kristen dengan orang tua yang berprofesi sebagai guru. Dia sangat terdampak oleh peristiwa-peristiwa Gerakan 30 September 1965 mengingat rumahnya sempat diserang.
Dalam pertemuan-pertemuan yang berlangsung seusai peristiwa tersebut, Leimena dianggap telah memberikan nasihat yang mencegah pecahnya perang saudara kepada Soekarno. Ia juga menyaksikan penandatanganan Supersemar pada 1966.
Leimena meninggal di Jakarta pada tanggal 29 Maret 1977. Pada tahun 2010, 33 tahun setelah wafat, Leimena dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Jika mendengar pahlawan asal Aceh, mungkin yang terbayang adalah Cut Nyak Dien atau Teuku Umar. Karena itulah banyak yang kungan mengenal siapa sebenarnya Malahayati atau yang memiliki nama lengkap Keumalahayati.
Malahayati adalah perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Wanita kelahiran 1 Januari 1550 tersebut masih memiliki darah keturunan dari pendiri Kerajaan Aceh Darussalam.
Foto/indonesiabaik.id
Ketika Malahayati menduduki posisi Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah dari Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV pada 1585–1604, dia memimpin 2.000 orang pasukan Inong Balee (janda-janda pahlawan yang telah syahid) berperang melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda tanggal 11 September 1599 sekaligus membunuh Cornelis de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal.
Dari situ, dirinya mendapat gelar Laksamana sehingga membuatnya lebih dikenal dengan nama Laksamana Malahayati. Ketika meninggal dunia pada 30 Juni 1615, jasad Malahayati dikebumikan di bukit Krueng Raya, Lamreh, Aceh Besar.
2. Johannes Leimena
Laksamana (Tit.) Dr. Johannes Leimena dikenal sebagai menteri yang menjabat paling lama selama pemerintahan presiden Soekarno, dengan total masa jabatan hampir 20 tahun.
Leimena duduk dalam 18 kabinet yang berbeda, dimulai dari Kabinet Sjahrir II (1946) sampai Kabinet Dwikora III (1966), baik sebagai Menteri Kesehatan, Wakil Perdana Menteri, Menko Distribusi, Wakil Menteri Pertama maupun Menteri Sosial. Di luar itu, ia juga menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Konstituante, dan mengetuai Partai Kristen Indonesia (Parkindo) antara 1950 hingga 1961.
Foto/Institut Leimena.
Leimena yang lahir pada 6 Maret 1905, berasal dari Ambon, Maluku, dari sebuah keluarga Kristen dengan orang tua yang berprofesi sebagai guru. Dia sangat terdampak oleh peristiwa-peristiwa Gerakan 30 September 1965 mengingat rumahnya sempat diserang.
Dalam pertemuan-pertemuan yang berlangsung seusai peristiwa tersebut, Leimena dianggap telah memberikan nasihat yang mencegah pecahnya perang saudara kepada Soekarno. Ia juga menyaksikan penandatanganan Supersemar pada 1966.
Leimena meninggal di Jakarta pada tanggal 29 Maret 1977. Pada tahun 2010, 33 tahun setelah wafat, Leimena dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
3. Malahayati
Jika mendengar pahlawan asal Aceh, mungkin yang terbayang adalah Cut Nyak Dien atau Teuku Umar. Karena itulah banyak yang kungan mengenal siapa sebenarnya Malahayati atau yang memiliki nama lengkap Keumalahayati.
Malahayati adalah perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Wanita kelahiran 1 Januari 1550 tersebut masih memiliki darah keturunan dari pendiri Kerajaan Aceh Darussalam.
Foto/indonesiabaik.id
Ketika Malahayati menduduki posisi Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah dari Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV pada 1585–1604, dia memimpin 2.000 orang pasukan Inong Balee (janda-janda pahlawan yang telah syahid) berperang melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda tanggal 11 September 1599 sekaligus membunuh Cornelis de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal.
Dari situ, dirinya mendapat gelar Laksamana sehingga membuatnya lebih dikenal dengan nama Laksamana Malahayati. Ketika meninggal dunia pada 30 Juni 1615, jasad Malahayati dikebumikan di bukit Krueng Raya, Lamreh, Aceh Besar.