SD di Nias Viral karena Tidak Ada Guru, Mendikdasmen akan Rekrut Relawan Pendidikan
loading...

SDN 078481 Ulunaai Hiligoo selama sebulan tidak ada aktivitas mengajar karena gurunya bolos mengajar. Foto/SINDOnews.
A
A
A
JAKARTA - Mendikdasmen Abdul Mu'ti berencana merekrut relawan pendidikan untuk membantu layanan pendidikan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Langkah ini menjadi bagian dari solusi untuk meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak yang sulit terjangkau oleh sistem sekolah formal.
“Kami sedang menyiapkan konsep untuk merekrut relawan pendidikan. Salah satu tugas mereka adalah memberikan layanan pendidikan bagi murid-murid di daerah 3T atau murid-murid yang kondisinya tidak memungkinkan belajar di sekolah formal,” kata Mendikdasmen Abdul Mu'ti di Kantor Kemendikdasmen, Senin (20/1/2025).
Baca juga: Kemendikdasmen Siapkan Rumah Dinas Guru untuk SD di Nias yang Viral
Mu'ti menyampaikan hal ini Ketika dimintai tanggapannya mengenai SD Negeri Sekolah Dasar Negeri (SDN) 078481 Uluna'ai Hiligo'o selama sebulan tidak ada aktivitas mengajar karena gurunya bolos mengajar.
Alasan di balik tidak adanya guru di sekolah tersebut karena letaknya di salah satu dusun terisolir yang jaraknya 8,5 kilometer dari desa induk.
Baca juga: Usai Viral, Guru SD di Pelosok Nias Dilarang Pulang ke Rumah
Sekolah itu hanya bisa diakses dengan jalan berbatu. Guru juga harus menantang bahaya karena harus 13 kali menyeberangi Sungai Na'ai. Waktu tempuh perjalanan ke sekolah dari desa induk menghabiskan waktu 2 jam.
Guru Besar UIN Jakarta itu menjelaskan, penempatan guru untuk jenjang TK hingga SMP merupakan tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota, sementara untuk jenjang SLTA berada di bawah kewenangan pemerintah provinsi. Dalam beberapa kasus, seperti di wilayah di Nias, kementerian telah menurunkan Unit Pelaksana Teknis (UPT) ke lapangan untuk menangani masalah pendidikan.
Baca juga: Guru SD Bolos Massal di Desa Terpencil Nias Ternyata Tak Terima Tunjangan Khusus
“Kami berharap ada pembicaraan lebih lanjut dengan pihak terkait, termasuk pemerintah daerah yang wilayahnya memiliki sekolah-sekolah dengan kondisi geografis sulit,” tambahnya.
Kementerian juga menegaskan bahwa pendekatan terhadap masalah ini tidak hanya berfokus pada persekolahan (schooling), tetapi juga pada penguatan pembelajaran (learning).
Relawan pendidikan nantinya diharapkan menjadi pelengkap dalam memberikan solusi pendidikan, khususnya di wilayah yang tidak dapat dijangkau oleh sistem formal.
“Kami sedang menyiapkan konsep untuk merekrut relawan pendidikan. Salah satu tugas mereka adalah memberikan layanan pendidikan bagi murid-murid di daerah 3T atau murid-murid yang kondisinya tidak memungkinkan belajar di sekolah formal,” kata Mendikdasmen Abdul Mu'ti di Kantor Kemendikdasmen, Senin (20/1/2025).
Baca juga: Kemendikdasmen Siapkan Rumah Dinas Guru untuk SD di Nias yang Viral
Mu'ti menyampaikan hal ini Ketika dimintai tanggapannya mengenai SD Negeri Sekolah Dasar Negeri (SDN) 078481 Uluna'ai Hiligo'o selama sebulan tidak ada aktivitas mengajar karena gurunya bolos mengajar.
Alasan di balik tidak adanya guru di sekolah tersebut karena letaknya di salah satu dusun terisolir yang jaraknya 8,5 kilometer dari desa induk.
Baca juga: Usai Viral, Guru SD di Pelosok Nias Dilarang Pulang ke Rumah
Sekolah itu hanya bisa diakses dengan jalan berbatu. Guru juga harus menantang bahaya karena harus 13 kali menyeberangi Sungai Na'ai. Waktu tempuh perjalanan ke sekolah dari desa induk menghabiskan waktu 2 jam.
Guru Besar UIN Jakarta itu menjelaskan, penempatan guru untuk jenjang TK hingga SMP merupakan tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota, sementara untuk jenjang SLTA berada di bawah kewenangan pemerintah provinsi. Dalam beberapa kasus, seperti di wilayah di Nias, kementerian telah menurunkan Unit Pelaksana Teknis (UPT) ke lapangan untuk menangani masalah pendidikan.
Baca juga: Guru SD Bolos Massal di Desa Terpencil Nias Ternyata Tak Terima Tunjangan Khusus
“Kami berharap ada pembicaraan lebih lanjut dengan pihak terkait, termasuk pemerintah daerah yang wilayahnya memiliki sekolah-sekolah dengan kondisi geografis sulit,” tambahnya.
Kementerian juga menegaskan bahwa pendekatan terhadap masalah ini tidak hanya berfokus pada persekolahan (schooling), tetapi juga pada penguatan pembelajaran (learning).
Relawan pendidikan nantinya diharapkan menjadi pelengkap dalam memberikan solusi pendidikan, khususnya di wilayah yang tidak dapat dijangkau oleh sistem formal.
(nnz)
Lihat Juga :