Profil Edy Meiyanto, Guru Besar Farmasi UGM yang Dipecat karena Kasus Asusila
loading...

UGM mengambil keputusan tegas guna menangani kasus kekerasan seksual yang diduga melibatkan Prof. Edy Meiyanto, Guru Besar Fakultas Farmasi. Foto/Erfan Erlin.
A
A
A
JAKARTA - Sosok Edy Meiyanto, guru besar Farmasi dari Universitas Gadjah Mada ( UGM ) tengah menjadi perhatian. Sebab, ia telah diberhentikan dari jabatannya itu setelah terbukti melakukan kekerasan seksual terhadap mahasiswa.
Diberitakan sebelumnya, Universitas Gadjah Mada (UGM) mengambil keputusan tegas guna menangani kasus kekerasan seksual yang diduga melibatkan Prof. Edy Meiyanto, Guru Besar Fakultas Farmasi.
Baca juga: Profil Pendidikan Sutradara Film Jumbo Ryan Andriandhy, Lulusan Kampus Elite Dunia
Mengacu pemeriksaan Komite Pemeriksa yang dibentuk oleh Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) UGM, Edy terbukti melakukan kekerasan seksual terhadap sejumlah mahasiswa dalam rentang waktu 2023–2024.
Meski yang bersangkutan sudah diberhentikan secara tetap dari jabatan dosen, UGM kemudian memproses pelanggaran disiplin kepegawaian sebagai aparatur sipil negara (ASN).
Baca juga: 11 Universitas Terbaik Jurusan Bisnis dan Manajemen di Indonesia 2025
Sekretaris UGM Andi Sandi mengungkap pihaknya segera membentuk tim pemeriksa disiplin sebagai tindak lanjut dari delegasi pemeriksaan yang diberikan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek).
Prof. Dr. apt. Edy Meiyanto, M.Si. sebelumnya diketahui sebagai seorang akademisi bidang farmasi di Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia pernah menjadi Guru Besar di Fakultas Farmasi UGM sebelum akhirnya dicopot buntut keterlibatan dalam kasus kekerasan seksual terhadap mahasiswa.
Baca juga: UGM Tindak Tegas Kasus Kekerasan Seksual oleh Guru Besar Farmasi, Dicopot dan Proses Kepegawaian Disiapkan
Melansir Acadstaff UGM , Edy diketahui menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 di Fakultas Farmasi UGM. Ia lulus sarjana pada 1986, sementara jenjang master diselesaikan 1995.
Kemudian, Edy melanjutkan studi doktoralnya di bidang onkologi molekuler di NAIST, Jepang. Gelar di sana diraih melalui tesis berjudul Development of Labeling Method for Macro/Microarrays and its Application for Gene Expression Profiling in Osteoclastogenesis.
Beralih ke riwayat karier, Edy juga lama mengabdi di UGM . Ia beberapa kali ditugaskan berbagai jabatan di lingkungan kampus.
Beberapa di antaranya seperti Sekretaris Bagian Kimia Farmasi (2003-2005), Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Riset, dan Kerjasama (2005-2008).
Lalu, ada juga Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Kerjasama, dan Pengembangan (2008-2012) hingga Kepala Laboratorium Biokimia Pascasarjana Bioteknologi (2015).
Pada 2012, Edy dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Farmasi UGM. Ia sempat menyampaikan pidato ilmiah tentang Ko-Kemoterapi yang meningkatkan kemanjuran pada kemoterapi kanker.
Bertahun-tahun mengabdi, reputasi Edy tercoreng usai disebut terlibat kasus kekerasan seksual terhadap mahasiswa. Ia bahkan sudah resmi dipecat UGM berdasarkan keputusan rektor.
Kasus ini menimbulkan keprihatinan di kalangan akademisi dan masyarakat luas. Tindakan tak terpuji yang mencoreng dunia pendidikan itu dapat menjadi pengingat pentingnya integritas dan etika dalam dunia akademik.
Demikian ulasan mengenai profil Edy Meiyanto, guru besar Farmasi dari Universitas Gadjah Mada ( UGM ) yang tengah menjadi perhatian.
Diberitakan sebelumnya, Universitas Gadjah Mada (UGM) mengambil keputusan tegas guna menangani kasus kekerasan seksual yang diduga melibatkan Prof. Edy Meiyanto, Guru Besar Fakultas Farmasi.
Baca juga: Profil Pendidikan Sutradara Film Jumbo Ryan Andriandhy, Lulusan Kampus Elite Dunia
Mengacu pemeriksaan Komite Pemeriksa yang dibentuk oleh Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) UGM, Edy terbukti melakukan kekerasan seksual terhadap sejumlah mahasiswa dalam rentang waktu 2023–2024.
Meski yang bersangkutan sudah diberhentikan secara tetap dari jabatan dosen, UGM kemudian memproses pelanggaran disiplin kepegawaian sebagai aparatur sipil negara (ASN).
Baca juga: 11 Universitas Terbaik Jurusan Bisnis dan Manajemen di Indonesia 2025
Sekretaris UGM Andi Sandi mengungkap pihaknya segera membentuk tim pemeriksa disiplin sebagai tindak lanjut dari delegasi pemeriksaan yang diberikan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek).
Profil Edy Meiyanto
Prof. Dr. apt. Edy Meiyanto, M.Si. sebelumnya diketahui sebagai seorang akademisi bidang farmasi di Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia pernah menjadi Guru Besar di Fakultas Farmasi UGM sebelum akhirnya dicopot buntut keterlibatan dalam kasus kekerasan seksual terhadap mahasiswa.
Baca juga: UGM Tindak Tegas Kasus Kekerasan Seksual oleh Guru Besar Farmasi, Dicopot dan Proses Kepegawaian Disiapkan
Melansir Acadstaff UGM , Edy diketahui menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 di Fakultas Farmasi UGM. Ia lulus sarjana pada 1986, sementara jenjang master diselesaikan 1995.
Kemudian, Edy melanjutkan studi doktoralnya di bidang onkologi molekuler di NAIST, Jepang. Gelar di sana diraih melalui tesis berjudul Development of Labeling Method for Macro/Microarrays and its Application for Gene Expression Profiling in Osteoclastogenesis.
Beralih ke riwayat karier, Edy juga lama mengabdi di UGM . Ia beberapa kali ditugaskan berbagai jabatan di lingkungan kampus.
Beberapa di antaranya seperti Sekretaris Bagian Kimia Farmasi (2003-2005), Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Riset, dan Kerjasama (2005-2008).
Lalu, ada juga Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Kerjasama, dan Pengembangan (2008-2012) hingga Kepala Laboratorium Biokimia Pascasarjana Bioteknologi (2015).
Pada 2012, Edy dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Farmasi UGM. Ia sempat menyampaikan pidato ilmiah tentang Ko-Kemoterapi yang meningkatkan kemanjuran pada kemoterapi kanker.
Bertahun-tahun mengabdi, reputasi Edy tercoreng usai disebut terlibat kasus kekerasan seksual terhadap mahasiswa. Ia bahkan sudah resmi dipecat UGM berdasarkan keputusan rektor.
Kasus ini menimbulkan keprihatinan di kalangan akademisi dan masyarakat luas. Tindakan tak terpuji yang mencoreng dunia pendidikan itu dapat menjadi pengingat pentingnya integritas dan etika dalam dunia akademik.
Demikian ulasan mengenai profil Edy Meiyanto, guru besar Farmasi dari Universitas Gadjah Mada ( UGM ) yang tengah menjadi perhatian.
(nnz)
Lihat Juga :