Terapkan Protokol Ketat, Kampus STPN Berlakukan Sistem Lock Down

Kamis, 10 September 2020 - 08:55 WIB
loading...
Terapkan Protokol Ketat,...
Prosesi wisuda taruna STPN di Kampus STPN Banyuraden, Gamping, Sleman. Foto/ist
A A A
SLEMAN - Kampus Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) di Banyuraden, Gamping, Sleman, memberlakukan protokol kesehatan yang sangat ketat. Kampus ini bahkan memberlakukan sistem lock down. Meski kampus lock down tetapi tetap beraktivitas.

Ketua STPN Dr Ir Senthot Sudirman MS menyebut, berbeda dengan kampus lain yang mahasiswanya tersebar di luar kampus, di STPN para taruna tinggal di asrama. Taruna adalah sebutan untuk mahasiswa di sekolah yang diselenggarakan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) ini. (Baca juga: UGM Gelar Konferensi Sains Internasional secara Virtual )

Para taruna ini tidak bisa sembarangan keluar area kampus. Semua kebutuhan para mahasiswa sudah disediakan di dalam kampus mulai dari minimarket, warung makan, ATM hingga klinik kesehatan dengan dua dokter.

“Orang yang keluar sini dikunci tidak bisa masuk atau keluar lagi. Ketentuan protokol sangat tegas dan keras. Semua taruna diukur suhu tubuhnya setiap pagi, siang, sore. Jika ada yang flu langsung kita isolasi dan kebutuhan apapun kita penuhi di dalam,” terangnya usai acara wisuda di kampus STPN Rabu (9/9/2020).

Dengan sistem ketat seperti ini justru para taruna dan orag tua merasa nyaman dan aman. Orang tua lebih damai ketika anaknya tinggal asrama kampus. “Contoh Pak Gubernur Papua Barat menyekolahkan anaknya di sini karena yakin kampus STPN aman, taruna tinggal di dalam dan tidak kos,” terangnya. (Baca juga: Mahasiswa UNY Olah Daun Ciplukan Jadi Krim Obat Jerawat Herbal )

Ketatnya protokol kesehatan di STPN ini juga terlihat dalam acara wisuda para taruna. Dalam wisuda tersebut orang tua mahasiswa tidak diperkenankan datang ke lingkungangan kampus. Wartawan yang datang pun tak luput dari prosedur protokol kesehatan ketat. Mulai wajib cuci tangan, pengecakan suhu tubuh dan dan penerapan jaga jarak yang ketat saat hendak mengambil foto.

Total taruna yang diwisuda ada 490 orang untuk D-1 orang Prodi Pengukuran Tanah dan Pemetaan Kadsatral dan 80 lulusan D4 Pertanahan. Dari 490 orang D-1 itu yang diwisudah langsung di kampus STPN Sleman diwakili oleh 76 orang semuanya cumlaude sisanya mengikuti wisuda secara daring. (Baca juga: Dirjen Dikti: KKN Mahasiswa Wujudkan Kepedulian ke Masyarakat )

Ketua memimpin wisuda bersama dengan Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional (ATR BPN) Surja Tjandra. Hadir juga staf ahli Gubernur DIY Budi Wibowo.

Wakil Menteri (Wamen) ATR BPN Surya Tjandra menyebut acara wisuda yangd igelar merupakan acara yang unik juga mengensankan lantaran wisuda digelar secara tatap muka dan daring. Juga disiarkan live via youtube.

Menurut Wamen ATR, semua yang hadir dalam acara wisuda tersebut sudah menjalani rapid test.

“Dan kami tamu pun juga rapid test tadi. semua ikuti protokol pakai masker dan segala macam. Setiap selesai bicara mikrofon disemprot disinfektan. Saya kira ini acara istimewa dan unik, sayang tidak semua bisa ikut baik taruna maupun orang tua hadir via daring. Saya kira ini sebuah acara yang unik dan juga mengesankan,” terangnya.

Sementara itu, Staf Ahli Gubernur DIY Bidang Ekonomi dan Pembangunan Budi Wibowo yang membacakan sambutan Gubernur DIY mengatakan Pemda DIY memberi apresiasi atas terselenggaranya perguruan tinggi yang memiliki ciri akademik yang kuat dan khas yang mengembangkan penelitian serta iptek maupun pengabdian kepada masyarakat.

“Wisuda ini memberikan optimisme kebutuhan akan pemimpin pertanahan yang memiliki kekuatan dan sungguh-sunguh bekerja,” terangnya.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2152 seconds (0.1#10.140)