Terkendala Internet, Pelajar di Palopo Belajar Daring di Tengah Sawah
loading...
A
A
A
PALOPO - Sulitnya akses internet membuat puluhan pelajar Kelurahan Padang Lambe, Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo terpaksa mengerjakan tugas di tengah sawah.
Untuk sampai di lokasi tersebut sebagian pelajar harus menempuh perjalanan hingga 1 sampai 2 KM dari rumahnya, demi mendapatkan sinyal.
Puput Sagita Siswi SMPN 12 Palopo mengaku terpaksa mengikuti pembelajaran di tengah sawah karena di rumahnya sulit jaringan dan di sekolah tidak ada Wifi. (Baca juga: Kemendikbud akan Buka Gelombang Kedua Pendataan Nomor Ponsel )
"Kita belajar online di sini sudah ada Enam bulan, jarak dari rumah ke sawah sekitar 2 KM, dan kita belajar mulai jam 7 sampai jam 12 siang" ungkap Puput.
Menurutnya, lokasi persawahan merupakan alternatif yang tepat, karena di tengah sawah adalah tempat yang cukup bagus untuk belajar daring dan pengiriman tugas.
"Di sini yang datang mulai dari siswa SD, SMP, SMA dan Mahasiswa, kita berharap semoga cepat dibangunkan tower supaya bisa belajar di rumah tidak lagi pergi di tengah sawah belajar daring," ungkapnya.
Sementara, Sekretaris Kelurahan (Seklur) Padang Lambe Nurhaq Iqbal mengatakan bahwa wilayah Padang Lambe termasuk salah satu wilayah yang sulit mengakses internet. (Baca juga: Mendikbud: Kompetensi Guru untuk Kuasai Teknologi Menjadi Krusial )
"Di tengah sawah ini salah satu tempat yang bagus jaringan internetnya. Jadi Siswa dan Siswi yang belajar melalui daring itu dapat mengakses jaringan di wilayah ini di tengah sawah dan hanya wilayah ini saja yang bagus untuk mengakses internet," katanya.
Ia menambahkan bahwa sebelum adanya COVID-19, wilayah ini memang sulit internet karena wilayah ini juga berada di pengunungan.
"Jadi kita berharap untuk pihak terkait agar dapat membantu menrealisasikan pembangunan tower yang sudah kami usulkan," tambahnya
Dari pantauan, tampak sekira dua puluh siswa yang berada di di tengah sawah untuk melaksanakan belajar daring dan mengerjakan tugas sekolah.
Mereka bahkan harus memanjat lumbung yang ada di tengah sawah demi mengirim tugas sekolah.
Untuk sampai di lokasi tersebut sebagian pelajar harus menempuh perjalanan hingga 1 sampai 2 KM dari rumahnya, demi mendapatkan sinyal.
Puput Sagita Siswi SMPN 12 Palopo mengaku terpaksa mengikuti pembelajaran di tengah sawah karena di rumahnya sulit jaringan dan di sekolah tidak ada Wifi. (Baca juga: Kemendikbud akan Buka Gelombang Kedua Pendataan Nomor Ponsel )
"Kita belajar online di sini sudah ada Enam bulan, jarak dari rumah ke sawah sekitar 2 KM, dan kita belajar mulai jam 7 sampai jam 12 siang" ungkap Puput.
Menurutnya, lokasi persawahan merupakan alternatif yang tepat, karena di tengah sawah adalah tempat yang cukup bagus untuk belajar daring dan pengiriman tugas.
"Di sini yang datang mulai dari siswa SD, SMP, SMA dan Mahasiswa, kita berharap semoga cepat dibangunkan tower supaya bisa belajar di rumah tidak lagi pergi di tengah sawah belajar daring," ungkapnya.
Sementara, Sekretaris Kelurahan (Seklur) Padang Lambe Nurhaq Iqbal mengatakan bahwa wilayah Padang Lambe termasuk salah satu wilayah yang sulit mengakses internet. (Baca juga: Mendikbud: Kompetensi Guru untuk Kuasai Teknologi Menjadi Krusial )
"Di tengah sawah ini salah satu tempat yang bagus jaringan internetnya. Jadi Siswa dan Siswi yang belajar melalui daring itu dapat mengakses jaringan di wilayah ini di tengah sawah dan hanya wilayah ini saja yang bagus untuk mengakses internet," katanya.
Ia menambahkan bahwa sebelum adanya COVID-19, wilayah ini memang sulit internet karena wilayah ini juga berada di pengunungan.
"Jadi kita berharap untuk pihak terkait agar dapat membantu menrealisasikan pembangunan tower yang sudah kami usulkan," tambahnya
Dari pantauan, tampak sekira dua puluh siswa yang berada di di tengah sawah untuk melaksanakan belajar daring dan mengerjakan tugas sekolah.
Mereka bahkan harus memanjat lumbung yang ada di tengah sawah demi mengirim tugas sekolah.
(mpw)