Mahasiswa ITS Ciptakan PBOX, Alat Penyalur Logistik Kemanusiaan

Senin, 21 September 2020 - 20:17 WIB
loading...
Mahasiswa ITS Ciptakan...
Dua mahasiswa ITS membuat terobosan baru melalui Pelra Box (PBOX) untuk membantu penyaluran logistik kemanusiaan. Foto/ist
A A A
SURABAYA - Dua mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membuat terobosan baru melalui Pelra Box (PBOX). Inovasi ini merupakan alat angkut untuk penyaluran logistik kemanusiaan di wilayah kepulauan.

Kedua mahasiswa ITS Wahyu Nur Hidayatun Nisa dan Maulidia Putri Azuningrum menjadikannya sebagai bagian dari karya di tengah pandemi COVID-19. Lewat kompetisi bertemakan Peran Bidang Kemaritiman untuk Mewujudkan Indonesia Berintelektual pada Masa Pandemi, mahasiswa Departemen Teknik Transportasi Laut (DTTL) ini membawakan esai dengan judul Desain Konseptual Pelra Box (PBOX): Alat Angkut Penyaluran Logistik Kemanusiaan di Wilayah Kepulauan. (Baca juga: IPB University Luncurkan Sistem Monitoring Lahan Digital )

Wahyu Nur Hidayatun Nisa menuturkan, PBOX merupakan alat yang terbuat dari kayu dan triplek melamin yang berfungsi layaknya petikemas. PBOX dapat dilipat ketika tidak berisi muatan, sehingga dapat memudahkan operasional karena tidak memakan tempat ketika kosong.

“Penggunaannya sama dengan petikemas biasa, hanya saja dalam desain yang kami bawa itu lebih kecil dan ringan,” kata Wahyu, Senin (21/9/2020).

Ia melanjutkan, ide untuk membuat inovasi tersebut bermula dari persebaran COVID-19 di Indonesia yang tak kunjung reda dan menyebar ke seluruh negeri. Dari kondisi itu, dirinya melihat begitu penting untuk melakukan pemerataan bantuan logistik kemanusiaan yang menyeluruh ke pelosok negeri. (Baca juga: Aplikasi Indoor Planting Bawa Mahasiswa ITS Rebut Emas )

Sebelum pandemi terjadi, segala jenis kebutuhan untuk wilayah kepulauan disalurkan melalui jalur laut dari Jawa ke pelabuhan-pelabuhan besar di luar Jawa. Kemudian disalurkan dengan kapal yang lebih kecil menuju pulau-pulau kecil.

"Hal ini terjadi karena tidak semua wilayah di Indonesia itu dapat disinggahi oleh kapal besar (petikemas atau general cargo), terutama wilayah kepulauan," ungkapnya.

Selain disebabkan tidak memiliki pelabuhan untuk bersandar, lanjutnya, kedalaman perairannya juga tidak memungkinkan untuk dilintasi kapal besar. Sehingga hal tersebut cukup memakan banyak waktu. “Karena pada dasarnya bantuan logistik kemanusiaan seharusnya didatangkan dengan cepat, namun tidak semua wilayah dapat disinggahi oleh kapal besar,” ucapnya.

Sehingga, imbuhnya, dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan atau mendatangkan bantuan logistik itu masyarakat menggunakan Kapal Rakyat yang memiliki draft pendek. Keberadaan Kapal Rakyat diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah tersebut.

Namun, sambung Putri, masih terdapat beberapa permasalahan, mulai dari ukuran hingga kapasitas alat bongkar muat yang dimiliki. “Selain itu, penggunaan kapal rakyat ini juga memiliki peluang kerusakan dan kehilangan muatan yang cukup tinggi,” kata Putri.

Melihat kondisi tersebut, maka dirancanglah inovasi PBOX ini. Karena berdasar pada fungsinya, PBOX akan dapat meminimalisir kerusakan dan kehilangan muatan hingga 1,5 persen serta mempercepat proses bongkar muat 25 persen dari total waktu eksisting.

Angka ini didapatkan dari hasil membandingkan antara perhitungan tingkat kerusakan dan kehilangan muatan kondisi eksisting dan setelah inovasi. Pada kondisi eksisting itu ada tingkat kerusakan dan kehilangan muatan dengan rata2 1,5 - 8 persen. “Setelah adanya inovasi, kehilangan muatan itu hampir tidak ada karena semua barang sudah dikontainerkan sejak sebelum tiba di pelabuhan,” katanya.

Inovasi PBOX ini sudah diakui secara nasional, terbukti ketika berkompetisi dalam lomba esai kemaritiman di Kompetisi Nasional Kemaritiman (KONKA) 2020, gagasan ini berhasil menyabet juara pertama. Wahyu dan Putri berhasil memamerkan idenya dalam kompetisi yang diadakan oleh Universitas Hasanuddin, awal September lalu.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1500 seconds (0.1#10.140)