Kemendikbud Harap Kolaborasi PT-Industri Berkontribusi bagi Desa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kemendikbud berharap kontribusi reka cipta yang dilakukan perguruan tinggi harus bisa memberikan kontribusi bagi kemajuan dan kesejahteraan seluruh desa di Indonesia yang membutuhkan.
Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbud Nizam menyampaikan sepenggal cerita saat mengunjungi Kabupaten Sigi Sulawesi Selatan pascabencana alam gempa bumi, tsunami, dan likuefaksi. Kedatangan saat itu turut serta mengunjungi beberapa desa di pelosok Kabupaten Sigi yang mana akses menuju ke desa tersebut begitu sulit. Permasalahan yang ada di desa tersebut adalah ketidaktersediaan listrik dan kekeringan akibat dampak bencana alam likuefaksi. (Baca juga: Pelajar Indonesia Raih 4 Medali di Olimpiade Informatika 2020 )
Dia melanjutkan, saat itu implementasi reka cipta yang dilakukan adalah dengan membuat micro hydro dan pompa irigasi bagi masyarakat. Reka cipta berupa micro hydro telah menjadi solusi untuk menerangi desa sehingga memudahkan aktivitas belajar mengajar dan sebagainya. Sedangkan reka cipta pompa irigasi menjadi solusi bagi para kelompok tani untuk mengoptimalkan produksi hasil pertaniannya.
“Perjuangan para akademisi dan pereka cipta harus mampu terwujud dalam bentuk reka cipta yang dapat memajukan desa,” katanya pada Kebermanfaatan Reka Cipta di Bidang Saintek dan Sosial dalam Pembangunan Desa dan Kota melalui siaran pers, Senin (5/10).
Nizam menambahkan bahwa potensi sumber daya desa dapat digali agar kebermanfaatannya terasa meluas. Peran teknologi sangatlah penting untuk membawa nilai tambah bagi desa dan masyarakat di dalamnya. Harapannya Platform Kedai Reka dapat membantu masuknya teknologi sampai desa, memotong rantai pemasaran, dan mempertemukan permintaan yang ada di masyarakat dengan kemampuan dan kreativitas perguruan tinggi. (Baca juga: 11 PTN-BH Cari Format Kurikulum dan Dunia Kerja Selama COVID-19 )
“Indonesia harus lebih maju, apabila potensi yang ada dapat dioptimalkan melalui berbagai upaya, termasuk melalui kolaborasi yang dilakukan dalam platform Kedai Reka,” pungkasnya.
Sekretaris Ditjen Dikti Kemendikbud Paristiyanti Nurwardani menambahkan, kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka akan mendorong transformasi pendidikan dan perekonomian Indonesia. Hadirnya platform Kedai Reka dapat menjadi ruang kolaborasi inovator perguruan tinggi dan industri untuk berperan dalam memajukan desa.
Melalui optimalisasi bidang saintek dan sosial, jelasnya, berbagai permasalahan desa tentu dapat diselesaikan dengan sentuhan reka cipta. Inovator perguruan tinggi, mahasiswa, dosen, industri, dan masyarakat harus berkolaborasi menjalin langkah yang pasti. Sudah semestinya desa dan kota maju dengan adanya peran perguruan tinggi di wilayahnya.
Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbud Nizam menyampaikan sepenggal cerita saat mengunjungi Kabupaten Sigi Sulawesi Selatan pascabencana alam gempa bumi, tsunami, dan likuefaksi. Kedatangan saat itu turut serta mengunjungi beberapa desa di pelosok Kabupaten Sigi yang mana akses menuju ke desa tersebut begitu sulit. Permasalahan yang ada di desa tersebut adalah ketidaktersediaan listrik dan kekeringan akibat dampak bencana alam likuefaksi. (Baca juga: Pelajar Indonesia Raih 4 Medali di Olimpiade Informatika 2020 )
Dia melanjutkan, saat itu implementasi reka cipta yang dilakukan adalah dengan membuat micro hydro dan pompa irigasi bagi masyarakat. Reka cipta berupa micro hydro telah menjadi solusi untuk menerangi desa sehingga memudahkan aktivitas belajar mengajar dan sebagainya. Sedangkan reka cipta pompa irigasi menjadi solusi bagi para kelompok tani untuk mengoptimalkan produksi hasil pertaniannya.
“Perjuangan para akademisi dan pereka cipta harus mampu terwujud dalam bentuk reka cipta yang dapat memajukan desa,” katanya pada Kebermanfaatan Reka Cipta di Bidang Saintek dan Sosial dalam Pembangunan Desa dan Kota melalui siaran pers, Senin (5/10).
Nizam menambahkan bahwa potensi sumber daya desa dapat digali agar kebermanfaatannya terasa meluas. Peran teknologi sangatlah penting untuk membawa nilai tambah bagi desa dan masyarakat di dalamnya. Harapannya Platform Kedai Reka dapat membantu masuknya teknologi sampai desa, memotong rantai pemasaran, dan mempertemukan permintaan yang ada di masyarakat dengan kemampuan dan kreativitas perguruan tinggi. (Baca juga: 11 PTN-BH Cari Format Kurikulum dan Dunia Kerja Selama COVID-19 )
“Indonesia harus lebih maju, apabila potensi yang ada dapat dioptimalkan melalui berbagai upaya, termasuk melalui kolaborasi yang dilakukan dalam platform Kedai Reka,” pungkasnya.
Sekretaris Ditjen Dikti Kemendikbud Paristiyanti Nurwardani menambahkan, kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka akan mendorong transformasi pendidikan dan perekonomian Indonesia. Hadirnya platform Kedai Reka dapat menjadi ruang kolaborasi inovator perguruan tinggi dan industri untuk berperan dalam memajukan desa.
Melalui optimalisasi bidang saintek dan sosial, jelasnya, berbagai permasalahan desa tentu dapat diselesaikan dengan sentuhan reka cipta. Inovator perguruan tinggi, mahasiswa, dosen, industri, dan masyarakat harus berkolaborasi menjalin langkah yang pasti. Sudah semestinya desa dan kota maju dengan adanya peran perguruan tinggi di wilayahnya.
(mpw)