Beasiswa Unggulan Kemendikbud Diperebutkan 85.000 Calon, Ini Kisi-kisinya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencatat animo masyarakat untuk mendaftar ke program Beasiswa Unggulan sangat tinggi. Di luar dugaan, pada tahun 2020, terdapat 85.000 akun yang telah mendaftar di program Beasiswa Unggulan. 17.000 di antaranya telah memenuhi kriteria seleksi.
Besarnya animo masyarakat untuk mengikuti program ini mendorong Kemendikbud untuk meningkatkan layanan Beasiswa Unggulan di tahun berikutnya. “Apa yang baik dari program ini kita tingkatkan dan apa yang belum baik, kita perbaiki bersama-sama. Mari manfaatkan sebesar-besarnya program ini agar terus berlanjut di tahun-tahun mendatang, dalam rangka memberikan warna baru bagi peningkatan mutu SDM di Indonesia,” ucap Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kemendikbud Abdul Kahar melalui siaran pers, Senin (19/10). (Baca juga: Wawancara Beasiswa Unggulan Kemendikbud Dilakukan Daring )
Pada 13 Oktober 2020 lalu, melalui email resmi Beasiswa Unggulan, Kemendikbud telah mengumumkan 2.000 pendaftar yang lolos untuk mengikuti seleksi wawancara. Informasi lebih lanjut, mahasiswa dapat mengakses ke laman: beasiswaunggulan.kemdikbud.go.id. Jika ada pertanyaan silakan disampaikan melalui email: [email protected] atau hotline: 0821 6755 6665.
Kahar menjelaskan, setiap beasiswa bersifat kompetitif dan memiliki kekhasannya tersendiri. Dari manapun asalnya, Kahar menekankan agar para peserta memiliki rasa percaya diri untuk berkompetisi secara nasional. Menurutnya, dalam berkompetisi dan mengembangkan kompetensi, semua orang punya hak yang sama. “Jangan pernah men-downgrade diri Anda sendiri sementara Anda punya potensi yang besar,” ucapnya.
Menyambung hal itu, Kepala Puslapdik mengimbau kepada para pendaftar beasiswa unggulan untuk mencari karakteristik beasiswa yang sesuai dengan minat dan prestasi masing-masing. Lalu, temukan keunggulan diri. Kemudian, belajar dan biasakan menulis esai. (Baca juga: UIN Bandung Bangun Pusat Riset Sejarah Rasulullah dan Peradaban Islam Dunia )
Kahar menambahkan, perlunya calon pendaftar beasiswa untuk melakukan riset terhadap calon program studi, visi misi organisasi, tenaga pengajarnya, bahkan alam dan budaya yang dipilih sebagai tempat untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Ia menyebut, tak sedikit mahasiswa yang kesulitan menjalankan perkuliahan karena sebelumnya tidak mengetahui hal-hal tersebut. Jika hal ini terjadi, katanya, maka bisa menghambat proses belajar.
Lebih lanjut, Penanggung Jawab Program Beasiswa Unggulan Kemendikbud Musa Yosep mengungkapkan, tolok ukur kelulusan peserta terletak pada kualitas prestasinya. Bukan banyaknya sertifikat prestasi saja, melainkan sejauh mana kualitasnya. Ia menyatakan, meski jumlah sertifikatnya sedikit, jika lingkup kejuarannya tingkat nasional maka akan menjadi pertimbangan.
Panitia seleksi akan menilai keunikan dari keunggulan calon penerima beasiswa berdasarkan esai yang dikirimkan. Peserta tidak perlu memberikan proposal pengajuan studi layaknya skripsi atau tesis, melainkan cukup dengan membuat esai yang bagus.
Lihat Juga: Achieva Edu Platform Lead Generation Pertama Berbasis AI Solusi untuk Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan
Besarnya animo masyarakat untuk mengikuti program ini mendorong Kemendikbud untuk meningkatkan layanan Beasiswa Unggulan di tahun berikutnya. “Apa yang baik dari program ini kita tingkatkan dan apa yang belum baik, kita perbaiki bersama-sama. Mari manfaatkan sebesar-besarnya program ini agar terus berlanjut di tahun-tahun mendatang, dalam rangka memberikan warna baru bagi peningkatan mutu SDM di Indonesia,” ucap Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kemendikbud Abdul Kahar melalui siaran pers, Senin (19/10). (Baca juga: Wawancara Beasiswa Unggulan Kemendikbud Dilakukan Daring )
Pada 13 Oktober 2020 lalu, melalui email resmi Beasiswa Unggulan, Kemendikbud telah mengumumkan 2.000 pendaftar yang lolos untuk mengikuti seleksi wawancara. Informasi lebih lanjut, mahasiswa dapat mengakses ke laman: beasiswaunggulan.kemdikbud.go.id. Jika ada pertanyaan silakan disampaikan melalui email: [email protected] atau hotline: 0821 6755 6665.
Kahar menjelaskan, setiap beasiswa bersifat kompetitif dan memiliki kekhasannya tersendiri. Dari manapun asalnya, Kahar menekankan agar para peserta memiliki rasa percaya diri untuk berkompetisi secara nasional. Menurutnya, dalam berkompetisi dan mengembangkan kompetensi, semua orang punya hak yang sama. “Jangan pernah men-downgrade diri Anda sendiri sementara Anda punya potensi yang besar,” ucapnya.
Menyambung hal itu, Kepala Puslapdik mengimbau kepada para pendaftar beasiswa unggulan untuk mencari karakteristik beasiswa yang sesuai dengan minat dan prestasi masing-masing. Lalu, temukan keunggulan diri. Kemudian, belajar dan biasakan menulis esai. (Baca juga: UIN Bandung Bangun Pusat Riset Sejarah Rasulullah dan Peradaban Islam Dunia )
Kahar menambahkan, perlunya calon pendaftar beasiswa untuk melakukan riset terhadap calon program studi, visi misi organisasi, tenaga pengajarnya, bahkan alam dan budaya yang dipilih sebagai tempat untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Ia menyebut, tak sedikit mahasiswa yang kesulitan menjalankan perkuliahan karena sebelumnya tidak mengetahui hal-hal tersebut. Jika hal ini terjadi, katanya, maka bisa menghambat proses belajar.
Lebih lanjut, Penanggung Jawab Program Beasiswa Unggulan Kemendikbud Musa Yosep mengungkapkan, tolok ukur kelulusan peserta terletak pada kualitas prestasinya. Bukan banyaknya sertifikat prestasi saja, melainkan sejauh mana kualitasnya. Ia menyatakan, meski jumlah sertifikatnya sedikit, jika lingkup kejuarannya tingkat nasional maka akan menjadi pertimbangan.
Panitia seleksi akan menilai keunikan dari keunggulan calon penerima beasiswa berdasarkan esai yang dikirimkan. Peserta tidak perlu memberikan proposal pengajuan studi layaknya skripsi atau tesis, melainkan cukup dengan membuat esai yang bagus.
Lihat Juga: Achieva Edu Platform Lead Generation Pertama Berbasis AI Solusi untuk Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan
(mpw)