Tingkatkan Ekonomi Desa, ITS Kembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
loading...
A
A
A
SURABAYA - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memanfaatan aliran air di desa untuk memproduksi energi listrik. Pembangkit dengan tenaga mikrohidro ini diharapkan bisa meningkatkan perekonomian desa.
Pengembangan pembangkit listrik tenaga mikrohidro ini dilakukan mahasiswa KKN ITS di Desa Puncu, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri. Mereka ingin membantu masyarakat desa dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. (Baca juga: Ilmuwan Unpad Ciptakan Mobile Lab Pelacak Covid-19 hingga Pelosok )
Pembimbing kegiatan Abmas dan KKN ITS, Ahmad Fauzan Adziima menuturkan, instalasi teknologi tepat guna berupa Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan listrik desa terhadap PLN. Pembangunan PLTMH juga ditujukan untuk memanfaatkan potensi daerah Desa Puncu yang memiliki banyak aliran air.
PLTMH merupakan pembangkit listrik yang dapat memanfaatkan aliran air dengan kapasitas kurang dari 1 megawatt (MW). Produksi ini didukung oleh aliran air desa yang menurut pantauan tim ITS memiliki debit masing-masing 0,9 meter kubik per detik dengan rata-rata kecepatan aliran 0,5 meter per detik.
“Dari fakta ini dapat disimpulkan bahwa Desa Puncu memiliki potensi untuk dapat menghasilkan 200 - 1.000 watt listrik secara mandiri tanpa harus bergantung pada listrik PLN,” katanya, Jumat (18/12/2020). (Baca juga: Inovasi Mahasiswa UII Ciptakan Alat Penanam Padi 'Eco-Friendly' )
Ia melanjutkan, pemasangan PLTMH diawali dengan analisis keperluan dan juga sambungan pipa air, yang kemudian diikuti dengan instalasi turbin. Selanjutnya turbin ini disambungkan dengan katrol mekanik dan sabuk kipas untuk memutar generator berkapasitas 220 V/13,6 A. Saat ini listrik yang dihasilkan masih berkisar pada 160-190 Volt atau dengan daya rata-rata 200- 220 Watt. “Ke depannya akan ada penambahan turbin sehingga mendapat tambahan energi,” ujar dosen Departemen Teknik Instrumentasi ITS ini.
Listrik yang telah dihasilkan nantinya digunakan untuk menyuplai kebutuhan-kebutuhan umum seperti penerangan jalan umum (PJU), tempat penampungan air, dan juga tempat ibadah. Produksi energi listrik secara mandiri ini akhirnya dapat mengurangi ketergantungan Desa Puncu terhadap listrik dari PLN. “Ini menjadi solusi dan inovasi untuk mengurangi konsumsi energi listrik PLN,” kata Fauzan.
Lelaki kelahiran 1991 inipun menerangkan, Desa Puncu memiliki kegiatan UMKM produktif dengan komoditas berupa abon cabe dan kopi Kelud. Kegiatan produksi komoditas tersebut masih sangat bergantung pada listrik dari PLN. Listrik hasil produksi PLTMH ini pun direncanakan akan menyuplai untuk meningkatkan keuntungan dari UMKM Kelompok Swadaya Mandiri Lamor Kelud Sejahtera tersebut.
Fauzan pun mengungkapkan, PLTMH ini memberikan manfaat yang lebih luas lagi kepada masyarakat Desa Puncu. Selain sebagai pembangkit listrik dan penghasil energi, PLTMH ini bisa digunakan sebagai sarana edukasi kepada para pemuda dan anak-anak di desa tersebut.
Selain itu, sejauh progres tahun ini, sejak bulan November lalu tim Abmas dan KKN ITS tersebut telah melakukan penyuluhan kepada para warga setempat mengenai perawatan PLTMH. Ke depannya, tim ITS berencana untuk mengadakan kegiatan berupa workshop mengenai pembuatan pembangkit listrik ini.
Pengembangan pembangkit listrik tenaga mikrohidro ini dilakukan mahasiswa KKN ITS di Desa Puncu, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri. Mereka ingin membantu masyarakat desa dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. (Baca juga: Ilmuwan Unpad Ciptakan Mobile Lab Pelacak Covid-19 hingga Pelosok )
Pembimbing kegiatan Abmas dan KKN ITS, Ahmad Fauzan Adziima menuturkan, instalasi teknologi tepat guna berupa Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan listrik desa terhadap PLN. Pembangunan PLTMH juga ditujukan untuk memanfaatkan potensi daerah Desa Puncu yang memiliki banyak aliran air.
PLTMH merupakan pembangkit listrik yang dapat memanfaatkan aliran air dengan kapasitas kurang dari 1 megawatt (MW). Produksi ini didukung oleh aliran air desa yang menurut pantauan tim ITS memiliki debit masing-masing 0,9 meter kubik per detik dengan rata-rata kecepatan aliran 0,5 meter per detik.
“Dari fakta ini dapat disimpulkan bahwa Desa Puncu memiliki potensi untuk dapat menghasilkan 200 - 1.000 watt listrik secara mandiri tanpa harus bergantung pada listrik PLN,” katanya, Jumat (18/12/2020). (Baca juga: Inovasi Mahasiswa UII Ciptakan Alat Penanam Padi 'Eco-Friendly' )
Ia melanjutkan, pemasangan PLTMH diawali dengan analisis keperluan dan juga sambungan pipa air, yang kemudian diikuti dengan instalasi turbin. Selanjutnya turbin ini disambungkan dengan katrol mekanik dan sabuk kipas untuk memutar generator berkapasitas 220 V/13,6 A. Saat ini listrik yang dihasilkan masih berkisar pada 160-190 Volt atau dengan daya rata-rata 200- 220 Watt. “Ke depannya akan ada penambahan turbin sehingga mendapat tambahan energi,” ujar dosen Departemen Teknik Instrumentasi ITS ini.
Listrik yang telah dihasilkan nantinya digunakan untuk menyuplai kebutuhan-kebutuhan umum seperti penerangan jalan umum (PJU), tempat penampungan air, dan juga tempat ibadah. Produksi energi listrik secara mandiri ini akhirnya dapat mengurangi ketergantungan Desa Puncu terhadap listrik dari PLN. “Ini menjadi solusi dan inovasi untuk mengurangi konsumsi energi listrik PLN,” kata Fauzan.
Lelaki kelahiran 1991 inipun menerangkan, Desa Puncu memiliki kegiatan UMKM produktif dengan komoditas berupa abon cabe dan kopi Kelud. Kegiatan produksi komoditas tersebut masih sangat bergantung pada listrik dari PLN. Listrik hasil produksi PLTMH ini pun direncanakan akan menyuplai untuk meningkatkan keuntungan dari UMKM Kelompok Swadaya Mandiri Lamor Kelud Sejahtera tersebut.
Fauzan pun mengungkapkan, PLTMH ini memberikan manfaat yang lebih luas lagi kepada masyarakat Desa Puncu. Selain sebagai pembangkit listrik dan penghasil energi, PLTMH ini bisa digunakan sebagai sarana edukasi kepada para pemuda dan anak-anak di desa tersebut.
Selain itu, sejauh progres tahun ini, sejak bulan November lalu tim Abmas dan KKN ITS tersebut telah melakukan penyuluhan kepada para warga setempat mengenai perawatan PLTMH. Ke depannya, tim ITS berencana untuk mengadakan kegiatan berupa workshop mengenai pembuatan pembangkit listrik ini.
(mpw)