Kedaireka Kemendikbud Jadi Marketplace Hasil Karya Mahasiswa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kedaireka telah diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Kehadiran Kedaireka ini pun dapat menjadi marketplace hasil karya mahasiswa di perguruan tinggi sehingga dikenal ke dunia industri.
Tim Kerja Akselerasi Reka Cipta Ditjen Dikti Bidang Hubungan Industri Mahir Bayasut menjelaskan, bahwa peluncuran Kedaireka dilandasi pula oleh tantangan yang sebenarnya sudah ada sejak lama, yakni kurangnya pemerataan akses untuk kampus berdialog dengan industri sehingga keduanya memiliki dunianya tersendiri. (Baca juga: Pantun Warisan Budaya Unesco, Kemendikbud Dorong Guru kenalkan Pantun ke Siswa )
“Industri disibukkan dengan adanya persaingan, kompetisi nasional maupun global, market, efisiensi, dan sebagainya. Di satu sisi perguruan tinggi sibuk dengan dunianya, teori-teori, dan hasil akademisnya sehingga penelitiannya tidak dimanfaatkan secara maksimal,” katanya melalui siaran pers, Jumat (18/12).
Untuk itu, Kedaireka menyuguhkan marketplace yang berisi produk hasil karya para mahasiswa di perguruan tinggi, sehingga karya-karya tersebut dapat diketahui oleh dunia industri agar tidak perlu melakukan riset pada hal yang sama.
Pasalnya, industri kerap kali membutuhkan produk yang sebenarnya sudah diteliti atau dihasilkan oleh para mahasiswa tetapi tidak dimanfaatkan oleh industri akibat kurang dikenalnya penelitian tersebut di dunia industri. (Baca juga: Ilmuwan Unpad Ciptakan Mobile Lab Pelacak Covid-19 hingga Pelosok )
“Industri melihat penelitian dan pengembangan produk adalah investasi mahal sebab penelitian butuh waktu dan memiliki risiko, bisa berhasil bisa saja gagal,” jelasnya.
Oleh karena itu, pemerintah hadir untuk membantu mengurangi risiko tersebut serta memaksimalkan efisiensi dana yang akan digelontorkan oleh industri melalui Kedaireka.
Terlebih, di era pandemi ini industri sangat berhati-hati terkait pengeluaran dana, khususnya pada hal yang tidak ada relevansinya dengan pemasukan untuk industri.
“Kedaireka menjadi platform bagi semua kampus untuk menawarkan solusi yang dinilai applicable kepada seluruh industri, sehingga tidak hanya kampus besar yang bisa melakukannya, tetapi juga semua kampus,” tutur Mahir.
Tim Kerja Akselerasi Reka Cipta Ditjen Dikti Bidang Hubungan Industri Mahir Bayasut menjelaskan, bahwa peluncuran Kedaireka dilandasi pula oleh tantangan yang sebenarnya sudah ada sejak lama, yakni kurangnya pemerataan akses untuk kampus berdialog dengan industri sehingga keduanya memiliki dunianya tersendiri. (Baca juga: Pantun Warisan Budaya Unesco, Kemendikbud Dorong Guru kenalkan Pantun ke Siswa )
“Industri disibukkan dengan adanya persaingan, kompetisi nasional maupun global, market, efisiensi, dan sebagainya. Di satu sisi perguruan tinggi sibuk dengan dunianya, teori-teori, dan hasil akademisnya sehingga penelitiannya tidak dimanfaatkan secara maksimal,” katanya melalui siaran pers, Jumat (18/12).
Untuk itu, Kedaireka menyuguhkan marketplace yang berisi produk hasil karya para mahasiswa di perguruan tinggi, sehingga karya-karya tersebut dapat diketahui oleh dunia industri agar tidak perlu melakukan riset pada hal yang sama.
Pasalnya, industri kerap kali membutuhkan produk yang sebenarnya sudah diteliti atau dihasilkan oleh para mahasiswa tetapi tidak dimanfaatkan oleh industri akibat kurang dikenalnya penelitian tersebut di dunia industri. (Baca juga: Ilmuwan Unpad Ciptakan Mobile Lab Pelacak Covid-19 hingga Pelosok )
“Industri melihat penelitian dan pengembangan produk adalah investasi mahal sebab penelitian butuh waktu dan memiliki risiko, bisa berhasil bisa saja gagal,” jelasnya.
Oleh karena itu, pemerintah hadir untuk membantu mengurangi risiko tersebut serta memaksimalkan efisiensi dana yang akan digelontorkan oleh industri melalui Kedaireka.
Terlebih, di era pandemi ini industri sangat berhati-hati terkait pengeluaran dana, khususnya pada hal yang tidak ada relevansinya dengan pemasukan untuk industri.
“Kedaireka menjadi platform bagi semua kampus untuk menawarkan solusi yang dinilai applicable kepada seluruh industri, sehingga tidak hanya kampus besar yang bisa melakukannya, tetapi juga semua kampus,” tutur Mahir.
(mpw)