Survei FSGI: Takut Tertular Covid-19 Alasan Utama Tolak PTM 2021

Sabtu, 02 Januari 2021 - 15:37 WIB
loading...
Survei FSGI: Takut Tertular...
Sejumlah siswa mengikuti proses belajar-mengajar dengan daring atau pembelajaran jarak jauh. Foto/Dok/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) melakukan survei singkat dengan menggunakan aplikasi Google Form terkait persepsi guru terhadap rencana pemerintah membuka sekolah pada Januari 2021. Sebesar 49,36 persen responden menyatakan setuju, sedangkan 45,27 persen responden menyatakan tidak setuju PTM dimulai pada Januari 2021.

Survei dilakukan pada 19-22 Desember 2020. Survei diikuti oleh 6.513 responden guru dari sejumlah provinsi, yaitu provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Yogyakarta, Kalimantan Tengah, Bengkulu, Jambi, NTB, NTT, Papua, dan Papua Barat. (Baca juga: Pembelajaran Daring akan Menjadi Metode Belajar Efektif )

Para guru dalam survei ini mengajar pada jenjang SMP/sederajat sebanyak 44,52 persen, yang mengajar jenjang SD/sederajat sebanyak 25,32 persen, jenjang SMA 15,35 persen, dan jenjang SMK 14,6 persen. Sedangkan sisanya 0,21 persen mengajar di SLB (Sekolah Luar Biasa).

Adapun wilayah kerja responden mayoritas berada di pulau Jawa (63,7 persen), sedangkan di luar Jawa hanya 36,3 persen. Dari 6.513 responden, guru yang setuju mengikuti pembelajaran tatap muka di Januari 2021 sebanyak 49,36 persen.

Kemudian sebesar 45,27 persen responden tidak setuju PTM dan yang menyatakan ragu-ragu sebesar 5,37 persen. Jumlah responden yang menyatakan setuju sebanyak 3.215 orang. Sementara jumlah responden yang menyatakan tidak setuju PTM pada Januari 2021 sebanyak 2.948 orang. (Baca juga: Anggota Dewan Ini Setuju Sekolah Tatap Muka, Ini Alasannya )

Berikut adalah alasan responden yang setuju PTM dibuka Januari 2021:

1. Jenuh mengajar Pembelajaran Jarak Jauh (22 persen)

2. Materi sulit/sangat sulit dan praktikum tidak bisa diberikan secara daring (54 persen)

3. Sebagian siswa yang diajar tidak memiliki alat daring, sehingga tidak mengikuti PJJ (9,3 persen)

4. Sinyal tidak stabil sehingga menjadi kendala PJJ (5,8 persen)

5. Lainnya sebanyak 8,9 persen

Untuk guru yang mengisi lainnya antara lain menyebutkan bahwa daerah di tempat responden mengajar merupakan wilayah kepulauan yang masuk zona hijau/kuning.

“Para guru merasakan bahwa peserta didiknya pasti mengalami kesulitan untuk mengerjakan materi pelajaran dengan tingkat kesulitan tinggi. Karena materi seperti itu tidak optimal diberikan secara daring, tetapi harus melalui pembelajaran tatap muka, minimal seminggu sekali,” ujar Wakil Sekjen FSGI, Mansur.

Berikut adalah alasan responden yang tidak setuju PTM dibuka pada Januari 2021:

1. Kasus covid-19 masih tinggi (40,70 persen)

2. Khawatir tertular covid-19 di sekolah (27,74)

3. Sudah berusia di atas 50 tahun ditambah penyakit penyerta (10,44 persen)

4. Infrastruktur dan protokol kesehatan/SOP Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di sekolahnya belum memadai (14,31 persen)

5. Lainnya (6,8)

Jawaban lainnya di antaranya adalah belum ada sosialisasi protokol kesehatan dari pihak sekolah dan tidak memiliki kendaraan pribadi. Sehingga harus naik angkutan umum yang rentan tertular covid-19.

“Mayoritas responden memang menolak buka sekolah tatap muka karena masih tinggi kasus, pandemi belum dapat dikendalikan pemerintah. Sehingga mereka sangat khawatir tertular covid-19, apalagi untuk guru-guru yang usianya sudah lebih dari 50 tahun dan disertai pula dengan penyakit penyerta seperti diabetes, jantung dan lain-lain,” terang Sekjen FSGI, Heru Purnomo.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Momen Haru Guru Bimbel...
Momen Haru Guru Bimbel di Depok Raih Hadiah Utama Mobil dari Produsen Keju Ternama
Ratusan Guru Adu Kemampuan...
Ratusan Guru Adu Kemampuan di Kompetisi Mengajar Bahasa Mandarin
10 Pantun yang Cocok...
10 Pantun yang Cocok Dibagikan ke Guru di Hari Pendidikan Nasional 2025
Guru SD di OKI Ikuti...
Guru SD di OKI Ikuti Pelatihan Penggunaan Pendamping Buku Ajar Gajah Sumatra
PLTS, AI, hingga IoT,...
PLTS, AI, hingga IoT, Kemendikdasmen Pamer Inovasi Hebat Guru SMK dan Instruktur LKP
Mendikdasmen Dorong...
Mendikdasmen Dorong Peningkatan Kompetensi Guru SMK dan Instruktur LKP
Hardiknas 2025, Ribuan...
Hardiknas 2025, Ribuan Siswa dan Guru Tanam Sayuran di Sekolah
Pria Ngaku Guru Pereteli...
Pria Ngaku Guru Pereteli 6 Siswi di Cirebon, 15 Gram Perhiasan Emas Raib
KPK Ingatkan Guru yang...
KPK Ingatkan Guru yang Kerap Terima Hadiah: Itu Gratifikasi, Bukan Rezeki
Rekomendasi
Xi Jinping Tegaskan...
Xi Jinping Tegaskan Rusia dan China akan Lawan Paksaan di Panggung Dunia
BREAKING NEWS! Robert...
BREAKING NEWS! Robert Prevost Terpilih sebagai Paus Baru
Peringatan Hari Raya...
Peringatan Hari Raya Waisak 2025 Dipusatkan di Candi Borobudur, Terbangkan 2.569 Lampion
Menhub Wanti-wanti Konflik...
Menhub Wanti-wanti Konflik India-Pakistan Bikin Ongkos Penerbangan Mahal
32 Pati TNI Naik Pangkat,...
32 Pati TNI Naik Pangkat, Kristomei Sianturi Sandang Bintang Dua
Paus Baru Robert Prevost...
Paus Baru Robert Prevost akan Bergelar Paus Leo XIV
Berita Terkini
Wisuda ke-67 UKRIDA...
Wisuda ke-67 UKRIDA Serukan Pendidikan Tinggi Berdampak
IPB Buka Sekolah Teknik,...
IPB Buka Sekolah Teknik, 2 Prodi Baru Siap Terima Camaba di Jalur Mandiri
Rekrutmen Besar-besaran...
Rekrutmen Besar-besaran BCA 2025, Fresh Graduate Bisa Daftar, Lamar di Sini
Jejak Pendidikan Melinda...
Jejak Pendidikan Melinda Gates, Mantan Istri Miliarder dan Filantropis Dunia
Riwayat Pendidikan Bill...
Riwayat Pendidikan Bill Gates, Orang Terkaya Dunia yang Drop Out dari Harvard
SK Nominasi PIP 2025...
SK Nominasi PIP 2025 Sudah Terbit, Segera Aktivasi Rekeningmu!
Infografis
Waspada, Kasus COVID-19...
Waspada, Kasus COVID-19 Meningkat 2 Kali Lipat di Singapura
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved