Bangkitkan Talenta Digital Mahasiswa, Kemendikbud Gandeng Google dan Startup
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bekerja sama dengan Google, Gojek, Tokopedia, dan Traveloka menyelenggarakan Bangkit 2021 sebagai program Kampus Merdeka .
Bangkit sebagai bentuk studi independen merupakan program pelatihan berbasis teknologi digital bagi mahasiswa dalam menjawab tantangan dunia industri. (Baca juga: Prestasi Internasional, Jurnal 'Samarah' UIN Ar-Raniry Aceh Tembus Scopus )
Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti Kemendikbud Aris Junaidi menyampaikan diperlukan penyesuaian pengetahuan serta kompetensi dalam menghadapi berbagai tantangan dan persaingan global. Inovasi di bidang sains dan teknologi mampu menjadi penggerak perubahan bangsa.
“Kemajuan teknologi yang berjalan cepat dan dinamis mendorong untuk menyesuaikan diri baik pengetahuan dan kompetensi untuk mampu bersaing dengan masyarakat global yang hampir tidak ada batasan,” kata Aris pada acara Sosialisasi Program Bangkit 2021 melalui siaran pers, Senin (11/1).
Adapun bidang yang banyak diperlukan saat ini adalah machine learning dan data analytic. Namun, menurut Aris talenta ini masih minim dimiliki oleh generasi bangsa. Sehingga, melalui program Kampus Merdeka yang bekerja sama dengan Bangkit, diharapkan dapat menjadi wadah dalam mengasah kemampuan mahasiswa di bidang tersebut. (Baca juga: Hari Keenam, 14.614 Siswa Dinyatakan Berhak Mendaftar SNMPTN 2021 )
"Melalui semangat Kampus Merdeka dengan proyek mandiri atau studi independen, mahasiswa berkesempatan untuk mendapatkan kompetensi tambahan melalui pembelajaran dan pelatihan intensif selama satu semester dengan proyek nyata aplikasi teknologi machine learning di masyarakat," jelas Aris.
Aris menambahkan melalui program Bangkit 2021 mahasiswa berkesempatan untuk mendapatkan pelatihan di bidang teknologi digital dan proses pembelajarannya diakui setara 20 sks serta micro credential yang difasilitasi langsung oleh Bangkit.
"Melalui program ini diharapkan dapat lahir talenta-talenta digital dan inkubator-inkubator inovasi di bidang teknologi informasi di perguruan tinggi," tutup Aris.
Bangkit sebagai bentuk studi independen merupakan program pelatihan berbasis teknologi digital bagi mahasiswa dalam menjawab tantangan dunia industri. (Baca juga: Prestasi Internasional, Jurnal 'Samarah' UIN Ar-Raniry Aceh Tembus Scopus )
Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti Kemendikbud Aris Junaidi menyampaikan diperlukan penyesuaian pengetahuan serta kompetensi dalam menghadapi berbagai tantangan dan persaingan global. Inovasi di bidang sains dan teknologi mampu menjadi penggerak perubahan bangsa.
“Kemajuan teknologi yang berjalan cepat dan dinamis mendorong untuk menyesuaikan diri baik pengetahuan dan kompetensi untuk mampu bersaing dengan masyarakat global yang hampir tidak ada batasan,” kata Aris pada acara Sosialisasi Program Bangkit 2021 melalui siaran pers, Senin (11/1).
Adapun bidang yang banyak diperlukan saat ini adalah machine learning dan data analytic. Namun, menurut Aris talenta ini masih minim dimiliki oleh generasi bangsa. Sehingga, melalui program Kampus Merdeka yang bekerja sama dengan Bangkit, diharapkan dapat menjadi wadah dalam mengasah kemampuan mahasiswa di bidang tersebut. (Baca juga: Hari Keenam, 14.614 Siswa Dinyatakan Berhak Mendaftar SNMPTN 2021 )
"Melalui semangat Kampus Merdeka dengan proyek mandiri atau studi independen, mahasiswa berkesempatan untuk mendapatkan kompetensi tambahan melalui pembelajaran dan pelatihan intensif selama satu semester dengan proyek nyata aplikasi teknologi machine learning di masyarakat," jelas Aris.
Aris menambahkan melalui program Bangkit 2021 mahasiswa berkesempatan untuk mendapatkan pelatihan di bidang teknologi digital dan proses pembelajarannya diakui setara 20 sks serta micro credential yang difasilitasi langsung oleh Bangkit.
"Melalui program ini diharapkan dapat lahir talenta-talenta digital dan inkubator-inkubator inovasi di bidang teknologi informasi di perguruan tinggi," tutup Aris.
(mpw)