Rhenald: SMA Pradita Dirgantara Ikon Disrupsi Pendidikan Indonesia
loading...
A
A
A
UNESCO memonitor dan mereview pelaksanaan program pendidikan terlebih saat pandemi Covid-19. UNESCO juga memonitor dan mereview capaian masing-masing negara agar proses pendidikan atau pembelajaran tetap berjalan dengan platform apapun, mendampingi negara anggota UNESCO untuk memastikan bahwa kebijakan-kebijakan pendidikan yang diambil oleh negara bisa sejalan dengan pergerakan pendidikan global.
Gunawan dalam talk show ini menyampaikan “4 pillars of learning" yaitu learning to know, learning to do, learning to live together dan learning to be.
Menurutnya, salah satu keunggulan SMA Pradita Dirgantara adalah karena para siswa tinggal di asrama dengan bermacam latar belakang baik suku, bahasa, ekonomi. Ini menunjukkan bahwa ada nilai plus yang di angkat oleh SMA Pradita Dirgantara sehingga bisa menjadi bagian dari jaringan sekolah UNESCO.
“Dengan menjadi member, akan terangkat jaringan di SMA Pradita Dirgantara, tidak hanya di Indonesia tetapi juga meluas ke tingkat global. UNESCO ASPnet adalah media yang baik bagi SMA Pradita untuk mengampanyekan tentang keberagaman Indonesia. Dengan menjadi bagian dari ini, SMA Pradita akan mendapatkan update terbaru dari tema pembelajaran, project pembelajaran yang ada di sekolah di tingkat global untuk membawa tema tersebut sebagai bagian dari kegiatan yang bisa dilaksanakan di sekolah,” kata Gunawan.
Acara talkshow juga menghadirkan Direktur Direktur Pengembangan Sekolah Pradita Dirgantara Dwi A. Yuliantoro, Ph.D yang memaparkan mengenai SMA Pradita Dirgantara terkait visi misi, learners profile dan upaya pencapaian visi misi tersebut melalui desain kurikulum standar nasional pendidikan dan global competences serta prestasi dan pencapaian SMA Pradita Dirgantara.
Penghujung acara semakin menarik karena ketua umum Yayasan Ardhya Garini, Nanny Hadi Tjahyanto memperkenalkan sosok lulusan SMK tetapi sudah mampu mendunia dengan karya desain yang mereka buat yaitu Arfi’an Fuadi.
Nany menyampaikan bahwa hal tersebut adalah contoh penerapan dari konsep merdeka belajar yang sesungguhnya. Siswa bisa belajar darimana dan dari siapa saja. Merdeka belajar juga merupakan harapan dari para pendiri SMA Pradita Dirgantara agar menjadikan sekolah ini sebagai taman siswa yang menghasilkan lulusan yang bisa menjadi pemimpin dunia masa depan.
Acara ini juga mengundang Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI dari beberapa negara, Rektor beberapa Universitas, Pimpinan Redaksi Media, Kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan, Kepala Sekolah, guru dan siswa sekolah Unggulan di Indonesia, Athan/Atud seluruh dunia, dan dari Unsur TNI AU.
Sambutan acara talkshow yang digelar SMA Paradita Dirgantara disampaikan oleh KASAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, S.E., M.P.P. dan Panglima TNI Marsekal TNI Dr. (H.C) Hadi Tjahjanto, S.I.P.
Gunawan dalam talk show ini menyampaikan “4 pillars of learning" yaitu learning to know, learning to do, learning to live together dan learning to be.
Menurutnya, salah satu keunggulan SMA Pradita Dirgantara adalah karena para siswa tinggal di asrama dengan bermacam latar belakang baik suku, bahasa, ekonomi. Ini menunjukkan bahwa ada nilai plus yang di angkat oleh SMA Pradita Dirgantara sehingga bisa menjadi bagian dari jaringan sekolah UNESCO.
“Dengan menjadi member, akan terangkat jaringan di SMA Pradita Dirgantara, tidak hanya di Indonesia tetapi juga meluas ke tingkat global. UNESCO ASPnet adalah media yang baik bagi SMA Pradita untuk mengampanyekan tentang keberagaman Indonesia. Dengan menjadi bagian dari ini, SMA Pradita akan mendapatkan update terbaru dari tema pembelajaran, project pembelajaran yang ada di sekolah di tingkat global untuk membawa tema tersebut sebagai bagian dari kegiatan yang bisa dilaksanakan di sekolah,” kata Gunawan.
Acara talkshow juga menghadirkan Direktur Direktur Pengembangan Sekolah Pradita Dirgantara Dwi A. Yuliantoro, Ph.D yang memaparkan mengenai SMA Pradita Dirgantara terkait visi misi, learners profile dan upaya pencapaian visi misi tersebut melalui desain kurikulum standar nasional pendidikan dan global competences serta prestasi dan pencapaian SMA Pradita Dirgantara.
Penghujung acara semakin menarik karena ketua umum Yayasan Ardhya Garini, Nanny Hadi Tjahyanto memperkenalkan sosok lulusan SMK tetapi sudah mampu mendunia dengan karya desain yang mereka buat yaitu Arfi’an Fuadi.
Nany menyampaikan bahwa hal tersebut adalah contoh penerapan dari konsep merdeka belajar yang sesungguhnya. Siswa bisa belajar darimana dan dari siapa saja. Merdeka belajar juga merupakan harapan dari para pendiri SMA Pradita Dirgantara agar menjadikan sekolah ini sebagai taman siswa yang menghasilkan lulusan yang bisa menjadi pemimpin dunia masa depan.
Acara ini juga mengundang Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI dari beberapa negara, Rektor beberapa Universitas, Pimpinan Redaksi Media, Kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan, Kepala Sekolah, guru dan siswa sekolah Unggulan di Indonesia, Athan/Atud seluruh dunia, dan dari Unsur TNI AU.
Sambutan acara talkshow yang digelar SMA Paradita Dirgantara disampaikan oleh KASAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, S.E., M.P.P. dan Panglima TNI Marsekal TNI Dr. (H.C) Hadi Tjahjanto, S.I.P.
(mpw)