Mulai Tahun Ini, Vokasi ITS Terima Mahasiswa Baru lewat LTMPT
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pada penerimaan mahasiswa baru tahun 2021 ini, seleksi masuk program sarjana terapan atau vokasi resmi dikelola oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).
Dengan adanya kebijakan baru ini, mulai tahun ini ITS turut membuka kesempatan lebih luas bagi para calon mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi ke Fakultas Vokasi (FV) ITS melalui tiga pilihan jalur seleksi.
Menurut Direktur Pendidikan ITS Siti Machmudah, pilihan jalur seleksi ini sama dengan mekanisme jalur penerimaan program sarjana. Ketiga jalur tersebut adalah Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dengan kuota 20 %, Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN) kuota 30 % dan sisanya untuk Seleksi Kemitraan dan Mandiri (SKM).
“Dengan total daya tampung untuk SNMPTN sebanyak 176, SBMPTN sebanyak 264, serta SKM sebanyak 440 mahasiswa,” katanya melalui siaran pers, Senin (18/1).
Mengenai perubahan kebijakan mekanisme seleksi ini, Dekan FV ITS Prof Ir Muhammad Sigit Darmawan pun menyambutnya dengan baik. Menurutnya, Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia (FPTVI) sudah lama sekali memperjuangkan perubahan ini.
“Usulan tersebut baru disetujui oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada tahun 2021 ini bersamaan dengan dibentuknya Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,” terang Sigit.
Kebijakan tersebut dinilai Sigit sebagai bentuk kesetaraan antara Pendidikan Akademik dan Vokasi. Melihat selama ini, seleksi masuk Pendidikan Vokasi pada umumnya dilakukan terpisah setelah seleksi Pendidikan Akademik.
Hal tersebut memungkinkan mayoritas peserta memilih vokasi karena terpaksa dan menjadi pilihan terakhirnya, bukan karena kesadaran sedari awal. “Maka, penyelenggaraan seleksi secara bersamaan ini menjadikan para peserta harus sudah memutuskan pilihan sesuai passion-nya dan bukan karena keterpaksaan,” ujarnya.
Guru Besar Teknik Infrastruktur Sipil ITS tersebut menilai secara tidak langsung, dengan sistem yang baru ini, kualitas calon mahasiswa vokasi juga akan lebih baik dibandingkan bila seleksinya dilakukan paling akhir.
“Di samping itu, skema SNMPTN dan SBMPTN tersebut memberikan kemungkinan bagi FV ITS untuk mendapatkan calon mahasiswa dari seluruh Indonesia yang mana agak sulit dilakukan bila memakai skema lama,” katanya.
Lihat Juga: Wiluyo Kusdwiharto Lanjutkan Kepemimpinan Sutopo Kristanto sebagai Ketum IKA ITS 2024-2028
Dengan adanya kebijakan baru ini, mulai tahun ini ITS turut membuka kesempatan lebih luas bagi para calon mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi ke Fakultas Vokasi (FV) ITS melalui tiga pilihan jalur seleksi.
Menurut Direktur Pendidikan ITS Siti Machmudah, pilihan jalur seleksi ini sama dengan mekanisme jalur penerimaan program sarjana. Ketiga jalur tersebut adalah Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dengan kuota 20 %, Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN) kuota 30 % dan sisanya untuk Seleksi Kemitraan dan Mandiri (SKM).
“Dengan total daya tampung untuk SNMPTN sebanyak 176, SBMPTN sebanyak 264, serta SKM sebanyak 440 mahasiswa,” katanya melalui siaran pers, Senin (18/1).
Mengenai perubahan kebijakan mekanisme seleksi ini, Dekan FV ITS Prof Ir Muhammad Sigit Darmawan pun menyambutnya dengan baik. Menurutnya, Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia (FPTVI) sudah lama sekali memperjuangkan perubahan ini.
“Usulan tersebut baru disetujui oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada tahun 2021 ini bersamaan dengan dibentuknya Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,” terang Sigit.
Kebijakan tersebut dinilai Sigit sebagai bentuk kesetaraan antara Pendidikan Akademik dan Vokasi. Melihat selama ini, seleksi masuk Pendidikan Vokasi pada umumnya dilakukan terpisah setelah seleksi Pendidikan Akademik.
Hal tersebut memungkinkan mayoritas peserta memilih vokasi karena terpaksa dan menjadi pilihan terakhirnya, bukan karena kesadaran sedari awal. “Maka, penyelenggaraan seleksi secara bersamaan ini menjadikan para peserta harus sudah memutuskan pilihan sesuai passion-nya dan bukan karena keterpaksaan,” ujarnya.
Guru Besar Teknik Infrastruktur Sipil ITS tersebut menilai secara tidak langsung, dengan sistem yang baru ini, kualitas calon mahasiswa vokasi juga akan lebih baik dibandingkan bila seleksinya dilakukan paling akhir.
“Di samping itu, skema SNMPTN dan SBMPTN tersebut memberikan kemungkinan bagi FV ITS untuk mendapatkan calon mahasiswa dari seluruh Indonesia yang mana agak sulit dilakukan bila memakai skema lama,” katanya.
Lihat Juga: Wiluyo Kusdwiharto Lanjutkan Kepemimpinan Sutopo Kristanto sebagai Ketum IKA ITS 2024-2028
(mpw)