Bantu Pasien Covid-19, UI Kembangkan Alat Bantu Pernafasan HFNC
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tim dari Fakultas Teknik dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bekerja sama dengan RSUP Persahabatan dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengembangkan alat bantu pernapasan High Flow Nasal Cannula (HFNC).
Alat ini bekerja dengan memanfaatkan prinsip high flow oxygen therapy (HFOT) dan ditujukan untuk penanganan pasien positif COVID-19 pada tahap awal. Alat bantu pernafasan HFNC ini telah didemontrasikan dan unjuk fungsi pada 7 Januari lalu di Gedung Pusat Simulasi Respirasi RSUP Persahabatan.
Dalam sambutannya, Dekan FT UI Dr. Ir. Hendri D.S. Budiono, M.Eng. menyampaikan, pengembangan alat HFNC ini merupakan contoh dari kolaborasi antara para pemangku kepentingan di bidang medis dan teknologi.
"Dukungan penuh dari para pemangku kepentingan juga sangat diperlukan untuk mengakselerasi pengerjaan HFNC hingga nanti mendapatkan izin penggunaan dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK),” katanya melalui siaran pers, Senin (18/1).
Alat bantu pernapasan HFNC merupakan alat terapi oksigen aliran tinggi. Metode terapi oksigen aliran tinggi (High Flow Oxygen Therapy, HFOT) merupakan salah satu metode non-infasif yang dapat digunakan untuk membantu pernapasan pasien positif COVID-19 pada tahap awal.
Salah satu cara untuk mengantarkan oksigen aliran tinggi kepada pasien adalah menggunakan canula hidung atau Nasal Cannula, oleh karena itu alat yang bekerja memanfaat prinsip HFOT sering disebut sebagai High Flow Nasal Cannula (HFNC).
Sampai saat ini, Indonesia masih mengandalkan bahan baku impor dan belum ada produk HFNC lokal asli Indonesia yang dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Anggota Tim Pengembangan HFNC UI. Dr. Ing. Ridho Irwansyah menjelaskan, HFNC bekerja dengan cara mengalirkan udara dengan kadar oksigen tinggi (21-100%) dan debit aliran sampai dengan 60 liter/menit.
Aliran dengan kecepatan tinggi ini dilewatkan pada ruang pemanas hingga mengalami kenaikan kelembaban (Relative humidity, RH) serta temperatur hingga mencapai temperatur tubuh pasien. Penyesuaian kelembaban dan temperatur terhadap kondisi pasien ditujukan untuk menjaga kenyamanan pasien
Perwakilan dari RS Persahabatan dr. Yudhaputra Tristanto, M. Kes., menambahkan, alat bantu pernapasan HFNC yang dikembangkan oleh UI ini sangat penting dalam penanganan pasien terutama pasien COVID-19.
"Ada kemungkinan HFNC akan terus terpasang pada pasien hingga lebih dari 20 hari, sehingga keandalan dan daya tahan alat sangat perlu diperhatikan. Harapan saya, UI melakukan pengujian keandalan dan daya tahan pada Pusat Simulasi Respirasi RSUP Persahabatan,” ujarnya.
Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB sangat mengapresiasi pengembangan alat bantu pernapasan HFNC ini. Dia pun berharap, semoga alat ini bisa segera mendapat izin edar dan bisa diproduksi dan dipakai oleh para klinisi utk membantu pasien-pasiennya.
Lihat Juga: Di Tengah Isu Pertemuan dengan Prabowo, Megawati Hadiri Sidang Promosi Doktor Hasto di UI
Alat ini bekerja dengan memanfaatkan prinsip high flow oxygen therapy (HFOT) dan ditujukan untuk penanganan pasien positif COVID-19 pada tahap awal. Alat bantu pernafasan HFNC ini telah didemontrasikan dan unjuk fungsi pada 7 Januari lalu di Gedung Pusat Simulasi Respirasi RSUP Persahabatan.
Dalam sambutannya, Dekan FT UI Dr. Ir. Hendri D.S. Budiono, M.Eng. menyampaikan, pengembangan alat HFNC ini merupakan contoh dari kolaborasi antara para pemangku kepentingan di bidang medis dan teknologi.
"Dukungan penuh dari para pemangku kepentingan juga sangat diperlukan untuk mengakselerasi pengerjaan HFNC hingga nanti mendapatkan izin penggunaan dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK),” katanya melalui siaran pers, Senin (18/1).
Alat bantu pernapasan HFNC merupakan alat terapi oksigen aliran tinggi. Metode terapi oksigen aliran tinggi (High Flow Oxygen Therapy, HFOT) merupakan salah satu metode non-infasif yang dapat digunakan untuk membantu pernapasan pasien positif COVID-19 pada tahap awal.
Salah satu cara untuk mengantarkan oksigen aliran tinggi kepada pasien adalah menggunakan canula hidung atau Nasal Cannula, oleh karena itu alat yang bekerja memanfaat prinsip HFOT sering disebut sebagai High Flow Nasal Cannula (HFNC).
Sampai saat ini, Indonesia masih mengandalkan bahan baku impor dan belum ada produk HFNC lokal asli Indonesia yang dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Anggota Tim Pengembangan HFNC UI. Dr. Ing. Ridho Irwansyah menjelaskan, HFNC bekerja dengan cara mengalirkan udara dengan kadar oksigen tinggi (21-100%) dan debit aliran sampai dengan 60 liter/menit.
Aliran dengan kecepatan tinggi ini dilewatkan pada ruang pemanas hingga mengalami kenaikan kelembaban (Relative humidity, RH) serta temperatur hingga mencapai temperatur tubuh pasien. Penyesuaian kelembaban dan temperatur terhadap kondisi pasien ditujukan untuk menjaga kenyamanan pasien
Perwakilan dari RS Persahabatan dr. Yudhaputra Tristanto, M. Kes., menambahkan, alat bantu pernapasan HFNC yang dikembangkan oleh UI ini sangat penting dalam penanganan pasien terutama pasien COVID-19.
"Ada kemungkinan HFNC akan terus terpasang pada pasien hingga lebih dari 20 hari, sehingga keandalan dan daya tahan alat sangat perlu diperhatikan. Harapan saya, UI melakukan pengujian keandalan dan daya tahan pada Pusat Simulasi Respirasi RSUP Persahabatan,” ujarnya.
Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB sangat mengapresiasi pengembangan alat bantu pernapasan HFNC ini. Dia pun berharap, semoga alat ini bisa segera mendapat izin edar dan bisa diproduksi dan dipakai oleh para klinisi utk membantu pasien-pasiennya.
Lihat Juga: Di Tengah Isu Pertemuan dengan Prabowo, Megawati Hadiri Sidang Promosi Doktor Hasto di UI
(mpw)