Manfaatkan Jerami Padi untuk Produksi Bio-DME, ITB Juara 1 Kompetisi Pertamina
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tim Mahasiswa Teknik Bioenergi dan Kemurgi, Institut Teknologi Bandung (ITB) meraih juara 1 dalam kompetisi Industrial Case Competition Space Up 3.0 2021 yang diselenggarakan oleh PT Pertamina dan Universitas Pertamina .
Tim mahasiswa dari Teknik Bioenergi dan Kemurgi tersebut keluar sebagai juara lewat presentasi dalam bahasa Inggris tentang “Bio-Dimethyl Ether (Bio-DME) from Rice Straw as Renewable Energy Substitute for Liquified Petroleum Gas (LPG)”.
Dalam tulisannya, tim yang beranggotakan Diana Fauziyyah, Evieta Camellia, Anisa Nur Agis, Nabila Zhara dan Bella Hardifa memaparkan teknologi yang dapat dikembangkan untuk memproduksi Bio-DME, bahan bakar yang terbuat dari bahan nabati terbarukan yang dapat digunakan sebagai pengganti LPG.
Ketua Prodi Teknik Bionergi dan Kemurgi Antonius Indarto, ST., M.Eng., Ph.D., menyampaikan apresiasi dan bangga atas capaian tersebut. "Prodi Teknik Bioenergi dan Kemurgi akan selalu mendukung kegiatan dan kreativitas mahasiswa seperti itu," ujarnya seperti dikutip dari laman itb.ac.id, Senin (25/1/2021).
Menurutnya, penggunaan bahan terbarukan berbasis nabati di masa depan diperkirakan akan semakin meningkat dan Indonesia sedang bergerak ke arah tersebut. "Jadi usulan tim tersebut memang sesuai dengan realita dimana kita memiliki sumber daya melimpah misalnya jerami padi," kata Antonius.
Dr. Astri Nur Istyami, selaku pembimbing tim sekaligus staf pengajar di Prodi Teknik Bioenergi dan Kemurgi, menyatakan, Dimetil eter (DME) merupakan senyawa dengan karakteristik yang menyerupai LPG.
Alih-alih menggunakan batu bara yang sudah lazim digunakan sebagai bahan baku DME, tim ini mengusulkan pemanfaatan limbah pertanian yang melimpah di Indonesia sebagai bahan bakunya, yaitu jerami padi.
"Tim ini menyajikan hasil perhitungan dan analisis aspek teknologi, finansial, sosial dan lingkungan dari penerapan produksi DME dari jerami padi,” jelasnya.
Pada lomba tersebut, untuk juara 2 dan 3, juga berhasil diborong oleh dua tim yang berasal dari ITB. Kompetisi ini mengangkat tema mengenai transisi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan (Transisition from Fossil Fuels to Renewable Energy).
"Pada kompetisi ini, diharapkan mahasiswa mampu merancang sebuah solusi yang efektif bagi industri dalam negeri maupun dunia di bidang energi terbarukan," terangnya.
Tim mahasiswa dari Teknik Bioenergi dan Kemurgi tersebut keluar sebagai juara lewat presentasi dalam bahasa Inggris tentang “Bio-Dimethyl Ether (Bio-DME) from Rice Straw as Renewable Energy Substitute for Liquified Petroleum Gas (LPG)”.
Dalam tulisannya, tim yang beranggotakan Diana Fauziyyah, Evieta Camellia, Anisa Nur Agis, Nabila Zhara dan Bella Hardifa memaparkan teknologi yang dapat dikembangkan untuk memproduksi Bio-DME, bahan bakar yang terbuat dari bahan nabati terbarukan yang dapat digunakan sebagai pengganti LPG.
Ketua Prodi Teknik Bionergi dan Kemurgi Antonius Indarto, ST., M.Eng., Ph.D., menyampaikan apresiasi dan bangga atas capaian tersebut. "Prodi Teknik Bioenergi dan Kemurgi akan selalu mendukung kegiatan dan kreativitas mahasiswa seperti itu," ujarnya seperti dikutip dari laman itb.ac.id, Senin (25/1/2021).
Menurutnya, penggunaan bahan terbarukan berbasis nabati di masa depan diperkirakan akan semakin meningkat dan Indonesia sedang bergerak ke arah tersebut. "Jadi usulan tim tersebut memang sesuai dengan realita dimana kita memiliki sumber daya melimpah misalnya jerami padi," kata Antonius.
Dr. Astri Nur Istyami, selaku pembimbing tim sekaligus staf pengajar di Prodi Teknik Bioenergi dan Kemurgi, menyatakan, Dimetil eter (DME) merupakan senyawa dengan karakteristik yang menyerupai LPG.
Alih-alih menggunakan batu bara yang sudah lazim digunakan sebagai bahan baku DME, tim ini mengusulkan pemanfaatan limbah pertanian yang melimpah di Indonesia sebagai bahan bakunya, yaitu jerami padi.
"Tim ini menyajikan hasil perhitungan dan analisis aspek teknologi, finansial, sosial dan lingkungan dari penerapan produksi DME dari jerami padi,” jelasnya.
Pada lomba tersebut, untuk juara 2 dan 3, juga berhasil diborong oleh dua tim yang berasal dari ITB. Kompetisi ini mengangkat tema mengenai transisi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan (Transisition from Fossil Fuels to Renewable Energy).
"Pada kompetisi ini, diharapkan mahasiswa mampu merancang sebuah solusi yang efektif bagi industri dalam negeri maupun dunia di bidang energi terbarukan," terangnya.
(mpw)