JAKARTA - Untuk mencegah penularan Covid-19 disarankan tidak memegang langsung benda di tempat umum misalnya gagang pintu. Lab Sains dan Teknologi Interior, Departemen Desain Interior ITS pun berhasil merancang alat bantu untuk gagang pintu yang diberi nama Handle.it.
Inovasi yang dikerjakan ini ditujukan sebagai bentuk pengabdian masyarakat (Abmas) dalam meminimalisasi penularan virus. Ketua Abmas Lab Sains dan Teknologi Interior ITS Okta Putra Setio Ardianto ST MT, mengungkapkan, pembuatan Handle.it merupakan salah satu upaya mencegah penyebaran virus melalui droplet dari penderita Covid-19 yang lazim terjadi. Baca juga:
Manfaatkan Jerami Padi untuk Produksi Bio-DME, ITB Juara 1 Kompetisi Pertamina
Droplet ini merupakan cairan yang dikeluarkan seseorang dari hidung atau mulut saat bersin, batuk, bahkan berbicara. Cairan ini dapat menempel pada benda-benda di tempat umum seperti gagang pintu.
Menurut Okta, desain alat bantu gagang pintu ini dikembangkan sedemikian rupa sampai dapat digunakan dengan prinsip contactless. Dengan begitu, pintu dapat dibuka dan ditutup dengan lengan ataupun siku tanpa harus dipegang langsung menggunakan tangan.
“Sebenarnya alat bantu gagang pintu seperti ini sudah ada di beberapa negara lain, namun kami mengembangkan desainnya agar bisa sesuai dengan kondisi tempat terpasangnya alat,” katanya melalui siaran pers, Senin (25/1/2021). Baca juga: Hasil Penelitian Mahasiswa UMM, Buah Kiwi Mujarab untuk Obat Stres dan Insomnia
Tak hanya itu, pembuatan alat bantu gagang pintu ini juga menggunakan prinsip design thinking dengan mengembangkan desain baru dari ide hingga pengujian purwarupa menggunakan printer 3D.
Bahan dari alat ini adalah material yang populer dipakai untuk 3D printing, yaitu asam polylactic (PLA+) berwarna solid orange dipadu dengan glow in the dark green. “Alat yang kami buat ini terdiri dari tiga bagian, yaitu main handle, marker, dan secure lock,” jelas dosen Departemen Desain Interior ini.
Dalam pembuatan aksesoris gagang pintu anti Covid-19 ini, dibutuhkan beberapa tahapan. Tahapan pertama adalah pemodelan menggunakan perangkat lunak sketchup, setelah itu masuk ke proses slicing atau mengubah objek menjadi banyak bagian menggunakan ultimaker cura.
Kemudian, tahap selanjutnya adalah proses mencetak purwarupa dan diakhiri dengan proses instalasi hasil purwarupa pada gagang pintu. Dibutuhkan waktu selama tiga minggu untuk proses pengembangan dan dua bulan produksi hingga alat bisa diaplikasikan langsung. “Saat ini, Handle.it telah kami pasang pada area lorong, akses ruang, maupun toilet bangunan di tempat Abmas dilakukan, yaitu gedung Departemen Desain Interior ITS,” ujarnya.
Inovasi yang dikerjakan ini ditujukan sebagai bentuk pengabdian masyarakat (Abmas) dalam meminimalisasi penularan virus. Ketua Abmas Lab Sains dan Teknologi Interior ITS Okta Putra Setio Ardianto ST MT, mengungkapkan, pembuatan Handle.it merupakan salah satu upaya mencegah penyebaran virus melalui droplet dari penderita Covid-19 yang lazim terjadi. Baca juga:
Manfaatkan Jerami Padi untuk Produksi Bio-DME, ITB Juara 1 Kompetisi Pertamina
Droplet ini merupakan cairan yang dikeluarkan seseorang dari hidung atau mulut saat bersin, batuk, bahkan berbicara. Cairan ini dapat menempel pada benda-benda di tempat umum seperti gagang pintu.
Menurut Okta, desain alat bantu gagang pintu ini dikembangkan sedemikian rupa sampai dapat digunakan dengan prinsip contactless. Dengan begitu, pintu dapat dibuka dan ditutup dengan lengan ataupun siku tanpa harus dipegang langsung menggunakan tangan.
Baca Juga:
“Sebenarnya alat bantu gagang pintu seperti ini sudah ada di beberapa negara lain, namun kami mengembangkan desainnya agar bisa sesuai dengan kondisi tempat terpasangnya alat,” katanya melalui siaran pers, Senin (25/1/2021). Baca juga: Hasil Penelitian Mahasiswa UMM, Buah Kiwi Mujarab untuk Obat Stres dan Insomnia
Tak hanya itu, pembuatan alat bantu gagang pintu ini juga menggunakan prinsip design thinking dengan mengembangkan desain baru dari ide hingga pengujian purwarupa menggunakan printer 3D.
Bahan dari alat ini adalah material yang populer dipakai untuk 3D printing, yaitu asam polylactic (PLA+) berwarna solid orange dipadu dengan glow in the dark green. “Alat yang kami buat ini terdiri dari tiga bagian, yaitu main handle, marker, dan secure lock,” jelas dosen Departemen Desain Interior ini.
Dalam pembuatan aksesoris gagang pintu anti Covid-19 ini, dibutuhkan beberapa tahapan. Tahapan pertama adalah pemodelan menggunakan perangkat lunak sketchup, setelah itu masuk ke proses slicing atau mengubah objek menjadi banyak bagian menggunakan ultimaker cura.
Kemudian, tahap selanjutnya adalah proses mencetak purwarupa dan diakhiri dengan proses instalasi hasil purwarupa pada gagang pintu. Dibutuhkan waktu selama tiga minggu untuk proses pengembangan dan dua bulan produksi hingga alat bisa diaplikasikan langsung. “Saat ini, Handle.it telah kami pasang pada area lorong, akses ruang, maupun toilet bangunan di tempat Abmas dilakukan, yaitu gedung Departemen Desain Interior ITS,” ujarnya.
(mpw)
Berita Terkait
- Lansia Belum Masuk Program Vaksinasi, Ini Cara Daftarnya
- Hari ini, 2.098 Orang di Jakarta Positif COVID-19
- Satgas Bentuk Tim Supervisi Perkuat PPKM Mikro di Jawa-Bali, Ini Fungsinya
- Satgas Kirim Tim Supervisi untuk Perkuat PPKM Mikro di 7 Desa, Berikut Daftarnya
- Gowes Bareng, Hasto: PDIP Memang Lebih Aktif Walau Masa Pandemi Covid-19
- Kasus Covid-19 Bertambah 5.560, Berikut Sebaran di 34 Provinsi
- Update Corona: Positif 1.334.634 Orang, 1.142.703 Sembuh dan 36.166 Meninggal
- Satgas: Kasus Covid-19 di Provinsi yang Terapkan PPKM Turun Kecuali Jabar
- Tracing Covid-19, Doni Monardo Ibaratkan Menangkap Harimau di Luar Kandang
- Datangi Surabaya, Mensos Risma Serahkan Bantuan Masker hingga Hand Sanitizer

TULIS KOMENTAR ANDA!