Sampoerna University Gelar Konferensi Dukung Guru Hadapi Era Disrupsi Pendidikan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sampoerna University kembali menghadirkan konferensi teknologi pendidikan (EdTech) Virtual "DisruptED 2021: Before Corona (BC) to After Disease (AD)". Konferensi yang menghadirkan lebih dari 30 pembicara ini akan memberikan informasi dan ilmu kepada guru untuk menemukan strategi dan solusi di era disrupsi.
President of Sampoerna University Dr. Marshall Schott mengatakan, saat ini sedang memasuki era disrupsi pendidikan . Dimana semua lini harus berani keluar dari zona nyaman untuk menemukan strategi inovatif dan solutif.
Oleh karena itu, katanya, meneruskan komitmen Sampoerna University sebagai salah satu inovator pendidikan tinggi di Indonesia serta berkaca dari kesuksesan gelaran tahun lalu, digelar kembali DisruptED Conference sebagai ruang diskusi dan berbagi wawasan mengenai inovasi teknologi pendidikan.
Tahun ini Konferensi DisruptED digelar mulai 5-8 Februari dengan menghadirkan lebih dari 30 pembicara yang terbagi dalam 4 tipe sesi. Tenaga pengajar, penyedia, pengamat, dan aktivis pendidikan diundang berdiskusi mengenai elemen penting dalam menciptakan pengalaman dan program belajar kreatif dan inovatif di era disrupsi pendidikan melalui sesi Fireside Chats.
Mereka juga akan mendapatkan wawasan baru dengan topik variatif dan inventif melalui sesi Keynote dan sesi Spesial Barista bersama para ahli dan praktisi teknologi edukasi ternama, serta meningkatkan kesehatan mental bersama instruktur mindfulness profesional dalam sesi Wellbeing.
Diketahui, krisis pandemi menyumbang perubahan besar bagi sistem pendidikan Indonesia. Lebih dari 60 juta siswa diwajibkan belajar di rumah dan tenaga pengajar harus menyampaikan materi pembelajaran melalui ranah digital. Kemendikbud pun pada Agustus 2020 melaporkan tenaga pengajar masih sulit mengelola PJJ karena keterbatasan kapabilitas IT dan akses komunikasi.
Survei UNESCO di Mei 2020 juga menunjukkan 66% pelajar Indonesia merasa tidak nyaman dan tidak termotivasi selama PJJ dan dapat berpotensi mengalami kecemasan dan depresi.
STEAM Coach Jakarta International School Jane Ross pada sesi Barista Spesial: Developing Content for VR (Oculus Quest-First Steps) mengaku senang bisa berdiskusi dengan para pendidik untuk membahas solusi dalam menciptakan strategi pengajaran inovatif. Terutama di tengah situasi menantang ini, kita harus selalu siap menghadapi berbagai transformasi.
“Harapan saya, melalui DisruptED 2021 saya dapat membantu para tenaga pendidik meningkatkan kualitas belajar daring dan mengembangkan konten pembelajaran melalui pendekatan STEAM, sehingga siswa mendapatkan pengalaman belajar lebih menarik dan imersif,” katanya melalui siaran pers, Jumat (5/2/2021).
Sedangkan Co-Founder Kode Kiddo Meilani Hendrawidjaja menilai, teknologi telah memegang peran penting dalam pengembangan suatu industri, salah satunya dalam mendukung kemajuan masa depan pendidikan. Melalui konferensi ini dia ingin menginspirasi dan mendukung tenaga pendidik Indonesia lebih berani mengambil peran aktif dalam inovasi pendidikan bagi generasi masa depan yang lebih maju.
“Harapan kami di Sampoerna University, DisruptED 2021 dapat mendukung dan membantu tenaga pengajar, penyedia, pengamat, dan aktivis pendidikan siap menghadapi masa depan baru pendidikan Indonesia dengan memanfaatkan teknologi dan kreativitas sebagai instrumen penting dalam kegiatan edukasi,” tutup Head of CETL Sampoerna University Manoharan Karthigasu.
Konferensi DisruptED 2021 terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya. Untuk mendaftar dan mengetahui lebih lanjut dapat mengunjungi http://disrupted.id/DisruptED_ID/registration/ atau melalui media sosial Instagram @sampoerna.university.
President of Sampoerna University Dr. Marshall Schott mengatakan, saat ini sedang memasuki era disrupsi pendidikan . Dimana semua lini harus berani keluar dari zona nyaman untuk menemukan strategi inovatif dan solutif.
Oleh karena itu, katanya, meneruskan komitmen Sampoerna University sebagai salah satu inovator pendidikan tinggi di Indonesia serta berkaca dari kesuksesan gelaran tahun lalu, digelar kembali DisruptED Conference sebagai ruang diskusi dan berbagi wawasan mengenai inovasi teknologi pendidikan.
Tahun ini Konferensi DisruptED digelar mulai 5-8 Februari dengan menghadirkan lebih dari 30 pembicara yang terbagi dalam 4 tipe sesi. Tenaga pengajar, penyedia, pengamat, dan aktivis pendidikan diundang berdiskusi mengenai elemen penting dalam menciptakan pengalaman dan program belajar kreatif dan inovatif di era disrupsi pendidikan melalui sesi Fireside Chats.
Mereka juga akan mendapatkan wawasan baru dengan topik variatif dan inventif melalui sesi Keynote dan sesi Spesial Barista bersama para ahli dan praktisi teknologi edukasi ternama, serta meningkatkan kesehatan mental bersama instruktur mindfulness profesional dalam sesi Wellbeing.
Diketahui, krisis pandemi menyumbang perubahan besar bagi sistem pendidikan Indonesia. Lebih dari 60 juta siswa diwajibkan belajar di rumah dan tenaga pengajar harus menyampaikan materi pembelajaran melalui ranah digital. Kemendikbud pun pada Agustus 2020 melaporkan tenaga pengajar masih sulit mengelola PJJ karena keterbatasan kapabilitas IT dan akses komunikasi.
Survei UNESCO di Mei 2020 juga menunjukkan 66% pelajar Indonesia merasa tidak nyaman dan tidak termotivasi selama PJJ dan dapat berpotensi mengalami kecemasan dan depresi.
STEAM Coach Jakarta International School Jane Ross pada sesi Barista Spesial: Developing Content for VR (Oculus Quest-First Steps) mengaku senang bisa berdiskusi dengan para pendidik untuk membahas solusi dalam menciptakan strategi pengajaran inovatif. Terutama di tengah situasi menantang ini, kita harus selalu siap menghadapi berbagai transformasi.
“Harapan saya, melalui DisruptED 2021 saya dapat membantu para tenaga pendidik meningkatkan kualitas belajar daring dan mengembangkan konten pembelajaran melalui pendekatan STEAM, sehingga siswa mendapatkan pengalaman belajar lebih menarik dan imersif,” katanya melalui siaran pers, Jumat (5/2/2021).
Sedangkan Co-Founder Kode Kiddo Meilani Hendrawidjaja menilai, teknologi telah memegang peran penting dalam pengembangan suatu industri, salah satunya dalam mendukung kemajuan masa depan pendidikan. Melalui konferensi ini dia ingin menginspirasi dan mendukung tenaga pendidik Indonesia lebih berani mengambil peran aktif dalam inovasi pendidikan bagi generasi masa depan yang lebih maju.
“Harapan kami di Sampoerna University, DisruptED 2021 dapat mendukung dan membantu tenaga pengajar, penyedia, pengamat, dan aktivis pendidikan siap menghadapi masa depan baru pendidikan Indonesia dengan memanfaatkan teknologi dan kreativitas sebagai instrumen penting dalam kegiatan edukasi,” tutup Head of CETL Sampoerna University Manoharan Karthigasu.
Konferensi DisruptED 2021 terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya. Untuk mendaftar dan mengetahui lebih lanjut dapat mengunjungi http://disrupted.id/DisruptED_ID/registration/ atau melalui media sosial Instagram @sampoerna.university.
(mpw)