Blended Learning, Inovasi Metode Pembelajaran Kreatif di Tengah Pandemi

Rabu, 10 Februari 2021 - 10:17 WIB
loading...
Blended Learning, Inovasi...
Murid belajar lewat konsep blended learning yang dinilai menghadirkan fleksibilitas pembelajaran yang tidak pernah dirasakan murid sebelumnya. Foto/Istimewa
A A A
BANDUNG - Pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia sejak sekitar setahun lalu telah mengubah cara hidup masyarakat, termasuk metode pembelajaran bagi sekolah dan anak. Jika dulu kegiatan belajar-mengajar lazim dilakukan secara tatap muka, namun kini muncul metode dalam jaringan (daring) atau online.

Ternyata, metode pembelajaran daring ini juga mendorong konsep blended learning atau campuran antara online dan luar jaringan (luring) lahir lebih cepat dari yang direncanakan oleh pemerintah.



Kepala Sekolah Murid Merdeka (SMM), Laksmi Mayesti W mengatakan, konsep blended learning pada dasarnya bertujuan untuk menghadirkan fleksibilitas pembelajaran yang tidak pernah dirasakan murid sebelumnya.

"Anak mempunyai kesempatan untuk mengeksplorasi belajar daring secara luas sesuai minatnya, tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan kebutuhan dan keterampilan sosial lewat pertemuan luring dengan guru dan teman," tutur Laksmi dalam keterangannya, Rabu (9/2/2021).

Menurut dia, SMM memilih untuk memadukan pembelajaran daring dan luring agar menjadi landasan sekolah di masa depan. Dia memandang, perkembangan teknologi yang sangat pesat akan membuat anak semakin banyak berinteraksi dengan aktivitas online yang cukup beragam.

Baca juga: Ini Kuota KIP Kuliah 2021 yang Disediakan Kemendikbud untuk Mahasiswa


Maka dalam penerapan blended learning, kata Laksmi, SMM mengedepankan proses pembelajaran yang menghadirkan solusi bagi murid dengan menerapkan metodologi yang menyenangkan, bukan menakutkan serta membosankan. "Selain itu, metodologi yang diterapkan juga mesti bermakna dan berkaitan dengan konteks/aplikasi di kehidupan sehari-hari," ujarnya.

Metodologi yang menyenangkan dan bermakna tersebut merupakan bagian dari penerapan kurikulum SMM yang berbasis kompetensi dengan enam program kategori pembelajaran, yakni sains, sosial, numerasi, literasi, dan seni untuk mengembangkan potensi para murid.

Laksmi menjelaskan, keenam program kategori tersebut direalisasikan dengan metodologi menyenangkan supaya anak dapat belajar memahami konsep dengan cara mencari tahu sendiri melalui praktikum menggunakan tool kit yang dikirimkan ke rumah murid.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2243 seconds (0.1#10.140)