UGM Resmi Distribusikan 2.021 Unit GeNose C-19 ke Seluruh Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Universitas Gadjah Mada (UGM) resmi mendistribusikan 2.021 alat pendeteksi virus Corona dengan hembusan nafas yang dibuat UGM, GeNose C-19 ke seluruh Indonesia.
Alat ini nantinya akan digunakan untuk screening Covid-19 pada fasilitas pelayanan kesehatan, instansi pemerintahan, institusi pendidikan, perusahaan, serta beberapa fasilitas umum lainnya.
Rektor UGM Prof. Ir Panut Mulyono mengatakan, sejak mengantongi izin edar UGM telah berupaya agar GeNose dapat segera diproduksi dan didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan alat deteksi awal Covid-19. Terutama di fasilitas-fasilitas umum.
“Masyarakat dari mana-mana sudah bertanya kapan bisa memakai GeNose. Dengan dukungan semua pihak produksi massal dapat kita lakukan dan hari ini akan kita distribusikan,” katanya dalam acara pelepasan GeNose di Science Technopark UGM seperti dikutip dari laman resmi UGM di ugm.ac.id, Selasa (2/3)
Dengan upaya ini, diharapkan UGM dapat turut berkontribusi mempercepat penanganan pandemi serta pemulihan sektor-sektor yang terdampak. “Harapan kami GeNose betul-betul dapat membantu pemerintah dalam usaha pemulihan ekonomi melalui pemulihan kesehatan. Mari kita dukung agar Indonesia cepat menjadi lebih baik dan perekonomian tumbuh kembali,” kata Rektor.
Distribusi GeNose dilakukan melalui 5 perusahaan yang telah ditunjuk, yaitu PT. Graha Rekayasa Utama, PT. Global Systech Medika, PT. Sigma Andalan Nusa, PT. Dunia Kecantikan Indonesia, dan PT. Indofarma Global Medika.
Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM, Dr. Hargo Utomo menerangkan, pada tahap awal distribusi GeNose belum ditujukan bagi pemesan pribadi. Namun diprioritaskan terutama bagi pemesan dari kalangan institusi untuk memperluas jangkauan screening.
“Tahap pertama bukan personal tapi untuk instansi, terutama yang berkaitan dengan kesehatan, pelayanan publik, edukasi, dan korporasi. Setelah itu nanti untuk keperluan lainnya,” terangnya.
Hargo menambahkan, selain 2.021 unit yang telah siap didistribusikan, ratusan unit lainnya ditargetkan dapat mulai didistribusikan dalam minggu ini. Sebagian besar penerima GeNose C19 terkonsentrasi di Jawa, dan sebagian pengiriman ditujukan ke Kalimantan dan Sulawesi. Namun, dalam waktu mendatang diharapkan distribusi GeNose dapat mencapat daerah-daerah lainnya dan bahkan hingga ke negara lain.
Salah satu penemu GeNose C19, Dr. dr. Dian K. Nurputra, menerangkan saat ini GeNose C19 sudah diinspeksi kembali oleh Kementerian Kesehatan dan mendapatkan pengakuan cara uji klinis yang baik dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan.
“GeNose sudah layak beredar sejak diakui oleh Kementerian Kesehatan melalui pemberian izin penggunaan darurat dan yang terbaru Kementerian Perhubungan juga telah menerbitkan aturan mengenai GeNose sebagai syarat perjalanan,” terang Dian.
Tingkat akurasi GeNose, lanjut Dian, berkisar antara 93-95 %. GeNose C19 yang melalui fase-fase pengembangan, pengujian, dan penyempurnaan produk, kini telah mulai digunakan di sejumlah fasilitas publik, termasuk di stasiun kereta api dan rumah sakit.
Lihat Juga: Prof Ichlasul Amal Meninggal Dunia, Rektor UGM: Beliau Banyak Memberi Kontribusi untuk Kampus
Alat ini nantinya akan digunakan untuk screening Covid-19 pada fasilitas pelayanan kesehatan, instansi pemerintahan, institusi pendidikan, perusahaan, serta beberapa fasilitas umum lainnya.
Rektor UGM Prof. Ir Panut Mulyono mengatakan, sejak mengantongi izin edar UGM telah berupaya agar GeNose dapat segera diproduksi dan didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan alat deteksi awal Covid-19. Terutama di fasilitas-fasilitas umum.
“Masyarakat dari mana-mana sudah bertanya kapan bisa memakai GeNose. Dengan dukungan semua pihak produksi massal dapat kita lakukan dan hari ini akan kita distribusikan,” katanya dalam acara pelepasan GeNose di Science Technopark UGM seperti dikutip dari laman resmi UGM di ugm.ac.id, Selasa (2/3)
Dengan upaya ini, diharapkan UGM dapat turut berkontribusi mempercepat penanganan pandemi serta pemulihan sektor-sektor yang terdampak. “Harapan kami GeNose betul-betul dapat membantu pemerintah dalam usaha pemulihan ekonomi melalui pemulihan kesehatan. Mari kita dukung agar Indonesia cepat menjadi lebih baik dan perekonomian tumbuh kembali,” kata Rektor.
Baca Juga
Distribusi GeNose dilakukan melalui 5 perusahaan yang telah ditunjuk, yaitu PT. Graha Rekayasa Utama, PT. Global Systech Medika, PT. Sigma Andalan Nusa, PT. Dunia Kecantikan Indonesia, dan PT. Indofarma Global Medika.
Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM, Dr. Hargo Utomo menerangkan, pada tahap awal distribusi GeNose belum ditujukan bagi pemesan pribadi. Namun diprioritaskan terutama bagi pemesan dari kalangan institusi untuk memperluas jangkauan screening.
“Tahap pertama bukan personal tapi untuk instansi, terutama yang berkaitan dengan kesehatan, pelayanan publik, edukasi, dan korporasi. Setelah itu nanti untuk keperluan lainnya,” terangnya.
Hargo menambahkan, selain 2.021 unit yang telah siap didistribusikan, ratusan unit lainnya ditargetkan dapat mulai didistribusikan dalam minggu ini. Sebagian besar penerima GeNose C19 terkonsentrasi di Jawa, dan sebagian pengiriman ditujukan ke Kalimantan dan Sulawesi. Namun, dalam waktu mendatang diharapkan distribusi GeNose dapat mencapat daerah-daerah lainnya dan bahkan hingga ke negara lain.
Salah satu penemu GeNose C19, Dr. dr. Dian K. Nurputra, menerangkan saat ini GeNose C19 sudah diinspeksi kembali oleh Kementerian Kesehatan dan mendapatkan pengakuan cara uji klinis yang baik dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan.
“GeNose sudah layak beredar sejak diakui oleh Kementerian Kesehatan melalui pemberian izin penggunaan darurat dan yang terbaru Kementerian Perhubungan juga telah menerbitkan aturan mengenai GeNose sebagai syarat perjalanan,” terang Dian.
Tingkat akurasi GeNose, lanjut Dian, berkisar antara 93-95 %. GeNose C19 yang melalui fase-fase pengembangan, pengujian, dan penyempurnaan produk, kini telah mulai digunakan di sejumlah fasilitas publik, termasuk di stasiun kereta api dan rumah sakit.
Lihat Juga: Prof Ichlasul Amal Meninggal Dunia, Rektor UGM: Beliau Banyak Memberi Kontribusi untuk Kampus
(mpw)