Setahun Covid-19, Perguruan Tinggi Lahirkan Beribu Inovasi demi Cegah Pandemi

Selasa, 02 Maret 2021 - 22:22 WIB
loading...
Setahun Covid-19, Perguruan Tinggi Lahirkan Beribu Inovasi demi Cegah Pandemi
Menristek/Kepala BRIN Bambang P.S Brodjonegoro dalam acara Peringatan 1 Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia. Foto/Neneng Zubaidah
A A A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah 1 tahun melanda Indonesia. Meski banyak menimbulkan kerugian, namun pandemi ini juga melahirkan banyak penelitian dan produk inovasi dari perguruan tinggi dalam penanganan pandemic Covid-19 di tanah air.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional ( Menristek/Kepala BRIN ) Bambang P.S Brodjonegoro mengatakan, Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 yang telah dibentuk institusinya tidak hanya terdiri dari peneliti dari berbagai lembaga penelitian. Namun, ada sejumlah peneliti yang datang dari perguruan tinggi di Indonesia.



Bahkan, setelelah satu tahun berkiprah, justru konsorsium tersebut banyak melahirkan hasil penelitian yang mayoritas dari perguruan tinggi. "Justru dari perguruan tinggi tersebut lahir berbagai produk yang variasinya cukup besar, khususnya terkait pencegahan pandemi Covid-19,” katanya pada Peringatan 1 Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia secara daring, Selasa (2/3).

Bambang menuturkan, produk yang dihasilkan peneliti dari perguruan tinggi di konsorsium itupun sangat beragam. Misalnya alat perlindungan diri (APD), pembuatan imunomodulator, suplemen, sampai kepada alat deteksi skrining virus Corona. Termasuk penelitian terapi steam cell untuk penanganan pasien Covid-19 dan juga pengembangan vaksin.

“Di vaksin sendiri dari 6 yang aktif saat ini 4 itu perguruan tinggi, 2 dari lembaga penelitian. Jadi peran perguruan tinggi itu sangat luar biasa besar,” ungkapnya.



Mantan menteri perencanaan pembangunan nasional ini juga menyebutkan peran perguruan tinggi itu juga terwujud di beberapa rumah sakit pendidikan yang juga terlibat dalam penanganan pasien Covid-19.

Diketahui, untuk pengembangan vaksin Merah Putih saat ini tengah dikerjakan oleh sejumlah lembaga. Perguruan tinggi yang terlibat dalam pembuatan vaksin Merah Putih di antaranya Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga dan Universitas Gadjah Mada.

Berdasarkan data Kemenristek/BRIN, produk yang telah dihasilkan perguruan tinggi yang tergabung dalam Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 itu seperti GeNose C-19 yang dihasilkan UGM. Adapula alat deteksi CePad yang dihasilkan Unpad sebagai alat deteksi virus SARS-CoV-2 kualitatif menggunakan spesimen swab nasofaring manusia. UGM juga membuat produk rapid tes yang dinamakan Rapid Tes RI-GHA.



Selanjutnya, UI yang juga tergabung dalam konsorsium riset dan inovasi Covid-19 juga menghasilkan ventilator portabel yakni Ventilator Transport Covent-20. Selain UI, Unpad juga menghasilkan ventilator Xvent XMV20 Frontliner. Sementara produk dari Universitas Negeri Surabaya yakni Robot KECE.

Berikutnya adalah Autonomous UVC Mobile Robot (AUMR) yang dibuat Universitas Telkom. Ada pula Purifier/Respirator PAPR yang dibuat Universitas Al Azhar Indonesia.

Rektor UGM Panut Mulyono berpendapat, pandemi Covid-19 yang telah setahun melanda dunia termasuk Indonesia telah mengubah banyak hal. Pandemi, katanya, juga telah memaksa kita untuk berubah dengan mengadaptasi kebiasaan-kebiasaan baru untuk melawannya seperti penerapan 3M.

“Di sisi lain, pandemi telah mempersatukan, memperkuat solidaritas dan kepedulian, membangkitkan kembali jiwa gotong-royong kita dan juga memacu kreativitas dan inovasi,” katanya ketika dihubungi SINDOnews, Selasa (2/3).

Hal ini, ujarnya, dibuktikan dengan hasil kerja sama riset antar perguruan tinggi dengan para mitra di bidang penemuan vaksin dan obat, alat-alat kesehatan, dan usaha-usaha pemulihan ekonomi yang membuahkan banyak hasil yang patut dibanggakan.

“Perguruan tinggi telah berkontribusi untuk mengatasi pandemi serta dampak-dampak yang dibawanya. Perguruan tinggi melalui para penelitinya turut menangani dampak pandemi di bidang kesehatan melalui pengembangan produk inovasi berbasis riset,” imbuhnya.

Dia menyebutkan, beberapa produk di antaranya ventilator, alat deteksi cepat pasien Covid-19 berbasis senyawa organik volatil pada nafas pasien yang dinamakan GeNose, alat deteksi cepat Covid-19 RI-GHA 19, thermal gate scanner, bilik swab pintar, alat sterilisasi masker, serta sejumlah produk inovasi lainnya.

“Jika modal sosial, kreativitas, inovasi, dan kolaborasi yang telah mendapat momentum dari pandemi Covid-19 ini dapat terus dipertahankan dan dikembangkan di masa normal nanti, tidak tertutup kemungkinan bahwa bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang berdaya saing tinggi,” pungkasnya.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2244 seconds (0.1#10.140)