Tim Spektronics ITS Kembali Unjuk Ketangguhan di Kompetisi Internasional
loading...
A
A
A
Lomba yang dikhususkan untuk calon process engineer ini diadakan secara daring seutuhnya. Dimulai dari seleksi proposal hingga presentasi karya. Permulaan Tim Spektronics pun tidak berjalan terlalu mulus. Disebabkan pandemi, tahun lalu seluruh lomba prototipe mobil kimia yang hendak diikuti harus dihentikan.
Oleh karenanya, anggota tim yang berasal dari angkatan 2019 masih belum memiliki pengalaman sama sekali. Hingga seminggu sebelum penutupan, Michael dan tim harus mengejar demi menyelesaikan segala berkas administrasi, paper singkat, desain mobil 3D, serta videonya.
Hari utama kompetisi yang diadakan pada Jumat (12/3), menitikberatkan 60 % penilaian pada presentasi dan 40 % sisanya pada poster. Ketika itu, kendala yang mereka temui ialah dari aspek ekonomi mobil karyanya. Juri sempat berkomentar tentang mahalnya harga PEM fuel cell yang harus diimpor dari Amerika Serikat.
Akan tetapi, setelah melihat performa dan keawetannya, harga mahal tersebut tentunya sebanding. “Apalagi, fuel cell yang kami pakai ini telah kami gunakan selama tiga tahun dan performanya masih sangat maksimal,” tambah Michael.
Tantangan lain yang dihadapi tim ialah ketika harus memaksimalkan 40 % penilaian dari poster yang membutuhkan banyak suara. “Namun, karena bantuan yang sangat luar biasa dari tim non-technical Spektronics dengan mengajak teman-teman ITS lainnya, kami mampu menjadi juara di kompetisi Chem-E-Car PGD UI 2021 ini,” ungkap pemuda 21 tahun tersebut.
Ke depannya, Spektronics ITS akan terus berinovasi dan berusaha untuk mengembangkan hasil risetnya ke skala yang lebih besar sehingga dapat diaplikasikan. Michael mengaku, ia juga telah membuat rentetan daftar rencana penelitian bersama tim.
Oleh karenanya, anggota tim yang berasal dari angkatan 2019 masih belum memiliki pengalaman sama sekali. Hingga seminggu sebelum penutupan, Michael dan tim harus mengejar demi menyelesaikan segala berkas administrasi, paper singkat, desain mobil 3D, serta videonya.
Hari utama kompetisi yang diadakan pada Jumat (12/3), menitikberatkan 60 % penilaian pada presentasi dan 40 % sisanya pada poster. Ketika itu, kendala yang mereka temui ialah dari aspek ekonomi mobil karyanya. Juri sempat berkomentar tentang mahalnya harga PEM fuel cell yang harus diimpor dari Amerika Serikat.
Akan tetapi, setelah melihat performa dan keawetannya, harga mahal tersebut tentunya sebanding. “Apalagi, fuel cell yang kami pakai ini telah kami gunakan selama tiga tahun dan performanya masih sangat maksimal,” tambah Michael.
Tantangan lain yang dihadapi tim ialah ketika harus memaksimalkan 40 % penilaian dari poster yang membutuhkan banyak suara. “Namun, karena bantuan yang sangat luar biasa dari tim non-technical Spektronics dengan mengajak teman-teman ITS lainnya, kami mampu menjadi juara di kompetisi Chem-E-Car PGD UI 2021 ini,” ungkap pemuda 21 tahun tersebut.
Ke depannya, Spektronics ITS akan terus berinovasi dan berusaha untuk mengembangkan hasil risetnya ke skala yang lebih besar sehingga dapat diaplikasikan. Michael mengaku, ia juga telah membuat rentetan daftar rencana penelitian bersama tim.
(mpw)