Tim Sapuangin ITS Raih Juara di Autonomous Programming SEM Asia 2021

Senin, 05 April 2021 - 17:53 WIB
loading...
Tim Sapuangin ITS Raih...
Penyerahan Juara II Kompetisi Autonomous Programming Shell Eco Marathon (SEM) Asia 2021 kepada Tim Sapuangin ITS secara daring. foto/ITS
A A A
SURABAYA - Tim Sapuangin ITS raih prestasi gemilang. Dengan mengembangkan jalur lintasan dan skema mengemudi melalui programming, tim kebanggaan ITS berhasil meraih juara kedua di kompetisi Autonomous Programming Shell Eco Marathon (SEM) Asia 2021.

Di lomba ini Tim Sapuangin ITS lebih menunjukkan performa Divisi Electrical-nya. Ketua Divisi (Kadiv) Electrical Tim Sapuangin ITS Muhammad Samsul Arifin mengatakan, timnya mengembangkan jalur lintasan, persepsi, serta algoritma kontrol untuk kendaraan otonom pada perlombaan ini dengan menggunakan Robot Operating System (ROS) versi Melodic.



Lebih lanjut, paparnya, kode yang telah dibuat dari ROS kemudian dijalankan menggunakan Microsoft Airsim pada unrealengine. Samsul menyebutkan, bahasa pemrograman yang digunakan adalah bahasa C++ dan Phyton dengan basis sistem operasi Ubuntu Linux 18.04.

Mahasiswa semester delapan Departemen Teknik Fisika tersebut juga mengaku bahwa karya yang dilombakan ini merupakan karya baru yang belum pernah dibuat Tim Sapuangin sebelumnya. “Tim kami benar-benar memulai dari nol dalam membangun simulasi untuk kompetisi ini,” katanya melalui siaran pers, Senin (5/4).

Walaupun baru kali pertama mengikuti perlombaan sejenis Autonomous Programming ini, Tim Sapuangin ITS tetap berhasil membuktikan kebolehannya.



Staff External Relation Tim Sapuangin ITS Rida Ayu Arfianti menambahkan, kompetisi SEM Asia 2021 yang biasanya diadakan secara luring dialihkan menjadi daring karena pandemi.

Kompetisi ini berlangsung pada bulan Januari-Maret 2021. Sebulan sebelum kompetisi, tim yang terdiri dari 32 anggota ini telah mempersiapkan banyak hal mulai dari mempelajari peraturan kompetisi, mempersiapkan kebutuhan tempat, hingga perangkat keras yang dibutuhkan.

Akan tetapi, diungkapkan Rida, situasi pandemi dan lockdown kampus pada saat itu membuat aktivitas serta komunikasi tim terbatas secara daring saja. Selain itu, pada awalnya, spesifikasi perangkat keras untuk mengikuti kompetisi ini sempat menjadi kendala.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2208 seconds (0.1#10.140)