2 Mahasiswa UNS Ulas Manuskrip Melayu Kuno di Forum Internasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dua mahasiswa Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengulas manuskrip Melayu kuno dalam forum internasional. Mereka adalah Delima Novitasari dan Bayu Aji Prasetya yang saat ini duduk di semester akhir.
Dalam acara International Conference Scripts in Asia yang diadakan oleh Asian Center University of the Philipinnes, mereka mempresentasikan mengenai Kitab Pengajaran. Konferensi internasional yang berlangsung pada 27-28 April ini diikuti oleh berbagai pakar dan peneliti dari berbagai universitas ternama di dunia.
Setelah melalui proses seleksi, artikel yang dikirim oleh Bayu dan Delima berhasil lolos menjadi salah satu artikel yang dipresentasikan dalam forum tersebut. Delima menjelaskan bahwa Kitab Pengajaran merupakan manuskrip Melayu yang ditulis tahun 1794.
“Jadi, Kitab Pengajaran ini naskah Melayu yang isinya ajaran moral dalam kehidupan sehari-hari. Isi naskah ini relevan dengan ajaran Al-Qur’an dan hadis, tapi bahasanya lebih sederhana karena menggunakan bahasa sehari-hari,” jelas Delima dikutip dari laman resmi UNS di uns.ac.id, Kamis (29/4).
Ia menambahkan, naskah Kitab Pengajaran ini merupakan koleksi Perpustakaan British, Inggris yang mereka akses melalui laman perpustakaan tersebut.
“Naskah ini menggunakan aksara Jawi, bisa diakses oleh siapa saja di web bl.uk. Kebetulan sudah ditransliterasi dan diteliti oleh Bayu di skripsinya, jadi informasi mengenai kesejarahan maupun isi teks tidak perlu mengulang lagi dari awal. Kami cuma ambil beberapa poin atau isi naskah ini untuk dibuat makalah,” tambahnya.
Makalah yang mereka buat menonjolkan empat poin utama, antara lain bersikap jujur, membayar utang, menjauhi riba, dan bersyukur.
“Poin-poin ini kami jabarkan, kemudian kami relevansikan dengan permasalahan yang ada pada saat ini. Contohnya mengenai membayar utang, pada zaman dulu saja sudah diajarkan untuk membayar utang, seharusnya sekarang yang lebih modern masyarakat lebih peka akan hal tersebut. Tidak hanya utang uang saja, melainkan juga utang janji atau perkataan,” imbuhnya.
Delima dan Bayu mengaku sangat senang karena dapat bersanding dengan berbagai professor, doktor, dosen, pakar, dan peneliti dari universitas-universitas ternama di dunia.
Beberapa universitas tersebut antara lain University of Leiden, Harvard University, Stanford University, University of Hamburg, University of California, Australian University, Yale University, Universty of the Philipinnes, dan universitas ternama lainnya.
“Kesan jadi pemakalah tentu senang dan merasa mendapat tantangan baru karena pertama kali menjadi pemakalah di event internasional dengan peserta mayoritas profesor dan doktor sedangkan kami masih mahasiswa,” ungkapnya.
Dalam acara International Conference Scripts in Asia yang diadakan oleh Asian Center University of the Philipinnes, mereka mempresentasikan mengenai Kitab Pengajaran. Konferensi internasional yang berlangsung pada 27-28 April ini diikuti oleh berbagai pakar dan peneliti dari berbagai universitas ternama di dunia.
Setelah melalui proses seleksi, artikel yang dikirim oleh Bayu dan Delima berhasil lolos menjadi salah satu artikel yang dipresentasikan dalam forum tersebut. Delima menjelaskan bahwa Kitab Pengajaran merupakan manuskrip Melayu yang ditulis tahun 1794.
“Jadi, Kitab Pengajaran ini naskah Melayu yang isinya ajaran moral dalam kehidupan sehari-hari. Isi naskah ini relevan dengan ajaran Al-Qur’an dan hadis, tapi bahasanya lebih sederhana karena menggunakan bahasa sehari-hari,” jelas Delima dikutip dari laman resmi UNS di uns.ac.id, Kamis (29/4).
Ia menambahkan, naskah Kitab Pengajaran ini merupakan koleksi Perpustakaan British, Inggris yang mereka akses melalui laman perpustakaan tersebut.
“Naskah ini menggunakan aksara Jawi, bisa diakses oleh siapa saja di web bl.uk. Kebetulan sudah ditransliterasi dan diteliti oleh Bayu di skripsinya, jadi informasi mengenai kesejarahan maupun isi teks tidak perlu mengulang lagi dari awal. Kami cuma ambil beberapa poin atau isi naskah ini untuk dibuat makalah,” tambahnya.
Makalah yang mereka buat menonjolkan empat poin utama, antara lain bersikap jujur, membayar utang, menjauhi riba, dan bersyukur.
“Poin-poin ini kami jabarkan, kemudian kami relevansikan dengan permasalahan yang ada pada saat ini. Contohnya mengenai membayar utang, pada zaman dulu saja sudah diajarkan untuk membayar utang, seharusnya sekarang yang lebih modern masyarakat lebih peka akan hal tersebut. Tidak hanya utang uang saja, melainkan juga utang janji atau perkataan,” imbuhnya.
Delima dan Bayu mengaku sangat senang karena dapat bersanding dengan berbagai professor, doktor, dosen, pakar, dan peneliti dari universitas-universitas ternama di dunia.
Beberapa universitas tersebut antara lain University of Leiden, Harvard University, Stanford University, University of Hamburg, University of California, Australian University, Yale University, Universty of the Philipinnes, dan universitas ternama lainnya.
“Kesan jadi pemakalah tentu senang dan merasa mendapat tantangan baru karena pertama kali menjadi pemakalah di event internasional dengan peserta mayoritas profesor dan doktor sedangkan kami masih mahasiswa,” ungkapnya.
(mpw)