Gandeng Banyak Industri, Ini Potensi Karir Lulusan Prodi Fisika IPB University
loading...
A
A
A
JAKARTA - Program Studi (Prodi) Fisika di bawah naungan Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University ini memiliki kurikulum K2020 yang selaras dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Kurikulum ini adaptif dan terhubung dengan dunia industri dan profesional melalui pelibatan dosen tamu dari kalangan profesional industri maupun lembaga penelitian dalam pengajarannya.
Departemen Fisika saat ini memiliki dua prodi yaitu Program S1 Fisika dan Program S2 Biofisika. Keduanya saat ini memiliki akreditasi A dari BAN Perguruan Tinggi. Departemen Fisika juga terbagi dalam 3 konsentrasi keilmuan yaitu Fisika Teori, Biofisika dan Fisika Terapan.
Keilmuan Fisika di institusi yang fokus di bidang pertanian dan agromaritim membuat riset di Departemen Fisika menjadi unik dan memiliki keunggulan tersendiri dibanding yang lain.
Riset di ketiga divisi tersebut menghasilkan berbagai inovasi dan produk yang mendukung ilmu-ilmu hayati untuk ketahanan pangan, energi, medis dan pendidikan.
“Reputasi internasional yang tercatat hingga Februari 2021, jumlah artikel terindeks scopus atas nama dosen Fisika IPB University sebanyak 592 artikel dengan jumlah sitasi total sebanyak 1.724,” ucap Dr R Tony Ibnu Sumaryada selaku Ketua Departemen Fisika IPB University melalui siaran pers, Selasa (4/5/2021).
Riset yang dilakukan di Departemen Fisika biasanya terkait pengembangan biofisika medik seperi sintesis, karakterisasi dan uji performa biomaterial untuk aplikasi medis seperti tulang dan gigi buatan, komputasi biofisika dan pemodelan molekuler.
Seperti simulasi dinamika molekul dan penambatan molekul. Ada juga pengembangan model matematika dan fisika dari proses biologi seperti model interaksi glukosa-insulin, model mekanisme penyerapan obat pada skala molekuler, komputasi perancangan obat (drug design).
Pengembangan energi baru dan terbarukan seperti biofuel, bioenergy, turbin angin, dan sel surya baik secara eksperimen maupun modeling juga dilakukan. Dan ada juga pengembangan material fungsional berbasis bahan alam seperti helm dan rompi antipeluru berbasis biokomposit, biosensor.
Di era Revolusi 4.0, pengembangan instrumentasi elektronik dan jaringan termasuk robotik dan IoT (internet of things) untuk berbagai aplikasi teknologi terkini berbasis internet dan aplikasi terus di tingkatkan.
Penelitian yang sifatnya multidisiplin atau transdisiplin membuat konsep dasar fisika dapat diterapkan untuk membantu menyelesaikan berbagai masalah serta mewarnai riset-riset di berbagai bidang terutama yang terkait ilmu-ilmu hayati.
“Hal ini membuat dosen fisika memiliki rasio PFR (Publication to Faculty Ratio) yang cukup tinggi di IPB University yaitu 2.65 (satu dosen rata rata memiliki 2.65 artikel scopus per tahun) di tahun 2020. Nilai PFR ini jauh melebihi target nasional dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang hanya 0.5. Artinya kita telah mencapai lebih dari lima kali lipatnya,” ujarnya.
Beragam inovasi juga telah dan terus dikembangkan Departemen Fisika. Situasi pandemi COVID-19 menjadi inspirasi tersendiri dalam pengembangan model fisika prediksi epidemiologi terkait penyebaran COVID-19.
Secara umum lulusan program sarjana Fisika IPB University juga terserap di berbagai bidang dari mulai peneliti, dosen, guru, software engineer, IT specialist, pengusaha di bidang energi dan instrumentasi, field engineer di bidang minyak dan gas bumi, pegawai bank, wiraswasta dan lainnya.
Kurikulum ini adaptif dan terhubung dengan dunia industri dan profesional melalui pelibatan dosen tamu dari kalangan profesional industri maupun lembaga penelitian dalam pengajarannya.
Departemen Fisika saat ini memiliki dua prodi yaitu Program S1 Fisika dan Program S2 Biofisika. Keduanya saat ini memiliki akreditasi A dari BAN Perguruan Tinggi. Departemen Fisika juga terbagi dalam 3 konsentrasi keilmuan yaitu Fisika Teori, Biofisika dan Fisika Terapan.
Keilmuan Fisika di institusi yang fokus di bidang pertanian dan agromaritim membuat riset di Departemen Fisika menjadi unik dan memiliki keunggulan tersendiri dibanding yang lain.
Riset di ketiga divisi tersebut menghasilkan berbagai inovasi dan produk yang mendukung ilmu-ilmu hayati untuk ketahanan pangan, energi, medis dan pendidikan.
“Reputasi internasional yang tercatat hingga Februari 2021, jumlah artikel terindeks scopus atas nama dosen Fisika IPB University sebanyak 592 artikel dengan jumlah sitasi total sebanyak 1.724,” ucap Dr R Tony Ibnu Sumaryada selaku Ketua Departemen Fisika IPB University melalui siaran pers, Selasa (4/5/2021).
Riset yang dilakukan di Departemen Fisika biasanya terkait pengembangan biofisika medik seperi sintesis, karakterisasi dan uji performa biomaterial untuk aplikasi medis seperti tulang dan gigi buatan, komputasi biofisika dan pemodelan molekuler.
Seperti simulasi dinamika molekul dan penambatan molekul. Ada juga pengembangan model matematika dan fisika dari proses biologi seperti model interaksi glukosa-insulin, model mekanisme penyerapan obat pada skala molekuler, komputasi perancangan obat (drug design).
Pengembangan energi baru dan terbarukan seperti biofuel, bioenergy, turbin angin, dan sel surya baik secara eksperimen maupun modeling juga dilakukan. Dan ada juga pengembangan material fungsional berbasis bahan alam seperti helm dan rompi antipeluru berbasis biokomposit, biosensor.
Di era Revolusi 4.0, pengembangan instrumentasi elektronik dan jaringan termasuk robotik dan IoT (internet of things) untuk berbagai aplikasi teknologi terkini berbasis internet dan aplikasi terus di tingkatkan.
Penelitian yang sifatnya multidisiplin atau transdisiplin membuat konsep dasar fisika dapat diterapkan untuk membantu menyelesaikan berbagai masalah serta mewarnai riset-riset di berbagai bidang terutama yang terkait ilmu-ilmu hayati.
“Hal ini membuat dosen fisika memiliki rasio PFR (Publication to Faculty Ratio) yang cukup tinggi di IPB University yaitu 2.65 (satu dosen rata rata memiliki 2.65 artikel scopus per tahun) di tahun 2020. Nilai PFR ini jauh melebihi target nasional dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang hanya 0.5. Artinya kita telah mencapai lebih dari lima kali lipatnya,” ujarnya.
Beragam inovasi juga telah dan terus dikembangkan Departemen Fisika. Situasi pandemi COVID-19 menjadi inspirasi tersendiri dalam pengembangan model fisika prediksi epidemiologi terkait penyebaran COVID-19.
Secara umum lulusan program sarjana Fisika IPB University juga terserap di berbagai bidang dari mulai peneliti, dosen, guru, software engineer, IT specialist, pengusaha di bidang energi dan instrumentasi, field engineer di bidang minyak dan gas bumi, pegawai bank, wiraswasta dan lainnya.
(mpw)