Dosen Unair Beri Tips Menulis Karya Tulis Ilmiah

Senin, 21 Juni 2021 - 21:37 WIB
loading...
Dosen Unair Beri Tips Menulis Karya Tulis Ilmiah
Universitas Airlangga (UNAIR). Foto/Dok/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Melalui webinar Langkah Jitu Menulis Karya Tulis Ilmiah yang diselenggarakan BEM Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga (Unair), Dosen FPK Eka Saputra memaparkan beberapa alasan penting mahasiswa atau peneliti untuk memiliki keterampilan menulis.

Beberapa alasan tersebut di antaranya sebagai kontribusi pada Iptek, mengatasi kelemahan komunikasi lisan, secara teknis dapat dijadikan dasar penelitian masa mendatang dan sebagai alasan praktis sebagai nilai kredit.



Ia juga menuturkan, penelitian tidak bersifat tetap, melainkan akan terus berkembang. Karena itu, keterampilan menulis menjadi modal sangat penting bagi penelitian. “Selama bumi ini masih berputar, maka penelitian tidak akan berhenti. Hal itu akan tetap berubah terus menerus,” katanya dilansir dari laman resmi Unair di unair.ac.id, Senin (21/6).

Eka berpendapat setiap karya ilmiah wajib memenuhi format dan persyaratan yang ditentukan. Karya ilmiah sebaiknya disusun secara sistematis dan runtut. Ia juga mengingatkan pada penyusunan inti yang harus seimbang. Perancangan kerangka tulisan (outline) sebaiknya dilakukan pada tahap awal penyusunan karya ilmiah.

Langkah awal dalam penulisan karya ilmiah adalah menemukan ide kreatif. Menurut Eka, ide kreatif dapat muncul jika memperbanyak literasi. Namun, tidak hanya sekadar membaca literatur tersebut, melainkan harus mengklasifikasikannya dalam bentuk 5W+1H agar memudahkan menemukan ide-ide yang dapat ditulis.



Diperlukan juga mengetahui tempat atau situasi aktivitas yang dapat memicu ide kreatif untuk menulis. “Jadi, kita bukan hanya banyak membaca, tapi kita mengklasifikasikan dalam bentuk 5W+1H,” ungkapnya.

Eka menuturkan terkait penentuan ide perlu dikaji secara mendalam latar belakang dari ide tersebut. Selain itu perlu dipertimbangkan solusi apa saja yang pernah muncul pada penelitian sebelumnya, setelah itu baru memikirkan ide solusinya. Catat semua solusi yang pernah ditawarkan maupun yang sudah dilakukan.

“Pencatatan itu berfungsi agar kita tidak mengulangi sesuatu yang telah dilakukan,” tegasnya.

Latar belakang penyusunan karya ilmiah sebaiknya ditulis secara singkat, menjelaskan apa dan mengapa terkait tema yang kita pilih. Eka menegaskan, jangan lari dari masalah, justru kita harus menyelesaikan masalah tersebut.

Masalah merupakan kunci keberhasilan suatu karya ilmiah. Permasalahan juga dapat berupa pertanyaan atau pernyataan yang diajukan untuk mencari jawaban. “Usahakan latar belakang tersebut tidak bertele-tele hingga sepuluh lembar, buat seefisien mungkin,” cetusnya.

Perlu juga diperhatikan indikator masalah yang dikaji. Menurut Eka permasalahan yang diangkat harus cukup penting dan menarik minat untuk dikaji. Masalah tersebut juga harus masih berada dalam jangkauan kompetensi dan ekonomi penulis. Masalah yang diangkat juga dapat berupa permasalahan yang belum ada solusi sepenuhnya.

Mengungkap masalah harus secara ringkas dan menggunakan bahasa yang jelas. Pembahasan dari persoalan tersebut jangan sampai menjiplak orang lain, harus orisinil, aktual, dan faktual. Bobot permasalahan dan pembahasan harus bernilai manfaat bagi kepentingan umum.

“Ingat, yang membaca karya ilmiah ini bukan hanya anak perikanan (misalnya). Mungkin saja tukang becak, adik kalian yang belum sekolah misalnya,” katanya.

“Kita harus setiap saat mencatat permasalahan dan ide yang muncul di sekitar kita, apapun itu bentuknya,” pungkasnya.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1480 seconds (0.1#10.140)