Singkirkan 99 Universitas Ternama, Tim Mahasiswa UGM Raih Emas di IEI2C 2021
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang menamakan dirinya Tim Eko Engineer berhasil meraih Gold Medal pada Indonesia Education International Innovative Competition (IEI2C) 2021 yang diselenggarakan oleh Indonesian Federation Publisher of Research Innovation (IFPRI).
Tim ini beranggotakan Mayradaffa Adyudya (S1 Teknik Mesin 2019), Rakhmat Eko Saputro (S1 Teknik Nuklir 2019), Resa Wardana Saputra (S1 Teknik Kimia 2019), Reyhan Faiz Barley (S1 Teknik Fisika 2019), dan Rizal Qoirul Mustofa (S1 Teknik Mesin 2019).
Kompetisi IEI2C dilaksanakan secara daring pada 25 Mei – 24 Juni 2021 dengan 99 anggota tim dari berbagai universitas dan sekolah menengah dari dalam dan luar negeri.
Tim Eko Engineer yang dibimbing oleh Ahmad Agus Setiawan, ST., M.Sc., Ph.D. ini menulis karya ilmiah berjudul “Renewable Energy Technology Innovation: Floating Photovoltaic-Vertical Axis Wind Turbine As A Source Of Energy Treatment Seawater Using Reverse Osmosis Method For Solution Of Clean Water Problems In The Coastal Area Of Beach, Pacitan Regency”.
“Ide untuk merancang inovasi ini berawal dari permasalahan air bersih pada daerah tepi pantai. Usulan inovasi yang diajukan sebagai solusi atas permasalahan tersebut ialah sistem sumber energi terbarukan berbasis Hybrid Floating Photovoltaic-Vertical Axis Wind Turbine sebagai sumber energi pengolahan air bersih menggunakan sistem reverse osmosis,” terang Resa dilansir dari laman resmi UGM di ugm.ac.id, Selasa (13/7).
Resa memaparkan penggunaan sistem Hybrid Floating Photovoltaic-Vertical Axis Wind Turbine didasarkan kepada potensi daerah Pacitan yang memiliki potensi energi surya dan energi angin yang cukup baik. Inovasi ini terdiri dari 3 buah panel surya dengan ukuran 1m x 1,6m serta 3 buah turbin angin berjenis Savonius-Darrieus Wind Turbine yang disusun secara seri.
Ia menambahkan dari hasil kalkulasi yang telah dilakukan, untuk menyuplai energi reverse osmosis berkapasitas 1000 L dengan kebutuhan energi 10 kWh/hari diperlukan 1 buah modul Hybrid Floating Photovoltaic-Vertical Axis Wind Turbine. Dengan energi yang dibangkitkan sebesar 12.38 kWh/hari.
Tim Eko Engineer berharap inovasi yang diusungkan ini dapat mendukung terimplementasinya poin SDGs berupa SDG no 7 (Renewable Energy). Selain itu, bentuk inovasi juga bisa jadi pertimbangan untuk pengembangan energi terbarukan lainnya dalam rangka optimalisasi elektrifikasi di seluruh Indonesia.
Lihat Juga: Anak Pemulung Ini Raih Penghargaan dari Kemenpora di Momen Sumpah Pemuda, Berikut Kisahnya
Tim ini beranggotakan Mayradaffa Adyudya (S1 Teknik Mesin 2019), Rakhmat Eko Saputro (S1 Teknik Nuklir 2019), Resa Wardana Saputra (S1 Teknik Kimia 2019), Reyhan Faiz Barley (S1 Teknik Fisika 2019), dan Rizal Qoirul Mustofa (S1 Teknik Mesin 2019).
Kompetisi IEI2C dilaksanakan secara daring pada 25 Mei – 24 Juni 2021 dengan 99 anggota tim dari berbagai universitas dan sekolah menengah dari dalam dan luar negeri.
Tim Eko Engineer yang dibimbing oleh Ahmad Agus Setiawan, ST., M.Sc., Ph.D. ini menulis karya ilmiah berjudul “Renewable Energy Technology Innovation: Floating Photovoltaic-Vertical Axis Wind Turbine As A Source Of Energy Treatment Seawater Using Reverse Osmosis Method For Solution Of Clean Water Problems In The Coastal Area Of Beach, Pacitan Regency”.
“Ide untuk merancang inovasi ini berawal dari permasalahan air bersih pada daerah tepi pantai. Usulan inovasi yang diajukan sebagai solusi atas permasalahan tersebut ialah sistem sumber energi terbarukan berbasis Hybrid Floating Photovoltaic-Vertical Axis Wind Turbine sebagai sumber energi pengolahan air bersih menggunakan sistem reverse osmosis,” terang Resa dilansir dari laman resmi UGM di ugm.ac.id, Selasa (13/7).
Resa memaparkan penggunaan sistem Hybrid Floating Photovoltaic-Vertical Axis Wind Turbine didasarkan kepada potensi daerah Pacitan yang memiliki potensi energi surya dan energi angin yang cukup baik. Inovasi ini terdiri dari 3 buah panel surya dengan ukuran 1m x 1,6m serta 3 buah turbin angin berjenis Savonius-Darrieus Wind Turbine yang disusun secara seri.
Ia menambahkan dari hasil kalkulasi yang telah dilakukan, untuk menyuplai energi reverse osmosis berkapasitas 1000 L dengan kebutuhan energi 10 kWh/hari diperlukan 1 buah modul Hybrid Floating Photovoltaic-Vertical Axis Wind Turbine. Dengan energi yang dibangkitkan sebesar 12.38 kWh/hari.
Tim Eko Engineer berharap inovasi yang diusungkan ini dapat mendukung terimplementasinya poin SDGs berupa SDG no 7 (Renewable Energy). Selain itu, bentuk inovasi juga bisa jadi pertimbangan untuk pengembangan energi terbarukan lainnya dalam rangka optimalisasi elektrifikasi di seluruh Indonesia.
Lihat Juga: Anak Pemulung Ini Raih Penghargaan dari Kemenpora di Momen Sumpah Pemuda, Berikut Kisahnya
(mpw)