FSGI: Harus Ada Kajian Valid Bila Sekolah Kembali Dibuka

Kamis, 28 Mei 2020 - 12:02 WIB
loading...
FSGI: Harus Ada Kajian...
Kalangan guru masih menanti keputusan Kemendikbud mengenai kepastian pembukaan sekolah di tahun ajaran baru pada pertengahan Juli 2020. Foto/SINDOphoto
A A A
JAKARTA - Kalangan guru masih menanti keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengenai kepastian pembukaan sekolah di tahun ajaran baru pada pertengahan Juli 2020. Sebab, pihak sekolah maupun guru juga harus mempersiapkan dan menyesuaikan kegiatan belajar mengajar dengan ‘Normal Baru’ di masa pandemi COVID-19.

Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) meyakini tidak ada masalah bila tahun ajaran baru 2020/2021 tetap dimulai Juli mendatang. Namun, harus didukung dengan kajian yang valid dan terukur mengenai daerah mana saja yang bisa menggelar belajar tatap muka. (Baca juga: Corona Belum Tuntas, Ikatan Dokter Sarankan Siswa Tetap Belajar di Rumah)

“Hanya zona hijau saja yang dibuka dan belajar tatap muka. Tapi, harus ada kepastian mana saja daerah yang masuk zona hijau. Kalau data itu sudah valid dan terukur, tidak masalah untuk dibuka. Namun tetap mengikuti protokol kesehatan yang ketat,” kata Wakil Sekretaris Jenderal FSGI, Satriwan Salim kepada SINDOnews, Kamis (28/5/2020).

Ada beberapa catatan FSGI terkait pertimbangan pemerintah membuka sekolah atau tetap belajar melalui jarak jauh. Pertama, jika memang kasus COVID-19 sudah melandai dan aman serta didukung dengan pernyataan para ahli, maka harus ada kepastian tentang pembukaan sekolah.

Sayangnya, Satriwan mengaku masih ragu dengan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah. Menurutnya, komunikasi yang terjalin masih buruk alias tidak sejalan.

“Jangan sampai pemerintah pusat dan daerah sudah siap dengan zona hijau, tapi Dinas Pendidikan dan sekolah belum siap dengan infrastruktur tadi. Jadi, koordinasinya harus jelas dari pusat, daerah sampai ke kepala sekolah,” imbuh dia.

Terkait itu, ia meminta harus ada mekanisme yang dipersiapkan sekolah untuk menggelar belajar tatap muka. Khusus zona hijau, maka sekolah-sekolah harus menyediakan fasilitas seperti hand sanitizer di depan setiap ruangan hingga penyediaan alat pelindung diri (APD) untuk kondisi darurat jika sewaktu-waktu ada yang diketahui terinfeksi COVID-19.

“Artinya, sekolah juga mengikuti protokol kesehatan secara ketat. Asalkan, fasilitas tadi sudah terpenuhi,” jelasnya.

Jika pemerintah masih ragu-ragu, lanjut Satriwan, maka harus menambah masa pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama 3 hingga 6 bulan berikutnya. Namun, harus juga didata kembali daerah mana saja yang kesulitan dengan sistem PJJ tersebut.

Berdasarkan laporan yang diterima FSGI, masih ada beberapa wilayah yang minim fasilitas listrik dan internet. Misalnya, Cianjur dan Garut di Jawa Barat. Kemudian, di Bima, Nusa Tenggara Barat.

“Bahkan di Kota Bogor, ada 11 persen siswa yang masih belajar luar jaringan (luring), tidak PJJ online. Jadi, yang tidak terlayani selama ini adalah mereka yang belajar luring atau offline,” terang dia.

Karena itu, FSGI berharap pemerintah pusat dan daerah harus memperhatikan kondisi daerah yang terbatas fasilitas internet dan listrik. Termasuk memberikan insentif kepada para guru di daerah tersebut. ( )

“Guru harus ngajar di rumah siswa yang tidak terjamah listrik dan internet, termasuk yang tidak gawai. Tapi, mereka juga butuh ongkos ke sana. Bisa menggunakan dari relaksasi dana BOS,” terang dia.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
5 Ucapan Selamat Nyepi...
5 Ucapan Selamat Nyepi 2025 untuk Teman Sekolah, Momen Mempererat Hubungan dengan Sahabat
Kemendikdasmen Pantau...
Kemendikdasmen Pantau Kesiapan Daerah Menuju SPMB 2025
Apakah Emil Audero Pernah...
Apakah Emil Audero Pernah Sekolah di Indonesia? Ini Informasi Lengkapnya
Jadwal Libur Lebaran...
Jadwal Libur Lebaran 2025 untuk Anak Sekolah, Masuk Kembali 9 April
Ini Dua Model Pembangunan...
Ini Dua Model Pembangunan Sekolah Rakyat
Mendikdasmen Abdul Muti...
Mendikdasmen Abdul Mu'ti Sebut Sekolah Rakyat Butuh 60 Ribu Guru
Besok Hari Pertama Sekolah...
Besok Hari Pertama Sekolah di Bulan Ramadan 2025, Cek Jadwal Selengkapnya
Sekolah Rakyat akan...
Sekolah Rakyat akan Dibuka Tahun Ini, Konsepnya Boarding School
Mantan Mendikbud Mohammad...
Mantan Mendikbud Mohammad Nuh Ditunjuk sebagai Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat
Rekomendasi
Siapa Uday Rabie? Warga...
Siapa Uday Rabie? Warga Palestina yang Berani Mendemo Hamas hingga Diculik serta Disiksa hingga Tewas
Sinopsis Sinetron Preman...
Sinopsis Sinetron Preman Pensiun 9 Eps 33: Perang yang Belum Usai
ChatGPT Tambah 1 Juta...
ChatGPT Tambah 1 Juta Pengguna Baru dalam Satu Jam setelah Tren Studio Ghibli
Zaskia Gotik Melahirkan...
Zaskia Gotik Melahirkan Anak Ketiga Berjenis Kelamin Laki-laki
Siapa Bajinder Singh?...
Siapa Bajinder Singh? Pendeta yang Dijuluki sebagai Nabi Dipenjara Seumur Hidup karena Memperkosa Jemaatnya
Garap Series VISION+,...
Garap Series VISION+, Jay Sukmo Beberkan Cerita di Balik Culture Shock
Berita Terkini
SPMB 2025 Dibuka Mei,...
SPMB 2025 Dibuka Mei, Ini Jadwal Resmi Pengganti PPDB dari Kemendikdasmen
1 jam yang lalu
Biaya Kuliah Kedokteran...
Biaya Kuliah Kedokteran di 5 PTN Pulau Sumatera Jalur Mandiri 2025: Unand, Unsri, USK, USU, dan Unri
3 jam yang lalu
Profil Pendidikan Ray...
Profil Pendidikan Ray Sahetapy, Aktor Legendaris Indonesia
6 jam yang lalu
FKH Unair Masuk 100...
FKH Unair Masuk 100 Besar Dunia di QS WUR 2025: Satu-Satunya di Indonesia!
8 jam yang lalu
7 Perguruan Tinggi di...
7 Perguruan Tinggi di Indonesia yang Punya Hutan Kampus, Luasnya Berhektare-hektare
9 jam yang lalu
Riwayat Pendidikan Maxime...
Riwayat Pendidikan Maxime Bouttier, Aktor Tampan yang Baru Melamar Luna Maya
1 hari yang lalu
Infografis
Donald Trump Marah Besar...
Donald Trump Marah Besar kepada Vladimir Putin, Ada Apa?
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved